Ketika
break siang hari itu saya harus mengunjungi dokter di salah satu rumah sakit di
Surabaya. Saya diantar oleh driver.
Begitu keluar dari kantor; driver saya bilang kita harus lewat jalan
yang sedikit muter. Kalau lewat jalan yang biasanya akan terjebak macet,
katanya. Ini khan lancar sekali, kata
saya sambil menunjuk ke jalan didepan kami yang memang masih lancar jaya.
Disini lancar, namun jalan didepan Grahadi akan sangat macet. Ada demo besar
besaran menuntut UMR, katanya menjelaskan. Rupanya driver ini memonitor kondisi
jalan dari salah satu radio yang memang punya program traffic report. Dia juga terbiasa
saling berbagi info kemacetan dengan sesama driver. Jadi up date dengan kondisi
jalanan di Surabaya. Saya manut saja dengan pendapatnya..
Dalam
perjalanan, saya sibuk membaca dan menjawab email yang menumpuk sejak pagi.
Memang hari itu, sejak pagi sampai sore nanti saya ada jadual rapat. Praktis selama dalam perjalanan, saya tidak
melihat kondisi jalan. Sampai pada suatu ketika driver bilang, rupanya macetnya
sampai disini juga. Saya dongakan kepala dan melihat kondisi jalan didepan.
Macet sekali. Banyak sepeda motor yang membawa bendera dan beberapa truk
membawa bendera dan sound system besar. Betul, ada demo. Mereka jalan pelan
pelan. Kita hanya akan terkena sedikit macet disini, namun setelah ini akan
lancar, dia berusaha meyakinkan saya. Dan memang betul, kami hanya terkena
macet tidak lebih dari 5 menit, setelah itu sangat lancar.
Saya
membayangkan seandainya driver saya itu tidak memonitor kondisi jalanan, tentu
dia akan memilih jalan didepan grahadi. Tentu akan sangat macet bahkan bisa
bisa berhenti. Kalau sudah macet; saya akan terlambat mengikuti rapat siang
hari. Kalau terlambat ikut rapat; berarti tidak bisa ikut memberikan pendapat
dan solusi dari masalah yang terjadi di cabang cabang. Itu berarti …. ( dampak dari kemacetan bisa di lanjutkan
sangat jauh dan panjang ). Ini karena
dampak dari driver yang tidak bisa mengetahui kondisi jalanan.
Demikian
juga dengan pemimpin. Memang driver adalah pemimpin diatas kendaraan. Dia
dituntut untuk mencari jalan yang paling cepat; paling nyaman dan paling aman.
Pemimpin juga begitu. Dia dituntut untuk mengetahui kondisi dilingkungannya
maupun diluar lingkungannya. Dia harus tahu lebih dahulu apa yang terjadi.
Kemudia membuat langkah antisipatif. Kalau salah mengantisipasi; tidak saja
pemimpinnya yang terkena dampak, namun semua penumpangnya, semua karyawan yang
dipimpinnya. Kalau pemimpin salah mengambil tindakan, perusahaan bisa rugi.
Perusahaan rugi, gaji karyawan tidak naik, bonus tidak bisa dibayarkan. Ini semua
hanya karena kesalahan satu orang. Yaitu pemimpin.
Dalam
perjalanan, driver sama sekali tidak boleh mengantuk, apalagi tidur. Dalam satu
kesempatan kami jalan ke luar kota, driver saya bilang, mas silakan tidur. Biar
nanti ketika sampai di tujuan bisa lebih fresh dan tugasnya bisa diselesaikan
dengan memuaskan. Nanti kalau sudah sampai di tujuan; mas kerja lagi gantian saya yang tidur. Siapa yang lagi tugas tidak boleh tidur,
katanya sambil terkekeh.
Selama
perjalanan, driver harus selalu waspada. Bila jalanan macet, harus mencari akal
untuk bisa keluar dari kemacetan. Sedangkan penumpangnya bisa tidur seenaknya.
Bahkan seringkali tidak tahu kalau kondisi macet. Driver harus hafal jalan. Penumpang tidak
perlu hafal jalan. Saya pernah kesasar atau salah jalan, padahal tidak hanya
sekali dua kali saya ke tempat itu. Namun selama itu saya bertindak menjadi
penumpang. Giliran saya harus menyetir sendiri, ternyata bingung. Itulah
penumpang. Tidak dipaksa mengasah ingatan.
