Dikisahkan, hiduplah seorang petani yang sangat sukses. Dia mempunyai seorang istri dan 2 orang anak. Dia mempunyai ladang yang luas dan subur. Ladang tersebut ditanami berbagai jenis tanaman. Hasil panennya pun selalu berlimpah. Dia tergolong orang terkaya didaerah itu. Disamping itu dia juga memelihara binatang ternak yang sangat banyak Binatang binatang tersebut diberi makan rumput dan daun daun yang diambil dari ladangnya. Sedangkan kotoran binatang dimanfaatkan untuk pupuk yang menyuburkan. Satu usaha yang sangat efisien. Dengan ketekunan dan kerja kerasnya; usahanya semakin hari semakin banyak dan sukses. Dia hidup sangat tenang dan damai bersama keluarga tercintanya.
Sampai suatu saat ada orang yang mengabarkan bahwa banyak warga daerah itu yang melakukan perjalanan untuk memburu tambang emas. Tambang emas itu kabarnya isinya sangat banyak. Barang siapa yang bisa menemukan tambang itu maka dia akan menjadi orang terkaya di kerajaan.
Tergiur dengan kabar itu, maka petani inipun ikut berangkat memburu tambang emas. Sampai akhirnya dia harus menjual ladang dan seisinya untuk membiayai perjalanan dan perburuannya. Setelah sekian tahun mengembara, memburu tambang emas tersebut; akhir diapun pulang dengan tangan kosong, dengan sisa bekal yang sangat sedikit.
Sesampainya di kampong halaman, betapa terkejutnya dia melihat kebun yang telah dijualnya. Sepertiga dari luas kebun telah berubah; tidak lagi penuh dengan tanaman namun banyak galian. Sebagian lagi dibangun bangunan semacam pabrik. Ternyata didalam kebun yang dulunya dimilikinya itu; telah ditemukan tambang emas. Tambang yang kandungan emasnya sangat banyak. Tambang yang dicarinya kemana mana; yang diburunya sampai Ujung dunia; tambang yang telah menghabiskan semua kekayaannya.
Sahabat, kitapun sering kali melakukan hal yang sama. Kita mencari kebahagiaan dengan bekerja sangat keras melampaui kewajaran sampai sakit. Tidak ada seorangpun didunia ini mencapai kebahagiaan ketika dirinya sakit. Kita mencari kebahagiaan melalui kesuksesan yang untuk mencapainya tidak jarang menimbulkan gesekan/singgungan dengan teman. Apakah mungkin kebahagiaan dapat diraih tanpa teman berbagi kebahagiaan. Kita mencari kebahagiaan dengan bermabuk mabukan. Apakah setelah tidak mabuk kebahagiaan itu masih dirasakan. Mabuk hanyalah melupakan diri sendiri; dan berusaha menjadi orang lain. Dan bahkan dalam jangka panjang akan merusak kesehatan.
Kebahagiaan hanyalah dapat dirasakan; bukan dicari. Kebahagiaan adalah didalam hati bukan dilainnya. Orang merasa bahagia ketika dirinya merasa cukup punya. Karena merasa cukup maka dirinya tidak perlu khawatir akan kekurangan. Kapan orang tidak khawatir kekurangan dan merasa cukup; ketika dirinya dekat dengan Yang Maha Punya; Yang Maha Pemberi dan Maha Penyayang.
Semoga menginspirasi ( Santika; 22/10/11 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar