Setahun yang lalu teman saya
pernah bercerita mau membuat apartement di Jombang. Apartemen ini
rencananya terdiri dari 3 lantai dan dibangun diatas tanah seluas 400
m2. Mendengar rencana teman saya ini;
saya merasa agak aneh. Yang saya tahu;
apartement biasanya dibangun sangat tinggi; paling tidak terdiri dari 10
lantai; dibangun diatas tanah yang cukup luas; karena harus menyediakan
fasilitas umum. Karena merasa agak aneh; kemudian saya bertanya; apakah
feasible membangun apartemen tersebut; apalagi tempatnya di daerah Jombang.
Sangat feasible; jawabnya mantap penuh keyakinan. Berapa kamar dibangunnya ?
Ternyata dibangun 3 lantai dan per lantainya hanya 1 kamar. Saya kemudian
menduga bahwa apartemen ini disiapkan untuk para peziarah makam Gus Dur atau
paling tidak disiapkan untuk para tamu yang mau ngaji. Karena Jombang memang terkenal banyak pondok
pesantren yang hebat hebat dan dikunjungi banyak orang. Jadi nanti kamarnya dibuat
kayak “pondokan”; hanya digelari karpet dan disiapkan bantal, Tanya saya. Ternyata tidak usah disiapkan karpet; apalagi
bantal. Karena ternyata teman saya ini
hanya membangun satu bangunan besar untuk “penghuni” burung wallet. Burung yang
air liurnya sangat mahal; lebih mahal daripada harga bensin. Memangnya sekarang
sudah ada burung yang menghuni disitu; Tanya saya lagi. Belum sama sekali;
karena bangunan itu didirikan diatas tanah kosong. Yakin akan ada burung wallet
yang mau tinggal disitu ? Tanya saya lebih jauh. Sangat yakin, jawabnya mantap.
Saya mendirikan bangunan itu dengan niat baik. Hasil dari sarang burung wallet
ini akan saya sumbangkan sepenunya kepada yayasan pendidikan. Dengan niat yang
baik ini; masak Tuhan tidak mau mengarahkan burung burung wallet untuk tinggal
disitu kalau saya minta nanti. Satu jawaban penuh keyakinan. Keyakinan akan
janji Nya. Meskipun saya belum tahu hasil dari apartemen ini; namun saya
menyaksikan sendiri usaha teman saya sekarang luar biasa majunya. Seakan akan Tuhan menuangkan banyak
sekali rejeki Nya kepada dia.
Keyakinan yang serupa; banyak
saya temukan di twitter. Ada beberapa
orang yang mempersilakan orang2 yang berpuasa di hari Senin dan Kamis untuk
berbuka puasa dengan gratis di rumah makan tertentu. Caranya begitu mudah;
setelah makan; pergi ke kasir dan
bilang saya puasa hari ini. Dan
kasirpun tidak akan meminta bayaran.
Ketika ada yang Tanya bagaimana kalau ada orang yang mengaku berpuasa;
padahal sebenarnya tidak berpuasa.
Dijawab : Tuhan Maha Tahu; begitu singkat dan penuh keyakinan. Apakah
Tidak Rugi ? Tuhan memberikan limpahan
rejekinya melalui orang lain. Rumah Makan ini semakin laris dan bisa buka
beberapa cabang. Tuhan memenuhi janji Nya.
Keyakinan ada di dalam hati.
Keyakinan menumbuhkan antuiasme dan menumbuhkan semangat. Didalam kitab suci
banyak disebutkan 2 kata yang berurutan yang tidak pernah dibalik. 2 kata itu
adalah Beriman dan Beramal sholeh. Beriman dulu; yakin dulu; baru bertindak;
beramal sholeh. Dulu, ketika kami mempresentasikan sesuatu di hadapan Pak
Robby. Sebelum Pak Robby menyatakan persetujuannya selalu didahului dengan
pertanyaan; Apakah kamu yakin ini bisa atau apakah kamu yakin ini bakal baik;
dan pertanyaan semacamnya.
Hati yang yakin akan
memerintahkan semua organ tubuh untuk mengikutinya, semua akan menyelaraskan
dengan keyakinan hati. Sel sel tubuh akan mendukung apa yang diyakini hatinya.
Orang yang yakin akan tercermin dari sorot matanya; dari bahasa tubuhnya;
demikian sebaliknya.
Didalam konteks kerjasama. Orang
perlu meyakinkan orang lain untuk mengikuti kehendaknya. Dengan keyakinan yang
mantap didalam hati; hati akan memancarkan gelombang yang akan mempengaruhi
orang lain. Orang yang tidak yakin akan
mengalami kesulitan meyakinkan orang lain.
Keyakinan bisa dibentuk melalui
berbagai cara. Pertama, melalui bukti nyata. Seeing is believeing. Dengan
melihat sendiri maka orang akan percaya. Banyak proposal yang dimintakan
persetujuan harus dipending karena yang menyetujui mau melihat proyeknya
terlebih dahulu. Kedua; melalui bukti
logika. Orang baru yakin kalau memang
sesuai dengan logikanya. Dia menganut
teori kebenaran. Ketiga; melaui
pengalaman. Keempat melalui dogma
agama. Orang yang percaya penuh pada
Tuhannya, maka dia akan mudah mempercayai firman Nya. Apa yang difirmankan
pastilah benar. Keyakinan melalui dogma
agama adalah yang paling sulit dibentuk namun akan menjadi keyakinan yang
sangat kokoh. Hal ini karena sebagian besar masih di tataran ghoib. Semestinya kalau kita yakin Tuhan Maha Benar;
maka tidak akan timbul keraguan untuk mengikuti firman Nya.
Marilah kita uji diri kita. Ketika kita akan menghadapi ujian. Kita akan
mengatakan kalau lulus maka kita akan bersedekah; ataukah; kita akan mengatakan
kita bersedekah terlebih dahulu agar kita bisa lulus. Kita termasuk golongan
yang mana ?
Tuhan menantang kita, Wani piro ?
Semoga menginspirasi ( KSB 070712
(