Dikisahkan, ada seorang dengan penuh semangat
membangun sebuah tempat untuk beribadah. Dia menata bata, membangun tembok
siang dan malam tanpa kenal lelah. Setelah semua tembok berdiri kokoh dengan
ratusan batu bata yang tertata rapi, dia terkejut mendapati 2 batu bata yang tertata sangat jelek. Hatinya
sedih dan kecewa dan fikirannya kacau memikirkan 2 batu bata tersebut. Sehari
hari yg difikirkannya hanya 2 batu bata jelek tersebut. Batinnya tersiksa tidak
kepalang, kuatir kalau masyarakat mencemooh terhadap tembok yang telah
dibangunnya siang dan malam. Kuatir kalau masyarakat menilai kerjanya tidak
tulus; tidak serius dan asal asalan
saja.
Kondisi seperti itu sering sekali kita alami dalam
kehidupan kita sehari hari. Dalam beberapa training sering saya lakukan test
seperti berikut. Saya minta para peserta training dalam waktu 2 menit untuk
menuliskan daftar kegagalan yang pernah dialaminya sejak kecil. Kemudian selama
2 menit lagi saya minta mereka menuliskan daftar kesuksesan yang pernah
dialaminya sejak kecil. Andapun saat ini bisa melakukan test seperti itu. Kalau
sudah dilakukan. Sekarang coba hitung,
berapa banyak daftar kegagalan yang mampu anda ingat dan tuliskan; dan berapa
banyak daftar kesuksesan yang mampu anda ingat dan tuliskan. Bandingkan. Banyak
mana ? Menurut pengalaman saya;
kebanyakan dari mereka mampu mengingat dan menulis kegagalannya jauh lebih
banyak dibandingkan dengan kesuksesannya. Apakah ini berarti mereka adalah
orang orang yang gagal ? Bukan; mereka bukan orang yang gagal.
Kemudian saya
berikan test yang sama; dengan time frame Kemarin. Hanya KEMARIN. Marilah anda coba juga. Tuliskan kegagalan
yang anda alami kemarin ( sejak bangun tidur pagi hari sampai tidur malam hari ). Nah hitung daftarnya.
Panjang mana ? Saya yakin anda mempunyai
daftar kesuksesan yang jauh lebih
panjang daripada daftar kegagalan.
Pertanyaannya adalah mengapa anda mampu mengingat
kegagalan untuk kurung waktu yang sangat lama dan mengapa anda tidak mampu
mengigat kesuksesan untuk kurun waktu yang sama. Sementara untuk time frame
yang pendek, anda mampu menuliskan kesuksesan dibandingkan dengan kegagalan.
Padahal mempunyai perasaan Sukses itu sangat penting
artinya bagi kehidupan seseorang kedepannya.
Perasaan Sukses akan menumbuhkan rasa percaya diri. Perasaan sukses akan
menumbuhkan semangat dan motivasi yang sangat tinggi. Untuk sukses diperlukan rasa percaya diri dan
semangat kerja yang tinggi. Dan Kesuksesan dapat menimbulkan tumbuhnya percaya
diri; optimistis dan semangat kerja yang jauh lebih tinggi. Orang yang sukses bagaikan meminum air garam.
Orang yang sukses selalu haus akan kesuksesan kesuksesan berikutnya. Orang yang
sukses akan tertumpuk dengan motivasi atas kesuksesan kesuksesannya. Itulah
mengapa orang yang sukses sepertinya tidak pernah mengenal lelah; selalu punya energy untuk mendobrak segala
rintangan yang ada.
Kembali ke pertanyaan mengapa kita lebih gampang
mengingat kegagalan daripada kesuksesan.
Yang pertama; kegagalan dianggapnya sebagai suatu malapetaka. Malapetaka akan menimbulkan trauma dan ini
terpatri kuat dalam ingatan kita. Yang
harus disadari adalah bahwa tidak ada makhluk di bumi ini yang sempurna; yang tidak pernah salah. Kesalahan merupakan pelajaran yang sangat
berharga untuk kehidupan selanjutnya. Pelajaran
yang berharga untuk jenjang kelas yang lebih tinggi. Untuk sekolah perlu uang SPP.
Dan inilah SPP kehidupan.
Yang kedua; kegagalan sering diikuti dengan mendapat
“hukuman”. Orang yang gagal sering
mendapat marah dari orang lain. Orang yang gagal sering harus menderita
kerugian materi. Ini juga akan menimbulkan rasa kecewa dan penyesalan yang
dalam. Yang berujung pada menyalahkan
diri sendiri. Meskipun tidaklah mudah; namun harus disadari bahwa orang itu
harus juga belajar bisa menerima kegagalan. Kegagalan Kesuksesan adalah sesuatu
yang wajar. Tidak ada seorang juara sejati yang tidak pernah kalah. Seorang juara dunia; dalam perjalanan karirnya
pasatilah pernah kalah. Yang membedakan mereka dengan orang lain adalah cara
menyikapi kekalahannya. Seorang juara akan segera bangkit dari kekalahannya
sembari mempelajari apa yang harus dilakukan agar tidak kalah lagi.
Yang ketiga; Kita sering kali tidak mendifinisikan
kriteria sukes. Dengan demikian orang
tidak pernah merasa dan menyadari bahwa dirinya telah sukses. Padahal apa yang
dikerjakan semua baik dan berjalan dengan baik.
Sukses adalah apa yang anda kerjakan sesuai dengan rencana. Anda bangun pagi sesuai rencana; itu adalah
sukses. Anda tidak telat datang ke
kantor; itupun sukses. Apakah hal seperti ini pernah diapresiasi dan disyukuri
?
Yang keempat; kesuksesan sering diartikan sebagai
sesuatu yang wajar dan sudah seharusnya. Dengan demikian bila terjadi
kesuksesan; orang tidak akan merayakannya. Orang tidak memberikan penghargaan
atas kesuksesannya. Termasuk dirinya sendiri tidak mengakui dan memberikan
penghargaan atas kesukesannya. Hal inilah yang menyebabkan kesuksesan tidak
memorable; tidak terpatri kuat dalam ingatan.
Padahal untuk sukses perlu upaya keras. Untuk sukses perlu dukungan
banyak fihak. Untuk sukses diperlukan doa yang selalu dipanjatkan. Dengan begitu banyak usaha yang dilakukan;
sudah seharusnya setiap kesuksesan diberikan pengakuan dan penghargaan. Kita
hargai jerih payah kita; kita hargai Tuhan telah mengabulkan doa kita. Inilah
bentuk syukur kita.
Marilah kita rubah paradigma kita. Kesuksesan perlu
penghargaan dan pengakuan; terutama pengakuan dari diri kita sendiri bahwa kita
telah sukses. Sedangkan Kegagalan merupakan sesuatu yang wajar dan merupakan
pelajaran yang berharga untuk jenjang kelas yang lebih tinggi.
Lalu mengapa kita hanya focus menghabiskan energy
kita hanya untuk 2 buah batu batu jelek; sedangkan ratusan batu batu bagus
tidak mendapat perhatian kita ?
Semoga menginspirasi …..