Setiap
saya melihat Bapak yang mengantar gallon air mineral kerumah, saya suka geleng geleng kepala
sendiri. Kagum !!! Dengan perawakan yang kecil Bapak itu mengangkat dua gallon
sekaligus. Satu di cangking di tangan kiri dan satu lagi di tangan kanannya.
Dua gallon penuh air itu diangkatnya dengan ringan saja. Sementara saya
mengangkat satu gallon saja harus ancang ancang dulu dan mengerahkan semua otot
saya. Terasa berat sekali. Padahal gallon itu ukurannya sama, isinya sama dan
tentu beratnya juga sama. Bagi Bapak itu terasa ringan, namun tidak
demikian bagi saya. Oh, terasa berat itu
relative… Dia punya kekuatan otot tangan yang lebih baik.
Teman
olah raga saya, kalau pas di lapangan dia memutari lapangan bola itu dengan
berlari. Durasi yang ditargetkan adalah satu jam. Dia mampu berlari memutari
lapangan itu lebih dari lima belas kali. Saya coba mengikutinya, namun pada
putaran ketiga saya sudah kelelahan. Kemudian saya melanjutkannya dengan
berjalan cepat. Durasinya sama satu jam. Namun saya hanya mampu mengitarinya 8
kali. Oh, terasa berat itu relative. Dia punya otot kaki dan kekuatan nafas
yang lebih baik dari pada saya.
Minggu
lalu ada seorang teman curhat di What’s App Group alumni kami. Menurutnya, dia
mempunyai masalah keluarga yang berat. Teman satunya mengomentari masalahmu
tidak seberat masalahku. Masalah yang kamu hadapi itu kecil, saya pernah
mengalaminya, kata teman satunya lagi. Oh,
terasa berat itu relative.
Sahabat,
dari cerita diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa terasa berat itu memang relative.
Tergantung pada dua hal. Yang pertama
adalah beban yang di pikulnya dan yang kedua adalah besarnya kekuatan orang
yang memikulnya. Bila kekuatan orang yang memikulnya jauh lebih besar daripada
beban yang dipikulnya tentu beban itu tidak terasa berat. Demikian pula
sebaliknya. Barang seberat lima kilogram
tentu terasa sangat berat di pikul oleh seorang anak SD, namun tidak demikian
halnya bila yang memikulnya adalah seorang anak SMA.
Seorang
teman mengirim pesan What’s App yang mengajari berdoa, Mintalah kepada Tuhan
agar diberikan tambah kekuatan, dan jangan meminta diberikan beban yang ringan. Karena beban yang ringan itu adalah bebannya mereka yang belum sukses. Mereka yang sukses selalu diberikan beban yang
berat. Seorang pemimpin diberikan beban
lebih besar daripada yang dipimpinnya. Semakin tinggi derajat seseorang tentu
semakin besar beban dan tanggung jawabnya. Tuhan tidak akan membebani sesorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( kekuatannya ). Oleh karena ini
memohonlah diberikan kekuatan yang lebih, agar mampu memikul beban yang berat,
bebannya mereka yang sukses. Beban yang berat akan terasa ringan bila mempunyai
daya kekuatan yang lebih.
Orang
yang beriman meyakini bahwa Allah adalah
Maha Perkasa. Tiada Daya dan Kekuatan kecuali berasal dari Nya. Doa ini yang
selalu saya baca dan saya yakinkan dalam hati ketika saya menghadapi masalah
yang besar. Doa ini selalu saya selipkan dalam hati ketika saya dipanggil boss
yang sedang bad mood. Dengan membaca doa ini yang diikuti dengan kalimat takbir
dan sholawat nabi hati saya terasa lebih tenang. Rasa percaya diri menjadi
meningkat. Melangkah menjadi lebih mantap.
Meyakini
bahwa tidak ada daya kekuatan selain berasal dari Nya merupakan proses
pengakuan ketidak berdayaan. Permohonan ini merupakan zero mind process didalam
diri kita atas kekuasaan Nya. Pengakuan diri dan kejujuran atas keterbatasan
kita adalah cara yang sangat sopan dan terbaik didalam memohon agar diberikan
kekuatan dari Nya. Dengan kekuatan yang lebih baik, Insya Allah beban dan
tanggung jawab yang diamanahkan akan dapat dipikul dengan terasa lebih ringan.
Berbahagilah
bagi mereka yang diberikan beban lebih berat. Merekalah orang orang sukses.
Merekaah yang akan dimuliakan dan di angkat derajatnya. Supaya lebih ringan
memanggulnya, memohonlah kekuatan dari Nya. Karena Dia lah Yang Maha Segala
Galanya.
Semoga
menginspirasi … ( KSB 120617 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar