Oleh Noor Aidlon
A |
khirnya diputuskan liburan ke Yogya.
Kami minta anak bungsu yang arrange semuanya. Dia yang menjadi komandan team. Sayangnya sang Atak tidak bisa ikut serta,
karena kesibukan kantornya.
Tanggal
26 Desember 2023 pagi kami berangkat. Daftar kuliner untuk 4 hari di Yogya sudah
dibuat oleh komandan. Saya lihat sudah cukup mengakomodasi makanan favorit
kedua orang tuanya. Rupanya dia sudah hafal betul kesukaan orang tuanya. Untuk
urusan makanan kami ini memang tidak banyak neko neko. Sederhana. Standardnya
orang Jawa.
Dia
sengaja tidak membuat daftar tempat yang akan dikunjungi. Kita sesuaikan dengan
kondisi jalanan disana, katanya. Jangan jangan malah bikin capai dan bete
di jalanan. Karena macetnya. Toh pinginnya hanya seneng2 saja. Take it easy
saja.
Kami perkirakan Yogya akan ramai
sekali. Banyak pengunjung berdatangan pada masa liburan. Apalagi liburan akhir
tahun, bersamaan liburan anak sekolah. Pilihan kendaraan yang paling fleksibel
adalah bawa mobil sendiri. Kuatir kesulitan mendapatkan mobil sewaan. Kuatir
kesulitan mendapatkan taxi. Toh kita santai saja. Tidak diburu waktu. Tidak ada
agenda tertentu. Tidak ada orang yang menunggu. Seperti jaman masih penuh
kesibukan dulu.
Sebelum
berangkat saya tengok google map. Jalanan lancar. Butuh waktu 4 jam 40 menit
sampai di Yogya. Sedikit lebih lama dari biasanya. Tapi masih okey. Masih wajar.
Kami
masuk pintu tol tambak sumur. Perjalanan
lancar. Keluar di pintu tol Colomadu. Saya lihat durasi perjalanan. Dari pintu
tol ke pintu tol butuh waktu 2 jam 10 menit.
Dipintu tol Colomadu, ternyata kami
diarahkan masuk tol Solo - Yogya. Sebenarnya jalan tol ini belum selesai. Masih
banyak patahan patahan jalan yang tidak rata. Rambu rambu lalu lintas
bertuliskan max kecepatan 40KM/jam dipasang dibanyak tempat. Untuk mengingatkan pengendara. Namun
pengendara tetap saja melajukan mobilnya diatas 70KM per jam. Kecuali pas
melewati patahan jalan tadi. Yang memaksa menurunkan kecepatan hanya sampai
20KM per jam. Kalau tdk mau understelnya rusak.
Karena
belum sempurnanya jalan tol Colomadu - Klaten itu, maka disebut Tol fungsional.
Memang cukup membantu bagi pengendara dari daerah colomadu yang mau menuju ke
Yogya. Daripada harus melalui Kartusuro yang jumlah kendaraannya sangat padat
itu. Yang semrawut itu. Terutama di daerah Tugu Kartosura.
Ternyata jalan tol fungsional ini
keluar didaerah sebelum masuk kota Klaten. Saya lupa nama daerahnya. Dari Klaten ke Yogya masih melewati jalan
biasa.
Saya
cek lagi di google map. Ternyata arus kendaraan Klaten - Yogya cukup padat.
Banyak warna kuning di sepanjang jalan Klaten - yogya yang menandakan ada
kepadatan kendaraan disana. Saya menduga itu karena trafic light dan
kendaraan putar balik.
Sampai daerah candi Prambanan sudah jam 1 lebih. Jadual makan siang hari ini di Jejamuran. Yang letaknya berada di jalan Magelang. Masih 40 menit lagi. Kata Google Map. Perkiraan saya akan lebih dari satu jam. Jalanan didalam kota Yogya pasti padat sekali.
Inilah ujian pertama bagi saya
sebagai anak buah dalam perjalanan ini. Mampukah menjadi anak buah yang baik. Yang tidak protes
atas keputusan komandan. Biasanya ini sulit. Bagi yang biasa menjadi pemimpin. Saya
bertanya kepadanya mengapa hari pertama kuliner ini tidak memilih yang dekat
saja. Biar sekalian jauh. Besuk tinggal
dekat dekatnya saja. Tinggal santai santai saja. Begitu penjelasan komandan. Saya mau protes. Tapi saya tahan. Berhasil.
Kita
ikuti saja google map, kata dia. Lepas candi prambanan kami diarahkan belok ke
kanan. Lewat cangkringan. Bismillah kita
ikuti saja. Hari masih siang. Kalau ternyata nyasar ke jalan kecil, masih
gampang baliknya, sahut saya.
Ternyata
banyak juga kendaraan yang lewat daerah situ. Meskipun jalannya sempit, tapi kondisinya bagus. Kami ikuti
terus. Ternyata keluar di jalan Kaliurang KM 12. Setelah belok ke kiri
sebentar. Kearah kota Yogya kami diarahkan ke kanan. Berarti kami akan dilewatkan belakang. Berbalikan dari jalur yang biasa kami lewati. Jalur jalan Magelang.
Kami
perkirakan di Jejamuran masih penuh orang makan siang. Bahkan masih harus antri
menunggu tempat duduk. Padahal perkiraan saya, total sudah ada lebih
dari 100 meja makan dengan 400 kursi atau lebih. Tapi
masih sering penuh. Harus antri.
Terutama pada musim liburan. Seperti saat ini. Kalau itu terjadi,
bisa bisa jam 3 masih di Jejamuran
Padahal
jam 3 kami janjian dengan Mas Azis, petugas yg membawa kunci apartemen. Saya
hubungi mas Azis. Saya minta kunci di drop saja di mail box. Daripada nunggu
saya tidak jelas datangnya.
Surprise.
Sampai jejamuran tidak harus antri. Langsung dapat tempat duduk. Langsung
pesan. Nasi putih, tongseng, sate, asam manis, martabak dan sempol. Semua
berbahan jamur. Semua enak. Kata kami. Dan kata pelanggan setianya. Anak wedok
memesan Saparella. Minuman kesukaannya. Dawet dengan gula jawa minuman
kesukaan saya dan istri. Tapi sayang dawetnya habis.
Kehabisan
Dawet tidak bikin kami kecewa. Karena tidak masuk dalam daftar. Tidak masuk dalam fikiran
kami. Belum masuk dalam pengharapan kami.
Harapan saya saat itu hanya bisa segera makan ( Noor Aidlon, 2 januari 2024 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar