Pagi itu, dihari sabtu, saya sengaja tidak pergi ke lapangan
ITS untuk berolah raga. Biasanya, setiap Sabtu dan Minggu pagi saya berolah
raga di lapangan itu selama paling tidak 60 menit. Sudah lebih dari setahun ini
saya lebih suka berolah raga di ITS. Kiri kanan lapangan masih banyak burung
burung yang beterbangan. Sesekali bersaut sautan. Suatu suasana yang sudah
jarang saya temui di Surabaya. Apalagi di sekitar situ masih ada petani yang
bercocok tanam. Memang masih ada
beberapa hektar sawah disana. Sawah yang dikelilingi oleh daerah perumahan elit
dan bangunan bangunan tinggi
Pagi
itu memang ada undangan pengajian dari seorang sahabat. Meskipun didalam
undangannya tercantum jam 09.30 dimulainya pengajian, namun istri saya bilang
mau datang jam 09.00. Sudah dimintai tolong sebagai penerima tamu, begitu istri
saya menjelaskan. Karena kuatir terburu buru, maka saya memutuskan untuk tidak
ke lapangan ITS. Saya cukup stretching saja di Rumah.
Melihat
anak saya mencuci mobil dan istri saya sibuk memasak didapur, maka tidak
pantas rasanya kalau saya hanya duduk manis sambil baca koran. Meskipun
keinginan untuk itu begitu besar.
Kemudian
saya pergi ke dapur. Maunya bantuin istri. Namun ternyata saya tidak tahan
berada di sana lebih dari 5 menit. Panas sekali. Memang cuaca di Surabaya saat
itu sangat panas. Duduk diam saja sudah sangat berkeringat. Apalagi ditambah
panasnya api kompor.
Namun
saya perhatikan istri saya tidak mempedulikan siksaan panas itu. Tidak juga
mengeluhkan keadaan itu. Saya lihat dia sering mengusap keringat. Sangat tahan.
Mengapa demikian, karena dia menganggap it is her job, her responsibility.
Saya
juga perhatikan bagaimana dia bekerja. Kedua tungku di kompor menyala semua. Satu
tungku untuk menggoreng ikan, satu tungku lainnya merebus sayur. Dengan sangat
cekatan dia tangani semuanya. Dia juga merajang sayur, meracik bumbu di sisi
lain dari meja dapur. Satu kemampuan multi skill yang luar biasa. Bahkan
terkadang masih sempat juga membalas BBM. Disitu saya sadar bahwa kemampuan
multi skill wanita melebihi pria.
Melihat
kesibukan seperti itu saya mencoba mau membantu. Tapi baru berdiri kurang dari
lima menit, saya sudah tidak tahan lagi atas panasnya suhu didapur. Dalam hati
saya berdoa, Ya Allah terimalah jerih payahnya ini sebagai amalan Ibadahnya.
Kalau
ingat bagaimana keadaannya dia memasak, rasanya tidak pantaslah kalau kita
tidak mensyukuri hasil masakannya. Apalagi sampai mencelanya. Saya sering mengingatkan anak anak saya untuk
tidak mencela apapun makanan yang tersaji di meja makan. Tidak elok !! Tidak
menghargai jerih payah yang memasak. Saya sering sedih kalau ada teman yang
bercerita dia makan di luar rumah dengan alasan tidak cocok dengan masakan
istrinya.
Saya
kemudian membayangkan seadainya semua karyawan di kantor, semua warga Indonesia
mempunyai etos dan kemampuan kerja seperti yang ditunjukkan istri saya, rasanya
indonesia tidak akan seperti ini, indonesia akan sangat produktif, sangat maju
dan secara ekonomi tidak "dijajah" oleh bangsa lain.
Apa
rahasia dan resepnya ?
Pertama
adanya kesadaran diri dan rasa tanggung jawab. Orang yang mempunyai tanggung
jawab, tentu akan mati matian menuntaskan tanggung jawabnya. Ini tidak sekedar
urusan dunia, tapi juga urusan dengan Tuhan. Semua pekerjaan dan tugas yang
diemban adalah amanah. Amanah harus ditunaikan. Kalau tidak, akan di tagih di
akherat. Amanah ini tidak perlu ditulis, tidak perlu di instruksikan. Kalau
anda sebagai suami tidak perlu ditulis bahwa job anda termasuk membetulkan
genteng bocor. Okeylah, kalau anda tidak mau sok spiritual. Anda juga pasti tidak mau disebut sebagai orang yang tidak bertanggung jawab.
Jadi mempunyai rasa tanggung jawab sangatlah powerfull. Powerfull untuk
menyelesaikan tugas. Tidak merasa capai. Adanya semangat ingin menyelesaikan
kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.
Rahasia
kedua. Mulailah perkerjaan dengan mengucap basmallah. Artinya niatkan ibadah.
Syarat utama ibadah adalah keikhlasan. Orang yang ikhlas tentunya akan
mengerjakan pekerjaan dengan senang hati. Tidak pernah mengeluh. Mengeluh
justru akan menghabiskan energy secara sia sia. Cepet capai meskipun pekerjaan
belum selesai. Bekerjalah dengan penuh
suka cita.
Rahasia
ketiga. Namanya skill/keterampilan, perlu ilmu dan latihan. Berlatihlah terus
menerus sehingga menjadi mahir dan terampil. Orang yang mahir dan terampil
melakukan pekerjaan "tanpa mikir", sudah auto piloting, yang bekerja
adalah fikiran bawah sadarnya. Saya bisa menggoreng ikan, saya juga bisa
merebus sayur, bisa juga merajang bawang. Namun saya tidak mampu melakukan itu
semua secara bersamaan. Mengapa? karena saya masih melakukannya dengan
fikiran sadar, masih mikir, masih kuatir gosong.
Rahasia
keempat adalah focus/konsentrasi. Jangan ditinggal kemana mana. Coba memasak
namun ditinggal nonton TV, sangat mungkin masakannya akan gosong. Focus juga
bisa diartikan setting priority. Ada prioritasnya. Sering kali orang melupakan
skala prioritas, semua mau dikerjakan bersamaan. Dan akhirnya semuanya nothing.
Rahasia
kelima, dan ini sangatlah penting. Jangan pernah melupakan minta bantuan Tuhan,
karena Dialah yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Banyak diantara kita ketika
mengalami kesulitan lupa meminta tolong kepada Yang Maha Memudahkan. Tuhan
sangat memungkinkan yang orang mengira tidak mungkin.
Semoga
menginspirasi. ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar