Siang itu saya dan rombongan diantar Pak Irfan
ke sebuah masjid. Di Manding Timur. Bangunannya bagus dan bersih. Bangunan
paling bagus di Desa itu. Termasuk bila dibandingkan dengan rumah penduduk Desa
itu.
Karpet hijau sudah dipasang. Kipas angin ada beberapa. Dipasang menempel di
dinding. Pengeras suara juga ada disana. Lengkap sudah peralatannya.
Saya lihat ada beberapa kitab Al Quran ditaruh di lubang angin2. Ada juga yg di
taruh di atas pilar di teras. Khas masjid di Desa. Menandakan mereka mengaji Al
Quran dimanapun di masjid itu. Ada yg di dalam ruang utama. Ada juga yg di
teras masjid. Sesuka mereka. Seselo ( luang ) mereka.
Saya sholat dhuhur di masjid itu. Didalam ruang utama yg berkarpet hijau.
Terasa sejuk. Meskipun saya lihat tidak ada kipas angin yg dinyalakan.
Memang disitu termasuk daerah tinggi. Angin mengalir sepoi2. Apalagi di
seberang masjid. Di luar pagar masjid banyak tanaman besar2. Ada pohon mangga.
Ada kluwih. Ada jambu mente. Dan pohon lain yg saya tdk tahu namanya. Udaranya jadi
terasa sejuk. Pun pula bersih. Tidak ada polusi.
Di teras masjid sudah ada lebih dari 10 orang menunggu. Mereka kebanyakan
kerabat dari Pak Ustad disitu. Namanya Ust. Sahirun. Masyarakat memanggilnya
Pak Ustad Saerun.
Kami duduk lesehan. Diteras yg bersih itu. Yang udaranya sejuk itu. Pak Irfan
bercerita. Masjid ini sebetulnya sudah lama dibangun. Di tengah jalan berhenti.
Kurang dana. 11 tahun mangkrak. Kemudian dia wadul ke kerabatnya yang di
Surabaya. Bu Bambang. Bu Bambang beserta ibu2 pengajian inilah kemudian
menggalang dana. Dana di kumpulkan dari para kerabat, sahabat. Diserahkan
secara berharap. Dan masjid ini kemudian begitu cepatnya selesai. Tentu cepat
untuk ukuran mereka. Dan inilah wujudnya. Kata Pak Irfan.
Pak Saerun menimpali. Alhamdulillah. Masjid ini sudah nyaman dipakai. Dipakai
ngaji anak2. Dipakai ngaji Bapak2. Pun juga ibu2. Dipakai yasinan segala. Sudah
Makmur lah masjid ini. Ini berkat ibu2 dari Surabaya. Berkat Pak Irfan juga.
Pak Irfan dengan tangkas menanggapi. Saya sih hanya jembatan saja. Jembatan
sedekah. Kalau Pak Saerun nanti masuk surga. Jangan lupa gandeng saya masuk
kedalamnya.
Inilah tik tok cerdas mereka. Tik Tok khas orang masjidan. Gambaran keikhlasan
mereka.
Inilah wujud kerja sama yg baik. Gambaran pembagian peran. Ada yang berperan
mencari rezeki. Sebagai sumber dana. Sumber sedekah. Ada yang berperan
memprovokasi. Menyemangati bersedekah. Ada yang menjembatani sedekah agar
sampai ke pengguna sedekah. Ada yang mengelola dana sedekah. Ada juga yg
berperan menggunakan dana sedekah.
Semua dilakukan dengan tulus ikhlas.
Penjenengan milih peran apa ?
#NA
#Sambilnyeruputtehdimedan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar