Setelah lebih dari 10 tahun
pernikahanya; teman saya ini belum dikaruniai juga seorang putra. Sebagai
pasangan suami istri; mereka juga mengalami kegelisahan yang luar biasa. Tidak
terbilang lagi berapa dokter spesialis yang mereka kunjungi; berapa orang
pintar yang mereka mintai pertolongan. Namun selama itu pula belum membuakan
hasil yang nyata. Beberapa kali kegembiraan yang mereka alami seminggu dua
minggu karena istrinya terlambat datang bulan sebagai tanda kehamilan akhirnya
punah juga karena si bulanpun datang
juga.
Hasil pemeriksaan medis,
kondisi suami istri ini tidak ada masalah. Artinya secara medis memungkinkan
untuk punya anak. Kenyataan ini membuat
teman saya ini tambah bersemangat berupaya untuk bisa mempunyai anak. Obat
obatan kimia banyak diminum, terapi banyak dilakukan; herbal banyak dikonsumsi.
Karena keinginan punya anak
yang begitu kuat; setiap saran dari teman dia ikuti termasuk berobat ketempat
yang sangat jauh. Itu semua dilakukan; demi hadirnya seorang anak.
Karena sudah begitu lamanya;
sudah begitu banyaknya usaha yang dilakukan; sudah begitu banyak uang yang
dikeluarkan akhirnya teman saya ini
setengah putus asa. Memang masih berupaya untuk mendapatkan anak, namun sudah
tidak sekuat dan sesemangat dulu. Mereka sudah setengah pasrah.
Ditengah kondisi seperti
itu; secara tidak sengaja mereka bertemu seorang ustad dirumah kerabatnya.
Tidak sengaja karena kebetulan dia bersilaturahim kerumah kerabatnya. Tidak
sengaja karena dia tidah tahu kalau dirumah kerabatnya akan ada pengajian.
Tidak sengaja karena dia tidah tahu kalau ada ustad yang datang.
Sambil menunggu pengajian
dimulai, mereka dikenalkan kepada ustad yang akan mengisi pengajian tersebut.
Seperti biasa; perkenalan dimulai dengan pertanyaan ringan, tinggal
dimana; kerja dimana dan seterusnya. Ketika sampai pada pertanyaan berapa
putranya, teman saya ini agak malu dan akhirnya menjawab; belum punya tad (
maksudnya ustad ). Belum minta sih; kata ustad menimpali. Sudah koq tad; kami
sudah berusaha dan juga sudah berdoa, kata teman saya. Pergilah ke tanah suci dan berdoa lah disana,
saran ustad selanjutnya. Pingin sih tad, tapi belum punya rencana. Kalau
begitu; bapak ibu sholat malamlah berjamaah setiap hari dan memohon kepada
Allah untuk dikaruniai anak, nasehat ustad memberikan alternatif.
Setelah dialog ini, teman
saya bersama istri setiap hari bangun ditengah malam dan memohon kepada Allah
untuk dapat dikaruniai anak. Kegiatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Berat sekali rasanya, namun mereka berjuang bersama sama untuk melakukannya.
Mereka berjuang betul untuk melakukannya secara konsisten; istiqomah.
Suatu pagi, ketika suaminya
sudah berangkat ke kantor; istrinya secara sembunyi sembunyi memeriksakan
urinenya ke lab. Sore hari sebelum suaminya pulang dari kantor, diambillah
hasil labnya, dan alhamdulillah dinyatakan positif alias hamil. Dikabarinya
suaminya yang masih ada dikantor; namun jawaban suaminya menyedihkannya.
Suaminya mengatakan; paling seminggu lagi juga keluar lagi !!!
Meskipun suaminya sedikit
pesimis dengan hasil lab, namun dia tetap berupaya memohon dengan tetap
menegakkan sholat malam berjamaah bersama istrinya. Akhirnya istrinya pada satu
kesimpulan bahwa kata kata suaminya di telpon hanyalah upaya agar istrinya
tidak terlalu kecewa bila akhirnya yang positif itu menjadi negatif kembali.
Setelah lebih dari tiga
bulan usia kandungan; suami istri ini bersilaturahim kepada ustad yang dulu bertemu di rumah kerabatnya. Mereka
sampaikan terima kasih karena dengan mengikuti nasehatnya; akhirnya istrinya
diberikan kehamilan.
Dengan tersenyum; ustad
mengatakan. Bersyukurlah kepada Allah yang telah menitipkan calon anaknya.
Dengan sholat malam berjamaah setiap hari; itu bukti kesungguhan permohonan
kepada Allah. Permohonan yang dilakukan dengan perjuangan, pastilah Allah akan
lebih memperhatikan. Dengan sholat malam yang ditegakkan secara konsisten itu
membuat hati lebih bertawakkal, hati lebih tenang. Dengan hati yang lebih
tenang; secara medis akan menghasilkan sperma yang lebih subur. Itu kira kira
rahasia dibalik usaha dan hasil yang didapat, demikian penjelasan ustad.
Demikian juga dengan didunia
kerja. Dengan bekerja keras itu menunjukkan kesungguhan seseorang untuk
mencapai apa yang diimpikan. Karyawan yang bekerja keras akan dicatat boss nya
sebagai karyawan yang mempunyai kesungguhan untuk maju dan berkembang. Karyawan
semacam ini tentu akan mendapat prioritas promosi yang pertama. Partner bisnis
yang bekerja keras pasti akan mendapat kepercayaan lebih dari prinsipalnya.
Prinsipalnya akan tidak ragu ragu memberikan tambahan bisnisnya.
Dengan beribadah dan berdoa
yang khusuk; membuat hati lebih tenang.
Dengan hati yang lebih tenang membuat fikiran lebih jernih. Fikiran
lebih jernih akan bisa melihat persoalan dengan lebih sederhana dan gampang
menemukan pemecahannya.
Memang semua ada takdirnya.
Namun bukankah Allah yang menentukan Takdir ? Kalau begitu bukankah Allah juga
sangat mudah merubah takdirnya bila dengan sungguh sungguh diminta umatnya;
melalui doa yang khusu' dan usaha yang sungguh sungguh.
Semoga menginspirasi …..