05 Mei 2023

JUMATAN DI RUMAH SAKIT


Oleh Noor Aidlon

J

um'at 21 April 2023. Jam di dashboard mobil menunjukkan angka 11.30 ketika kami sudah berada di jalan utama Semarang - Demak. Sedangkan waktu dhuhur di daerah Semarang adalah 11.41. Berarti sebentar lagi.

Kita Jumatan di masjid Unisula saja. Deket situ. Sambil saya menunjuk bangunan besar. Yang ternyata bangunan Rumah Sakit Unisula. Saya mengira itu bangunan kampus Unisula ( Universitas Islam Sultan Agung ). Ternyata kampusnya masih disebelah sananya. Memang masih menjadi satu dengan Rumah Sakitnya.

Terdengar suara ngaji yang cukup keras. Terdengar sampai didalam mobil yang melaju di jalan raya.  Ngaji menunggu waktu jumatan dimulai.

Kami masuk halaman Rumah Sakit sambil mencari lokasi masjidnya. Itu ada tulisannya. Diatas bangunan itu. Kata saya.   Kamipun parkir di dekat bangunan itu. Masih sangat sepi. Kami adalah mobil pertama yg parkir disitu. Saya lihat ada orang berkalungan sajadah berjalan menuju bangunan itu.

Setelah mengambil sajadah, saya dan anak lanang bergegas berjalan ke bangunan itu juga. Bangunan yang menyatu dengan bangunan lainnya. Sama sama tingginya. Dua atau bahkan tiga lantai tingginya.  Bangunan tertutup kaca. Diatas bangunan itu ada kubah besar. Berwarna cerah. Kombinasi hijau, putih dan sedikit ada warna kuning. Diujung bangunan saya lihat ada menara yang tinggi. Layaknya  masjid pada umumnya.

Saya buka pintu kacanya. Kosong. Banyak peralatan rumah sakit. Sepertinya tempat tidur dan troli. Diujung ruangan sebelah sana ada 2 pegawai wanita. Sedang merapikan peralatan2 itu.

Kami tutup kembali pintu itu.  Saya tengok sekitar bangunan. Sepi. Tidak ada orang yang bisa ditanya. Saya kemudian menuju lobby rumah sakit. Yang berada didekat situ.  Yang bangunannya menyatu dengan bangunan itu.  Paling tidak disitu ada receptionis atau bagian informasi yang bisa ditanya.

Udara diluar begitu panas menyengat. Khas kota Semarang. Apalagi didaerah situ berdekatan dengan laut. Daerah yang kerap kali terkena banjir rob. Alhamdulillah siang ini tidak ada rob yang sampai naik ke jalan.  Got kiri kanan jalan, saya lihat airnya sudah penuh. Hampir rata dengan jalan.

Begitu masuk lobby. Nyes. Terasa sekali dinginnya udara AC. Saya menengok ke kiri ada pintu terbuka menuju satu ruangan. Pintu itu letaknya lebih tinggi dari lobby. Lebih tinggi 4 trap. Satu meter sebelum trap, ada beberapa pasang sandal yang ditinggal. Disebelah kanan kiri Lorong itu ada loker. Tempat menyimpan sepatu dan sandal.

Tidak salah lagi. Itulah pintu masjidnya. Lokasi, atau lebih tepatnya ruangan masjid ini ternyata persis berada diatas ruang penyimpanan peralatan yang pintunya kami buka tadi.

Kamipun masuk. Kemudian berwudlu. Ada banyak sekali kran air wudlunya. Berarti banyak jamaahnya. Biasanya demikian.
Saya masuk tempat sholatnya. Lantainya beralaskan karpet. Warna hijau. Tidak baru. Tapi masih bagus.

Ruangan masjid masih sepi. Hanya beberapa jamaah saja. Tidak ada satu orangpun di barisan ( sof ) pertama. Saya berdiri pada barisan pertama. Terkena sentrongan angin. Dari AC standing yang ditaruh dekat situ. Saya mundur ke sof kedua. Untuk menghindarinya.

Jam penanda yang berada diatas tempat imam berbunyi. Jam menunjukkan angka 11.41. Masuk waktu sholat dhuhur. Jamaah mulai datang. Tapi masih belum banyak. Dari pengeras suara ada pengumuman, waktu dhuhur sudah tiba. Para pasien diharapkan melaksanakan sholat dhuhur semampunya. Dan bagi pegawai dan pengunjung laki laki dipersilakan sholat jumat dimasjid.

Berarti pengumuman itu disiarkan ke semua ruangan rumah sakit. Itulah bedanya rumah sakit Islam dengan yang lainnya.

Sebentar kemudian datang seseorang menuju barisan ( sof ) pertama. Menyiapkan peralatan audio. Dia petugas disitu rupanya.  Jamaah mulai banyak. Pak Ustadz datang melalui pintu tempat imam. Kemudian melaksanakan sholat sunah.

Tepat jam 12.00 petugas itu berdiri. Bertindak sebagai muadzin. Rangkaian acara Jumatan dimulai.

Memang di beberapa masjid, pelaksanaan jumatan tidak dimulai tepat waktu. Tetapi sengaja diundurkan. Ini saya temui di beberapa masjid di Surabaya. Dan juga di beberapa kota.

Memberikan kesempatan jamaah yg masih kerja untuk berjumatan secara sempurna. Jumatan dengan sempurna adalah datang di masjid sebelum khotib naik mimbar.

Kotbah Jumat tidak terlalu lama, kemudian sholat jumat. Jam 12.30 kami sudah keluar masjid setelah sholat ashar yang dijamak qoshor kan.  Yaitu sholat Ashar yang dikerjakan di waktu dhuhur dengan 2 rekaat. Ini namanya ruhsoh atau kemudahan yang diberikan Allah kepada mushafir. Orang yang sedang dalam bepergian. Yang dalam perjalanan dalam jarak tertentu.

Perjalanan dari Masjid Unisula ke Kudus hanya 55 menit dengan jarak kurang lebih 50 Km. Jalanan cenderung sepi. Hanya di pasar Bintoro Demak saja yg sedikit tersendat. Jalan didepan pasar itu dua arah. Kiri kanan jalan dipakai parkir mobil. Jalur menjadi lebih sempit. Belum lagi dipertigaan jalan yang tanpa trafic light itu. Terjadi crossing.  Namun tidak terdengar suara klakson penanda minta jalan. Seperti dikota kota itu. Saya lihat pengendara pada sabar. Tidak saling serobot. Justru sering memberi jalan kepada pengendara lain. Apakah ini budaya masyarakat setempat. Ataukah karena ini hari puasa terakhir. Ataukah karena ini hari lebaran.

Sore hari, sehabis Ashar. Adik bertanya nanti mau berbuka puasa dengan apa ? Kami sepakat : Lontah - Lontong Tahu.

Ternyata Jumat itu sudah banyak penjual makanan yang tutup. Entah mereka ikut lebaran Jumat atau Sabtu. Warung ketiga baru dapat penjual lontong tahu yg masih buka. Itupun antri panjang. Ada 1 orang yang membeli 75 bungkus. Rata yang datang membeli lebih dari 5 bungkus. Tidak ada yang makan disana. Masih puasa. Atau sungkan dengan yang masih puasa. Bentuk toleransi tinggi. Yang tidak perlu di gembar gemborkan. Itulah kearifan local. Itulah budaya kita. Aslinya.

Menjelang waktu berbuka tiba, bungkusan lontong itu sdh tiba dirumah. Dan kamipun bisa berbuka dengan menu sesuai daftar yang dibuat dari Surabaya.

Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.

 #NA

#KSB050523