S |
aya masih ingat kehebohan pagi itu. Kehebohan yang berlanjut dengan kerepotan luar biasa. Hari itu, hari ulang tahunnya sahabat kami, Mas Sentot. Saya lupa tanggal dan bulannya. Dia menelepon dari kantornya yang baru ke kantornya yang lama. Ya kantor kami ini. Yang masih menjadi kebanggaan kami sampai saat itu.
Dia memang sudah pindah kerja ke Perusahaan lain. Penerima telpon dikantor kami berteriak sambil menutup corong telponnya. Agar tidak terdengar oleh Mas Sentot. Maklum waktu itu belum ada handphone. Menelepon selalu pakai fixed line. Telpon meja yang pakai kabel. Yang sering kali menjerat kaki itu. Apalagi posisi telpon itu ada di pojok. Jauh dari tempat kerja kami. Tolong cek sistemnya, apakah masih bisa dibuka, teriaknya. Salah seorang dari kami segera membuka computer. Yang bentuknya masih desktop. Yang layarnya masih pakai tabung dibelakangnya. Belum ada laptop seperti saat ini. Apalagi yang tipis.
Setelah menyalakan computernya, teman ini berteriak lagi. Terkunci. Tidak bisa dibuka. Sontak teman yang lainnya membuka komputerya. Dan semuanya tidak bisa membuka system itu. System itu terkunci rapat. Tidak bisa dibuka.
Tadi mas Sentot bilang; di systemnya telah dipasang timer. Telah disetel. Saat ulang tahunnya system itu akan mengunci sendiri. Dan kamipun kaget. Karena tak seorangpun dari kami menyangka hal itu akan terjadi. Mas Sentot tidak pernah menyampaikan kepada seorangpun diantara kami. Pun hanya sekedar sinyal sinyal. Padahal sebelum hari itu, dia masih sering menelepon kami. Menggoda goda kami. Termasuk menggoda diajak pindah ke kantornya yang baru.
Memang Mas Sentotlah yang membangun system itu. Yang menciptakan system itu. Hanya dialah orangnya yang mengetahui details isi system itu. Kalau ada yang error; hanya dialah yang bisa membetulkannya. Dan hanya dialah yang mampu mengotak atik isi system itu. Termasuk memasang timer tadi. Hanya dialah yang mengetahui kapan system itu akan mati. Dialah tuhan ( dengan t kecil ) dari system itu. Sayangnya tuhan yang ini tidak mengangkat rosul ( dengan r kecil ), yang bertugas memberitahukan jeroan dari system itu kepada orang lain. Sampai system itu mati. Sampai system itu tidak dipakai lagi.
Meskipun system itu sangat sederhana. Tapi tidak ada diantara kami yang mampu memulihkan system itu. Dia selalu bilang; systemnya tidak ruwet, asal mau belajar pasti bisa. Sayangnya tidak ada diantara kami yang berminat mempelajarinya. Karena memang saat itu hanya sedikit orang yang tahu Bahasa program. Yang mampu menjadi programmer. Dan zaman itu masih belum seperti saat ini. Yang semuanya pakai computer. Komputer masih barang langka. Menyentuhnya saja orang masih takut. Masih belum jadi muhrimnya.
Setelah kaget dengan terkuncinya system itu; kamipun kemudian membuat catatan yang fully manual. Catat tangan. Data2 yang tersimpan dalam computer tidak bisa lagi di akses. Berbekal file hardcopy; kita catat satu demi satu transaksi itu. Repot sekali. Berhari hari kami lembur. Sampai larut malam.
M |
emang ada beberapa cara orang mengetahui sesuatu. Yang paling sederhana; diberi tahu orang lain. Bisa lewat suara. Bisa lewat tulisan. Atau lewat Gerakan. Cara tahu dengan diberitahu ini tidak memerlukan kecakapan khusus. Cukup bisa mendengar atau melihat. Ditambah dengan sedikit konsentrasi.
Yang kedua; dari mempelajari gejala atau fenomena alam. Ini diperlukan sedikit kemampuan Analisa. Diperlukan kepekaan melihat gejala alam. Melihat asap; kita tahu ada yang terbakar. Melihat awan tebal, kita tahu kemungkinan akan terjadi hujan. Dikejauhan sana burung burung pada terbang; kita tahu ada segerombolan orang mau lewat.
Yang ketiga; karena dia pembuatnya. Mas Sentot jauh jauh hari sudah tahu; kapan system itu akan terkunci. Karena memang dia yang memasang kunci itu. Melalui Bahasa programnya. Termasuk mau diberi kata apa dilayar yang terkunci itu. Apakah kata Maaf. Oops. Atau kata lain yang lebih seru. Dia yang membuatnya. Dia dia pula yang mengetahui segala sesuatunya.
S |
eperti halnya kalau kita pasang Alarm di handphone. Kita akan tahu jam berapa alarm itu akan berbunyi. Jenis nada deringnya seperti apa. Berapa lama durasinya deringnya, dan lain lain. Orang lain mengira ada yang menelpon, kita si pemasang alarm mengatahui itu bunyi alarm dan bukan bunyi panggil telpon.
Kalau pencipta yang tanpa Maha itu saja begitu banyak tahunya terhadap yang diciptakan. Apalagi Pencipta dengan Maha - Maha Pencipta. Dialah yang Maha Mengetahui. Bukankah dunia dan seisinya itu hasil ciptaan Nya. Maka sangatlah logis kalau Dia juga Maha Mengetahui atas dunia dan seisinya. Dialah yang Mengetahui atas yang ditampakkan dan disembunyikan. Dialah yang Maha mengetahui atas yang diucapkan dan difikirkan. Oleh umat Nya. Termasuk Dia juga mengetahui sampeyan sedang membaca tulisan ini.
Masihkah kita meragukan itu ?