17 Januari 2024

SULITNYA ANAK BUAH


 Oleh Noor Aidlon

A

khirnya diputuskan liburan ke Yogya. Kami minta anak bungsu yang arrange semuanya. Dia yang menjadi komandan team.  Sayangnya sang Atak tidak bisa ikut serta, karena kesibukan kantornya.

Tanggal 26 Desember 2023 pagi kami berangkat. Daftar kuliner untuk 4 hari di Yogya sudah dibuat oleh komandan. Saya lihat sudah cukup mengakomodasi makanan favorit kedua orang tuanya. Rupanya dia sudah hafal betul kesukaan orang tuanya. Untuk urusan makanan kami ini memang tidak banyak neko neko. Sederhana. Standardnya orang Jawa.

Dia sengaja tidak membuat daftar tempat yang akan dikunjungi. Kita sesuaikan dengan kondisi jalanan disana, katanya.  Jangan jangan malah bikin capai dan bete di jalanan. Karena macetnya. Toh pinginnya hanya seneng2 saja. Take it easy saja.

Kami perkirakan Yogya akan ramai sekali. Banyak pengunjung berdatangan pada masa liburan. Apalagi liburan akhir tahun, bersamaan liburan anak sekolah. Pilihan kendaraan yang paling fleksibel adalah bawa mobil sendiri. Kuatir kesulitan mendapatkan mobil sewaan. Kuatir kesulitan mendapatkan taxi. Toh kita santai saja. Tidak diburu waktu. Tidak ada agenda tertentu. Tidak ada orang yang menunggu. Seperti jaman masih penuh kesibukan dulu.

Sebelum berangkat saya tengok google map. Jalanan lancar. Butuh waktu 4 jam 40 menit sampai di Yogya. Sedikit lebih lama dari biasanya. Tapi masih okey. Masih wajar.

Kami masuk pintu tol tambak sumur.  Perjalanan lancar. Keluar di pintu tol Colomadu. Saya lihat durasi perjalanan. Dari pintu tol ke pintu tol butuh waktu 2 jam 10 menit.

Dipintu tol Colomadu, ternyata kami diarahkan masuk tol Solo - Yogya. Sebenarnya jalan tol ini belum selesai. Masih banyak patahan patahan jalan yang tidak rata. Rambu rambu lalu lintas bertuliskan max kecepatan 40KM/jam dipasang dibanyak tempat.  Untuk mengingatkan pengendara. Namun pengendara tetap saja melajukan mobilnya diatas 70KM per jam. Kecuali pas melewati patahan jalan tadi. Yang memaksa menurunkan kecepatan hanya sampai 20KM per jam. Kalau tdk mau understelnya rusak.

Karena belum sempurnanya jalan tol Colomadu - Klaten itu, maka disebut Tol fungsional. Memang cukup membantu bagi pengendara dari daerah colomadu yang mau menuju ke Yogya. Daripada harus melalui Kartusuro yang jumlah kendaraannya sangat padat itu. Yang semrawut itu. Terutama di daerah Tugu Kartosura.

Ternyata jalan tol fungsional ini keluar didaerah sebelum masuk kota Klaten. Saya lupa nama daerahnya.  Dari Klaten ke Yogya masih melewati jalan biasa.

Saya cek lagi di google map. Ternyata arus kendaraan Klaten - Yogya cukup padat. Banyak warna kuning di sepanjang jalan Klaten - yogya yang menandakan ada kepadatan kendaraan disana. Saya menduga itu karena  trafic light dan kendaraan putar balik.

Sampai daerah candi Prambanan sudah jam 1 lebih. Jadual makan siang hari ini di Jejamuran. Yang letaknya berada di jalan Magelang. Masih 40 menit lagi. Kata Google Map. Perkiraan saya akan lebih dari satu jam. Jalanan didalam kota Yogya pasti padat sekali.

Inilah ujian pertama bagi saya sebagai anak buah dalam perjalanan ini. Mampukah  menjadi anak buah yang baik. Yang tidak protes atas keputusan komandan. Biasanya ini sulit.  Bagi yang biasa menjadi pemimpin. Saya bertanya kepadanya mengapa hari pertama kuliner ini tidak memilih yang dekat saja.  Biar sekalian jauh. Besuk tinggal dekat dekatnya saja. Tinggal santai santai saja. Begitu penjelasan komandan.  Saya mau protes. Tapi saya tahan. Berhasil.

Kita ikuti saja google map, kata dia. Lepas candi prambanan kami diarahkan belok ke kanan. Lewat cangkringan.  Bismillah kita ikuti saja. Hari masih siang. Kalau ternyata nyasar ke jalan kecil, masih gampang baliknya, sahut saya.

Ternyata banyak juga kendaraan yang lewat daerah situ. Meskipun jalannya sempit, tapi kondisinya bagus. Kami ikuti terus. Ternyata keluar di jalan Kaliurang KM 12. Setelah belok ke kiri sebentar. Kearah kota Yogya kami diarahkan ke kanan. Berarti kami akan dilewatkan belakang. Berbalikan dari jalur yang biasa kami lewati. Jalur jalan Magelang.

Kami perkirakan di Jejamuran masih penuh orang makan siang. Bahkan masih harus antri menunggu tempat duduk. Padahal perkiraan saya,  total sudah ada lebih dari  100  meja makan  dengan  400  kursi atau lebih. Tapi masih sering penuh. Harus antri.  Terutama pada musim liburan. Seperti saat ini. Kalau itu terjadi,  bisa bisa jam 3 masih di Jejamuran

Padahal jam 3 kami janjian dengan Mas Azis, petugas yg membawa kunci apartemen.  Saya hubungi mas Azis. Saya minta kunci di drop saja di mail box. Daripada nunggu saya tidak jelas datangnya.

Surprise. Sampai jejamuran tidak harus antri. Langsung dapat tempat duduk. Langsung pesan. Nasi putih, tongseng, sate, asam manis, martabak dan sempol. Semua berbahan jamur. Semua enak. Kata kami. Dan kata pelanggan setianya. Anak wedok memesan Saparella.  Minuman kesukaannya. Dawet dengan gula jawa minuman kesukaan saya dan istri. Tapi sayang dawetnya habis.

Kehabisan Dawet tidak bikin kami kecewa. Karena tidak  masuk dalam daftar. Tidak masuk dalam fikiran kami. Belum masuk dalam pengharapan kami.

Harapan saya saat itu hanya bisa segera makan ( Noor Aidlon, 2 januari 2024 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar