Elang
adalah burung yang sangat kuat. Dia
mempunyai paruh yang sangat panjang dan kuat, yang mampu merobek daging
mangsanya dengan mudah. Dia mempunyai kedua kaki yang kuat yang dilengkapi
dengan kuku kuku yang sangat tajam yang mampu mencengkeram mangsanya sampai tidak
bisa berkutik. Dia juga mempunyai sepasang sayap yang panjang dan lebar yang
mampu membawanya terbang sangat tinggi dan melintasi batas negara. Dia juga
dikenal dengan burung yang berumur panjang, bisa hidup 70 tahun.
Dengan
kelebihan kelebihannya itu; tidak heran bila banyak cerita yang dibuat dengan inspirasi burung elang nan perkasa
ini. Dibawah ini saya akan cuplikan satu cerita lagi mengenai burung elang.
Diceritakan;
ada seekor anak ayam yang berteman baik dengan seekor burung elang. Sejak kecil
dia di bina dan dilatih oleh burung elang ini. Sikap, sifat dan tingkah lakunya
persis seperti burung elang.
Untuk
mengejar sesuatu dia lebih suka terbang daripada lari. Dia lebih suka bertengger di atas pohon
daripada jalan di atas tanah. Dia juga sudah mulai pandai mengintai. Dia
mencari makan dari satu tempat ke tempat yang lain yang saling berjauhan tidak
hanya sekedar di satu halaman/lapangan.
Ayam
ini juga sering diajak terbang tinggi oleh burung elang. Hal ini membuat kedua
sayapnya menjadi lebih kuat. Tubuhnya menjadi lebih keras dan kuat. Dia
sekarang lebih lincah. Lincah dalam memburu mangsanya maupun menghindari
bahaya.
Pada
suatu hari, ketika dia dan burung elang itu terbang tinggi, mereka melihat ada
kandang sapi yang penuh dengan rumput dan jagung. Mereka kemudian menukik turun
menghampiri kandang sapi itu. Mereka
hinggap di atas genting kandang itu. Dilihatnya Pak Tani sedang memberi makan
sapi. Di cacahnya rumpuh itu menjadi potongan potongan kecil. Lalu di
masukkanlah jagung dan beberapa makannan ternak buatan pabrik. Adonan itu
kemudian dicampur sedikit air dan kemudian diberikannya kepada sapi. Tidak lupa
ditaruhnya juga seember air untuk minum sapi.
Melihat
kejadian itu; ayam pun berkata kepada
burung elang. Enak benar hidup sapi itu. Tidak perlu bersusah payah mencari
makan. Tidak perlu terbang kesana
kemari. Hanya tinggal di dalam kandang yang beratap; tidak kena panas dan hujan
lagi. Kita ini untuk makan saja harus terbang; mengintai dan menerkam mangsa.
Hidup penuh dengan perjuangan.
Tapi
kita hidupnya bebas merdeka. Mau kemana saja bisa terserah kita. Jawab burung
elang. Sapi itu hidupnya sepenuhnya tergantung pada kehendak Pak Tani. Lanjut burung elang. Jadi belum tentu
juga sapi itu merasa bahagia. Kalau tidak percaya, ayo kita turun dan tanyakan
kepada sapi itu.
Kemudian
mereka turun dan bertanya kepada sapi, bagaimana jadual kegiatan dia sehari
hari. Dijelaskan oleh sapi bahwa dia mempunyai jadual yang rutin. Setiap pagi
hari dia diajak oleh Pak Tani keluar kandang menuju ke sungai untuk dimandikan.
Setelah mandi dia di ikat di sebatang pohon di pekarangan rumah. Dia diberikan
makan rumput yang utuh. Agak siangan lagi dia dibawa ke kandang dan disiapin
makanan adonan dan diberikan minum air yang dicampur garam. Kemudian dia tidur siang
dan sore diberikan makan lagi. Malam hari didekat kandang di bakar rumpuh2
kering untuk mengusir nyamuk. Jadi menurut saya sih enak banget. Lihat nih
badanku gemuk khan. Begitu cerita sapi.
Mendengar
promosi sapi, hati ayam menjadi bimbang. Bolehkah aku ikut tinggal disini
katanya kepada sapi. Oh .. boleh saja. Kamu bisa tinggal disini. Makanannya
sangat enak. Kamu juga bisa makan sepuasnya.
Jangan
tinggal disini, kamu akan menjadi makhluk yang terpenjara, kata burung elang.
Hidupmu akan tidak bebas lagi. Tetap bersamaku saja. kita bisa kesana kemari
sekendak hati kita. Bujuk burung elang.
Akhirnya
ayampun memilih tinggal bersama sapi di kandang itu. Hidupnya kemudian tidak
banyak lagi dipakai terbang. Dia tinggal dikurungan didalam kandang sapi. Makanannya
dijatah. Hidupnya dikuasai oleh Pak Tani. Memang dia tidak kekuarangan makan,
bahkan bisa dibilang hidupnya bergelimang makanan; tidak ada bahaya yang
mengancam. Baru sebulan saja berat tubuhnya menjadi dua kali lipat.
Suatu
saat, dia dikeluarkan dari kandang. Anak Pak Tani inipun mau menangkapnya. Dia
berusaha berlari, namun langkahnya menjadi kaku; tidak selincah dahulu.
Kewaspadaannya hilang karena selama ini merasa aman. Mau terbang terasa berat
dan sayapnya juga susah digerakkan. Akhirnya ayam inipun gampang ditangkap.
Demikianlah
hukum alam yang berlaku juga bagi manusia. Orang yang hidupnya penuh
perjuangan, badannya akan lincah bergerak. Otaknya akan lincah mencari akal.
Nalurinya akan terasah dengan baik. Emosinya akan terjaga. Orang tipe ini tidak
gampang menyerah. Tidak juga gampang terserang penyakit. Mereka mempunyai
adaptabiliy yang sangat baik.
Orang
yang hidupnya penuh perjuangan tidak berarti orang itu belum sukses. Hidup
penuh perjuangan adalah pilihan seseorang. Coba kita perhatikan mereka yang
sudah sangat berhasil. Apakah hidupnya sudah tidak penuh perjuangan ? Apakah
hidupnya enak enakan ? Tidak !!! Mereka tetap
bekerja lebih keras dari kita. Mereka tidur lebih sedikit dari kita. Meskipun
mereka mempunyai kekayaan yang sangat banyak; namun mereka tidak memilih
bersantai; tidak memilih berpangku tangan. Mereka tetap memilih bekerja keras.
Bekerja keras untuk siapa ? Bukan untuk dirinya dan keluarganya saja. Mereka
bekerja keras juga untuk orang lain.
Seorang
teman saya yang sudah sangat berhasil pernah curhat kepada saya, bagaimana dia
harus berfikir keras dan bekerja keras demi kelangsungan hidup perusahaannya
yang menjadi tumpuan 12.000 orang karyawan. Kalau saya teledor; kalau saya
salah memutuskan, 12.000 karyawan atau 36.000 orang termasuk keluarga karyawan
akan terpengaruh. Demikian keprihatinan beliau. Kalau hanya untuk keluarga
saya, Insya Allah sudah cukup Pak, tambahnya.
Beliau
sangat mempunyai kesempatan dan alasan untuk bersantai tapi bukan itu yang
dipilih. Yang dipilih adalah tetap kerja keras demi orang lain !!!
Semoga
menginspirasi …