Ketika
mau berangkat belajar ke Baghdad; Syeh Abdul Qodir Jaelani kecil berpamitan
kepada Ibundanya. Oleh ibundanya; beliau dibekali uang sangu sebesar 40 dinnar yang di simpan
didalam saku kaosnya. Sambil mencium dahinya; ibundanya berpesan agar dia selalu
jujur kepada siapapun yang ditemuinya.
Syeh
Abdul Qodir Jaelani kecil bersama teman temannya kemudian berangkat menuju
Baghdad untuk menimba ilmu. Ditengah perjalanan
rombongan penuntut ilmu ini dihadang oleh sekelompok penjahat. Satu per satu barang bawaannya di ambil
dengan paksa. Namun kelompok penjahat ini tidak menemukan barang bawaan pada
diri Syeh Abdul Qodir Jaelani keci. Kemudian merekapun bertanya; barang apa
yang kamu bawa anak kecil ? Dengan polos; Syeh Abdul Qodir Jaelani kecil
menjawab; saya membawa uang 40 dinnar yang disimpan ibu di kantong kaos saya. Hahahaha; sekelompok
penjahat pada tertawa. Kamu jangan membodohi kami para orang tua yang punya
pengalaman banyak dalam merampok. Mana ada orang mau dirampok menunjukkan
hartanya. Hahahaha. Mbujuk mbujuk mbujuk; kata para perampok.
Mendengar
keributan; kepala perampok datang menghampirinya. Anak kecil; apakah betul kamu
membawa uang 40 dinnar ? Betul Tuan. Itu sangu yang diberikan ibu saya dan ini
disimpan disini, sambil menunjukkan kantong di kaosnya. Uang itupun akhirnya diambil oleh kepala
perampok. Dengan menimang uang 40 dinnar; kepala perampok itu bertanya
lagi. Mengapa kamu tunjukkan uang itu
kepada kami anak kecil ? Apakah kamu
tidak takut uang itu kami rampas ? Saya takut Tuan. Namun saya lebih takut kepada Allah. Saya
juga tidak mau menghianati pesan ibu saya; Ibu yang telah berjuang melahirkan saya. Ibu yang tanpa
lelah mendidik dan membesarkan saya. Ibu
saya berpesan saya harus jujur kepada siapun …….
Mendengar
jawaban syeh Abdul Qodir jaelani kecil ini; kepala perampok tertunduk lesu. Kau
takut menghianati ibumu anak kecil. Mengapa saya tidak takut menghianati Tuhan
kami …. Gumamnya sambil tertunduk. Kamu telah menyadarkanku anak kecil.
Dengan
penyesalan yang dalam; kepala perampok meminta kepada anak buahnya untuk
mengembalikan semua barang yang dirampas.
Sambil
menangis; para perampok mendatangi pemimpinnya dan berkata, dulu kau adalah
pemimpin kami dalam merampok, sekarang kau adalah pemimpin kami dalam bertobat.
Sekilas
kejujuran adalah tindakan bodoh yang akan merugikan diri sendiri. Namun ternyata tidak. Dibalik
kejujuran ada hikmah yang luar biasa
besar. Ada kekuatan yang sangat dahsyat. Kekuatan Merubah. Change Power ……
Pertama, Jujur kepada diri sendiri. Orang yang tidak berani jujur pada diri sendiri akan mengalami kemunduran dan kegagalan. Hanya orang yang mampu jujur mengakui kekurangannyalah yang akan melakukan perubahan pada dirinya. Mereka sadar akan kekurangannya kemudian mereka belajar untuk menutup kekurangannya. Dunia begitu cepat berubah, dulu anda hebat dengan kemampuan anda; namun dengan perubahan dunia apakah anda masih hebat. Dengan tuntutan dan tantangan baru apakah ilmu anda masih mencukupi untuk menghadapinya. Kalau anda tidak menyadari ilmu anda sudah tidak cukup lagi, bagaimana anda akan belajar menambah ilmu ?
Kedua jujur kepada orang lain. Jujur kepada orang lain akan menjaga hubungan yang berkesinambungan. Jujur kepada orang lain akan menimbulkan rasa win win. Dan inilah yang menjamin kesuksesan jangka panjang. Bisa saja orang yang tidak jujur itu mengalami kesuksesan; namun bisa dipastikan kesuksesannya tidak akan berlangsung lama. Dia akan diboikot oleh orang yang telah dibohonginya.
ketiga; kejujuran akan menimbulkan rasa aman dan tenteram. Orang yang hidupnya merasa aman dan tenteram akan dapat memanfaatkan semua potensinya dengan optimal. Akan sangat produktif dan inilah kunci sukses.
Jadi, berani jujur akan mujur. Tidak jujur akan hancur.