Driver
harus faham betul dengan rambu rambu. Dia harus jeli membaca rambu dan petunjuk
arah. Bila tidak jeli, kendaraan dan penumpangnya beresiko akan mengalami
kecelakaan. Bisa dibayangkan bagaimana
kalau seorang pemimpin tidak tahu aturan, tentu unit organisasi yang dipimpinnya
akan terkena resiko dan itu bisa menghancurkan unit organisasinya.
Jadi
siapapun harus di ajari dan diasah driving spiritnya, bila ingin menjadi
pemimpin yang baik.
Pertama,
harus didorong untuk berani mengambil tanggung jawab. Orang yang merasa
mempunyai tanggung jawab tentu akan bekerja sebaik mungkin. Ada seorang staff
kami yang selama ini dikeluhkan oleh atasannya. Kami sepakat staff ini baik dan
pintar namun tidak punya inisiatif dan kerja asal asalan. Kemudian kami berikan project khusus kepada
staff ini. Dia kami tunjuk sebagai penanggung jawab utamanya. Hasilnya sangat
memuaskan. Tidak hanya proyeknya selesai dengan baik. Namun staff ini telah
menunjukkan dia punya inisiatif dan semangat kerja yang luar biasa. Merasa
bertanggung jawab adalah kuncinya.
Kedua,
didorong berani mengambil keputusan. Tentu beserta konsekwensinya. Hanya orang
yang berani mengambil resikolah yang berani memutuskan. Mereka yang berani
mengambil resiko adalah mereka yang tahu persis besarnya resiko dan tahu persis
kemampunya untuk menangani resiko itu. Ini akan mendorong orang untuk belajar,
jeli dan lincah dalam bertindak. Bagi yang masih yunior diperlukan pendampingan
dari seniornya. Semakin berpengalaman seseorang kemahiran menimbang resiko dan
menanganinya semakin baik. Tingkat keyakinan didalam memutuskanpun akan semakin
baik. Keyakinan memutuskan mempunyai multiplier efek yang baik bagi follower
followernya.
Ketiga,
Didorong untuk selalu belajar dan jeli atau waspada. Jaman selalu berubah.
Setiap jaman mempunyai tantangannya masing masing. Dan setiap tantangan
membutuhkan kompetensinya masing masing. Kejelian membaca perubahan sangatlah
penting. Setelah tahu dan sadar akan
adanya perubahan dan tantangan yang akan dihadapinya maka langkah selanjutnya
adalah membekali diri dengan pengetahuan dan infrastrukturnya. Mereka yang mempunyai driving spirit yang
baik tentu akan selalu up date kondisi lingkungannya, belajar agar tidak
ketinggalan. Dia tidak boleh bermalas malasan.
Dia tidak boleh mengandalkan orang atau fihak lain. Dia harus mandiri.
Keempat,
Ini yang paling penting. Harus punya tujuan.
Driver yang tidak punya tujuan tidak akan kemana mana. Dia hanya
menghabiskan bensin mengukur jalan. Orang yang tidak punya tujuan hidup juga
tidak akan kemana mana. Mereka hanya
menyia nyiakan sisa hidupnya. Orang yang tidak punya tujuan hidup tidak akan
mempunyai gairah. Hidupnya akan sangat membosankan. Semakin tinggi dan mulia
tujuan hidup seseorang semakin bergairah dia untuk mencapaiya.
Hari
ini adalah hari Pahlawan. Para pahlawan berjuang bertaruh nyawa. Mereka punya
satu tujuan. Jihat memerangi penjajah. Keluar dari penjajahan menuju ke kemerdekaan.
Merdeka atau mati adalah semboyannya. Tekat bulat. Seperti halnya driver; mereka dihadapkan
dengan kesulitan dan tantangan. Mereka berusaha dan mencari jalan keluar.
Sangat jeli dan mandiri. Tidak seperti penumpang.
Sekarang
tugas kita mengasah dan menciptakan driver driver baru untuk menahkodai
kapalnya masing masing; paling tidak kapal dirinya sendiri.
Semoga
mengispirasi ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar