Saya
sudah lama tidak bertemu dengan sahabat saya ini. Lebih dari 6 bulan tidak bertemu. Namun
pertemuan pagi itu telah membuat saya pangling kepadanya. Badannya yang dulu
gemuk sekali sekarang sudah tidak bisa
dibilang gemuk lagi. Turun 10 kg dalam waktu 5 bulan mas, katanya. Turun 10 kg
dari badannya yang tidak terlalu tinggi telah membuatnya tidak kelihatan bulat
lagi.
Pagi
itu kami ngobrol banyak hal. Ada satu yang
menarik perhatian saya yaitu bagaimana
caranya menurunkan berat badan dan apa pemicunya.
Suatu
saat saya medical check up mas. Collesterol dan asam urat saya tinggi. Kata
dokter kalau tidak diturunkan bisa komplikasi kemana mana. Jadi motivasinya sih
takut sakit komplikasi mas, demikian dia menjelaskan. Kemudian saya melakukan
upaya upaya untuk menurunkan collessterol dan asam urat saya. Saya harus lari 3
KM setiap hari. Saya harus mengatur makanan saya. Kalau pagi saya makan sayur
dan buah buahan; kalau siang makan siang biasa dan malam makan sayur dan buah
lagi. Dan Alhamdulillah collesterol dan asam urat saya sekarang sudah normal. Dan
dapat bonus berat badan turun. Jadi tujuannya pingin sehat saja. Turun berat
badan saya anggap sebagai bonusnya saja mas.
Upaya
sahabat saya ini rasanya gampang
dilakukan oleh setiap orang. Yang susah adalah mempertahankannya secara konsisten
selama setengah tahun. Dia tidak bosan
dan berhenti ditengah jalan sebelum tujuan tercapai. Rupanya dia punya rahasia
untuk itu.
Pertama,
dia punya penyemangat, sumber energy, yaitu istri dan anak anaknya. Dia pingin
bisa berdiri sehat saat anaknya merayakan pesta pernikahannya. Saat ini anaknya
masih kecil, masih Sekolah Dasar. Jadi kalau
dia melihat anaknya; dia bayangkan bagaimana nanti kalau anaknya menikah. Dia bayangkan dia bisa berdiri menyambut
tamunya dengan tawa lepas, tawa bahagia tanpa ada penyakit yang membebaninya.
Istrinya juga menyemangatinya. Istrinya ikut menemani treatment yang
dijalaninya.
Kedua,
dia tidak mau kalah dengan kesibukan dan rasa malasnya. Dia tempatkan olah raga
lari 3 KM dan atur makanan pada prioritas utama. Kalau pagi tidak sempat lari,
malam dia akan lari sebagai penggantinya. Setting priority akan menentukan mana
yang boleh dikalahkan. Dan dia tidak mau kalah dalam upaya menjaga kesehatan.
Ketiga,
take a break. Saya itu punya cheating day mas. Seminggu sekali saya boleh makan
ngawur. Hari Sabtu adalah pilihan cheating daynya. Hari Sabtu dia biasa makan
di restauran bersama anak istrinya.
Bagaimana kalau selain Sabtu ada undangan yang menyajikan makanan ?
Kalau dia terpaksa tidak bisa menolak makan; maka hari itulah cheating daynya
dan hari sabtu harus diperlakukan sebagi diet day. Bagaimana kalau ada undangan
dua kali seminggu. Inilah susahnya. Namun dia tetap konsisten; hanya boleh satu
hari dalam seminggu. Bagaimana dengan Olah raganya ? Diapun hanya menolerir
libur sehari dalam seminggu. Dan
ternyata menurut dokter temen saya; olah raga seminggu hanya cukup 5
hari saja. Itu artinya punya waktu 2 hari untuk libur tidak olah raga.
Apakah
di waktu break ini/cheating day ini kemudian dia bisa menikmati makan sebebas
bebasnya atau bisa meninggalkan olah raga sama sekali. Ternyata tidak bisa. Dia
rupanya pola 6 hari dari 7 hari seminggu telah menjadi kebiasaan dia. Kalau
tidak olah raga badan terasa sakit, katanya.
Dari
penuturan sahabat saya; saya teringat dengan buku The 4 Disciplines of
Execution. Buku ini menceritakan dan
memberikan tips bagaimana agar impian bisa terwujud.
Pertama,
Tetapkan target/impian yang sangat penting. Dalam buku itu diistilahkan Wild
Important Goals ( WIG ). Goals ini
haruslah goals yang membuat orang “bangga”, mencengangkan. Atau kalau
tidak bisa mencapai goals ini akan “mati”.
Kalau WIG ini di hayati dan di resapi akan menimbulkan motivasi yang
luar biasa. What can not people do with the right motivation, katanya.
Kedua;
Susunlah langkah langkah yang memungkinkan WIG ini tercapai dan lakukan dengan
disiplin. Didunia ini ada hukum sebab akibat. Kalau WIG ini adalah
akibat/hasil/konsekwensi; maka harus dicari apa yang menyebabkannya. Inilah
yang disebut Lead Measured. Dalam cerita sahabat saya tadi, lead measured nya
adalah menjaga makanan dan lari. Sedangkan menurunkan collasterol dan asam urat
adalah hasil/akibatnya, yang didalam buku ini disebut sebagai Lag Measured.
Ketiga,
kerjakan dengan disiplin Lead measurednya dan buatlah score boardnya. Saya
sendiri punya 2 lead measured yang setiap hari saya bikin scorenya. Saya harus
olah raga dan saya harus membaca kitab suci. Kalau hari itu saya kerjakan
keduanya; saya mengatakan 2-0. Tapi kalau saya tidak kerjakan keduanya saya
mengatakan saya kalah 0-2. Kalau saya hanya mengerjakan 1 saja; saya mengatakan
ke diri saya bahwa saya kalah 1. Ternyata dengan membuat score seperti ini saya
berusaha untuk tidak kalah. Kalau pagi tidak sempat olah raga; pulang kantor
saya sempatkan olah raga.
Keempat,
Focus pada Lead Measured. Sahabat saya hanya focus pada lead measured. Dia juga
bikin score kalah menang. Setiap hari; setiap minggu dia ukur kalah menangnya. Namun tidak setiap
hari/minggu bahkan bulan dia ukur kadar collesterol dan asam uratnya. Dia tahu
itu itu hanyalah hasil/akibat dari lead measured.
Inilah
kesalahan banyak orang. Dia focus pada Lag Measured. Setiap hari diukur berat
badannya dan ternyata tidak berkurang. Hal inilah yang membuat frustasi dan ngambek tidak meneruskan
program. Coba kalau diukur lead measurednya, niscaya kita langsung mengetahui
kalah menangnya. Jadi focuslah pada lead measured; niscaya lag measured akan
mengikutinya.
Jadi,
mulai sekarang susunlah tidak hanya target namun juga pemungkin ("enabler")/penyebab dan lebih focuslah pada penyebabnya, pada lead measured dibanding dengan lag
measured.
Semoga
menginspirasi …..