Oleh : Noor Aidlon
A |
brahah adalah penguasa Ethiopia yang
sangat hebat saat itu. Dia berhasil menaklukkan dan menguasai Yaman.
Salah satu daerah Jazirah Arab yang sangat subur. Dia Penganut Kristen
yang sangat taat. Dari Yaman – kota yang sangat strategis, dia bermaksud
menyebarkan pengaruh Kristen ke daerah Jazirah Arab.
Dia tahu di Mekah ada Ka'bah. Dan dia tahu betul, setiap tahun Ka'bah didatangi
banyak orang dari seluruh pelosok Jazirah Arab. Daerah Mekah menjadi
maju. Perekonomian berputar. Dan potensi sbg penyebaran pengaruh sangat besar.
Para penyair, para penyihir berlomba2 datang kesana untuk menebar pesona.
Menyebar pengaruh.
Abrahah iri melihat Mekah dengan Ka'bah nya itu.
Untuk mengurangi pengaruh Ka'bah, lalu dibangunlah gereja yang sangat megah
pada zaman itu. Di Shan'a - Ibukota Yaman, Gereja Qullais. Dia juga
mengirim surat kepada beberapa maharaja di Jazirah Arab. Isinya meminta
dukungan agar rakyat Jazirah Arab mengalihkan ziarahnya ke Qullais.
Namun upaya2 itu tidak membuahkan hasil. Masyarakat tetap berziarah mendatangi
Ka'bah. Dan Gereja Qullais pun tetap sepi.
Selama masih ada Ka'bah, Qullais tidak akan laku. Hanya dengan menghancurkan
Ka'bahlah masyarakat Arab akan beralih ke Qullais. Itu hasil pemikirannya
setelah lama merenung.
Tekatnya telah bulat. Marahnya telah membara. Lalu dipersiapkan pasukan yang
sangat kuat. Logistik yang sangat cukup. Abrahah memimpin sendiri pasukan itu.
Dia mengendarai gajah yang besar, Mahmud namanya.
Mendengar berita Abrahah mau menghancurkan Ka'bah, sejumlah Kabilah Arab
melakukan perlawanan. Namun tdk ada satupun yg berhasil.
Kenyataan ini membuat ciut nyali kabilah Arab lainnya.
Pasukan Abrahah semakin merajalela. Mereka merampas harta benda dan ternak
penduduk Arab, termasuk 200 ekor unta milik Abdul Muttholib.
Abdul Muttholib adalah pemimpin suku Quraisy dan sekaligus juga penguasa
Ka'bah.
Ketika sampai di daerah Tho'if, Abrahah mengirim utusan untuk menemui
penguasa Ka'bah. Kepada Abdul Muttholib disampaikan pesan : Abrahah tidak
bermaksud mau perang dengan bangsa Arab. Dia hanya ingin menghancurkan Ka'bah.
Agar tidak terjadi kurban yang semakin banyak, Abdul Muttholib bersedia diajak
bertemu Abrahah.
Abrahah sangat menghormati Abdul Muttholib. Beliau diajak duduk sejajar dengan
Abrahah. Belum pernah Abrahah bersikap seperti itu kepada pemimpin lainnya.
Ketika ditanya apa permintaan Abdul Muttholib agar tidak terjadi peperangan ?
Kembalikan 200 ekor untaku dan juga unta2 rakyatku, jawab Abdul Muttholib
tegas. Tidak ada keraguan.
Sebagai penguasa Ka'bah, mengapa Anda tidak membela dan mempertahan Ka'bah
mati2an. Anda ternyata pemimpin yg egois. Kata Abrahah sinis.
Ka'bah sudah ada yang punya sendiri. Tergantung yang punya. Apakah Dia akan
mempertahankan atau menyerahkan untuk dihancurkan. Siapa yang punya, tanya
Abrahah. Tuhan - Allah yang punya, jawab Abdul Muttholib.
Meskipun perundingan dilakukan dg kesinisan, akhirnya ditemukan kesepakatan.
Unta dan binatang ternak milik Abdul Muttholib dan rakyatnya dikembalikan
semua. Dan Abdul Muttholib dan rakyatnya tidak akan menghalangi langkah
Abrahah.
Abdul Muttholib pun pulang ke Mekah.
Beliau meminta penduduk Mekah untuk bersembunyi mengungsi diatas gunung. Dari
balik batu2 mereka menunggu dan melihat apa yang dilakukan Allah - pemilik Ka'bah
yg sejati.
Pada hari yang ditentukan pasukan Abrahah bersiap untuk menuju ke Mekah.
Pasukan Gajah mulai diberangkatkan. Namun tidak satupun yang mau melangkahkan
kakinya. Segala upaya dilakukan. Dipukul, ditarik belalainya, ditarik
telinganya, namun tetap tak satupun Gajah itu mau bergerak.
Dalam situasi Abrahah marah dan frustasi, tiba2 di udara datang ribuan burung.
Ribuan burung itupun melempar batu2 kecil ke arah pasukan Abrahah. Laksana
terserang wabah, para pasukan Abrahah pada meninggal dengan mengenaskan terkena
batu2 kecil itu. Al Qur'an mengistilahkan kondisi mereka seperti daun yang
dimakan ulat.
Dan Abrahah sendiri meninggal dengan semua anggota badan hangus dan bernanah.
Pasukan Abrahah yang dikenal sebagai pasukan gajah habis tak tersisa.
Ka'bah tetap berdiri kokoh dalam penjagaan pemiliknya. Dengan cara yang tak
pernah terlintas dalam fikiran mahluknya. Dengan cara yang diluar nalar
manusia.
Beberapa bulan setelah peristiwa itu, Siti Aminah - menantu Abdul Muttholib -
melahirkan bayi laki2. Diberi Nama Muhammad. Yang kemudian menjadi Nabi
terakhir sampai akhir zaman.
Dan tahun kelahiran beliau pun dikenal sebagai Tahun Gajah.
#NA
#KSB270923
#Maulid Nabi
#ref.Buku Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAw karangan HMH Al Hamid
Al Husaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar