Banyak
orang awam terhenyak kaget ketika Dahlan Iskan diangkap sebagai Dirut PLN.
Mereka meragukan kemampuan Dahlan Iskan karena beliau tidak punya pengetahuan
mengenai kelistrikan dan tidak punya pengalaman jualan stroom. Bagaimana orang
yang tidak tahu mengenai apa yang diproduksi dan dijual menjadi nahkoda
perusahaan itu ? Begitu kira kira yang ada difikiran mereka.
Disisi
lain, banyak juga orang yang sangat yakin PLN akan menjadi sangat bagus dibawah
kepemimpinan Dahlan Iskan. Mereka berpendapat bahwa sebagai orang nomor satu di
PLN, Dahlan Iskan tidak perlu tahu detail mengenai kelistrikan. Yang diperlukan
adalah kemampuan kepemimpinannya. Pengetahuan kelistrikannya hanya diperlukan
besarannya saja, yang pokok pokok saja dan itupun dapat dilakukan sambil jalan.
Kalau detail kelistrikannya serahkan saja pada manager yang dibawahnya.
Robby
Johan yang tidak mempunyai pengalaman pilot, tidak mempunyai pengalaman menjadi
pegawai perusahaan penerbangan, tahu tahu di tunjuk sebagai CEO Garuda. Satu
perusahaan penerbangan yang sedang mengalamai masalah saat itu. Dan
ternyata berhasil !!! Kemudian
dilanjutkan oleh Emirsyah Satar sampai sekarang, sampai Garuda menjadi
perusahaan penerbangan kebanggaan Indonesia; yang meraih penghargaan banyak
sekali, yang saat ini telah mengalamahkan Malaysian Airlines.
Arwin
Rasyid adalah contoh yang lainnya. Dia pernah ditunjuk sebagai CEO Telkom,
perusahaan telpon. Padahal dia sebelumnya belum pernah punya pengalaman kerja
di perusahaan telpon. Dan juga berhasil !!!
Contoh
contoh diatas sering dipertanyakan oleh masyarakat awam. Kemudian berkembang
menjadi dugaan dugaan atau prasangka,
jangan jangan memang ada unsur KKN. Namun setelah terbukti berhasil orang
kemudian tidak meributkannya lagi. Meskipun masih juga memendam pertanyaan, apa
sih pertimbangannya untuk mengangkat orang orang yang tidak punya pengalaman di
bidangnya ?
Kredibilitas.
Itulah jawabannya. Orang orang tersebut
mempunyai track record yang sangat bagus. Dia secara konsisten membuktikan
kemampuannya. Dia secara terus menerus menuai sukses di banyak bidang. Itulah
yang menjadikan yang berwenang mengangkat mereka. Percaya atas kemampuan
mereka.
Contoh
sehari hari dilingkungan kita. Ada pegawai yang kalau dikasih tugas selalu
beres. Penuh tanggung jawab. Nah kalau ada tugas yang sangat mendesak, orang
ini pasti ditunjuk pertama kali. Dan kalau hasilnya bagus, semua orang akan
mengatakan pantaslah, dia yang mengerjakan !!!
Namun
sebaliknya, kalau orang itu tidak pernah beres dalam mengerjakan sesuatu, dan
kemudian memang gagal menyelesaikan tugas, orang akan mengatakan, sudah diduga
sebelumnya, gitu koq dikasih dia sih ….
Kalau toh berhasil menyelesaikan; orang malah meragukan dengan
mengatakan, siapa yang bantu ?
Begitulah
kredibilitas. Kredibilitas dibangun dari
kepercayaan personal ( Personal Trust ). Bagaimana cara membangunnya ?
Pertama,
bangunlah kesuksesan demi kesuksesan.
Kesuksesan besar selalu berawal dari kesuksesan kesuksesan kecil. Atlit
pengangkat besi tidak mungkin bisa langsung mengangkat barbel yang berat.
Mereka melalui latihan latihan. Mulai dari barbel yang ringan, kemudian
meningkat dan meningkat terus.
Dulu
ketika kita masih kecil, kita merasa kewalahan untuk mengangkat barang seberat
5 kg dan sekarang terasa sangat ringan mengangkat barang yang sama. Ini bukan
berarti berat barangnya yang turun, namun karena kemampuan kita yang meningkat.
Karena
itu ciptakanlah kesuksesan kesuksesan kecil yang berulang ulang. Jangan
remehkan kesuksesanmu meskipun sangat kecil, karena itu adalah awal dari
kesuksesanmu berikutnya. Kalau ada proyek yang besar, potong potonglah dalam
beberapa proyek kecil.
Kedua;
bangunlah integritas. Secara sederhana integritas diartikan sebagai kejujuran.
Sukses yang dibangun dengan kejujuran akan sangat berbeda dengan sukses yang
dibangun dengan penuh tipu muslihat.
Tidak
ada seorangpun yang berani memberikan amanah kepada orang yang tidak jujur. Seorang pembohong sekalipun tidak menyukai
orang yang tidak jujur.
Mengapa
pemilik perusahaan memerlukan pegawai ? Karena pemilik sudah tidak mampu lagi
menangani pekerjaannya. Dia butuh orang yang mewakili dirinya untuk
menyelesaikan pekerjaan. Jadi dia butuh orang yang jujur, yang dapat dipercaya,
yang dapat mewakili dirinya.
Kalau
ada security yang kedapatan tidur, saya selalu katakan tugasmu adalah mewakili
kami untuk menjaga gedung ini. Jangan kemudian dengan adanya kamu, ada tambahan
tugas kami untuk mengawasimu. Kalau seperti itu; tidak ada gunanya kamu disini.
Ketiga;
bagunlah kapabilitas diri. Kesuksesannya
sama; namun yang satu orang karena unsur keturunan; dan yang lain tidak, tentu
akan berbeda. Suksesnya sama, yang satu dilengkapi dengan fasilitas yang
lengkap sehingga tidak perlu perjuangan sudah pasti berhasil, dan yang satu
melalui perjuangan yang panjang dan berat karena minimnya fasilitas, tentu
orang menilainya berbeda.
Sukses
menyelesaikan kuliah; yang satu dalam waktu 3 tahun yang lainnya 5 tahun; tentu
juga berbeda.
Keempat,
bangunlah niat yang baik. Pernahkah anda menjumpai ada orang yang memberikan
sesuatu kepada anda; dan kemudian anda bertanya tanya dalam hati; ada apa ini ?
Koq tumben baik ? pasti ada maunya. Demikianlah;
niat memang tidak harus diucapkan. Kalau diucapkanpun terkadang tidak ada
manfaatnya. Contoh, sering orang mengatakan ihlas lho aku ngasih ini. orang
seperti ini biasanya justru tidak
ikhlas.
Meskipun
tidak diucapkan, namun orang lain akan dapat merasakannya. Matamu adalah
cerminan hatimu. Hatimu adalah niatmu. Kata petuah bijak. Niatkanlah untuk yang terbaik.
Teman
saya mempunyai prinsip azas manfaat. Kalau itu bermanfaat untuk orang banyak,
meskipun secara materi saya tidak untung, akan saya lakukan, katanya.
Itulah
empat hal yang bisa membangun kredibilitas seseorang. Track record yang baik
yang dibangun dengan penuh integritas, dengan di landasi niat yang baik;
dilakukan dengan mempergunakan semua kemampuan dan kapabilitasnya. Insya Allah
akan menjadi modal yang baik untuk membangun kesuksesan berikutnya.
Semoga
menginspirasi.