Oleh Noor Aidlon
J |
um'at 21 April 2023. Jam
di dashboard mobil menunjukkan angka 11.30 ketika kami sudah berada di jalan
utama Semarang - Demak. Sedangkan waktu dhuhur di daerah Semarang adalah 11.41.
Berarti sebentar lagi.
Kita
Jumatan di masjid Unisula saja. Deket situ. Sambil saya menunjuk bangunan
besar. Yang ternyata bangunan Rumah Sakit Unisula. Saya mengira itu bangunan kampus Unisula (
Universitas Islam Sultan Agung ). Ternyata kampusnya masih disebelah sananya. Memang
masih menjadi satu dengan Rumah Sakitnya.
Terdengar
suara ngaji yang cukup keras. Terdengar sampai didalam mobil yang melaju di
jalan raya. Ngaji menunggu waktu jumatan dimulai.
Kami masuk halaman Rumah Sakit sambil mencari lokasi masjidnya. Itu ada tulisannya. Diatas bangunan itu. Kata saya. Kamipun parkir di dekat bangunan itu. Masih sangat sepi. Kami adalah mobil pertama yg parkir disitu. Saya lihat ada orang berkalungan sajadah berjalan menuju bangunan itu.
Setelah
mengambil sajadah, saya dan anak lanang bergegas berjalan ke bangunan itu juga.
Bangunan yang menyatu dengan bangunan lainnya. Sama sama tingginya. Dua atau
bahkan tiga lantai tingginya. Bangunan
tertutup kaca. Diatas bangunan itu ada kubah besar. Berwarna cerah. Kombinasi
hijau, putih dan sedikit ada warna kuning. Diujung bangunan saya lihat ada
menara yang tinggi. Layaknya masjid pada umumnya.
Saya
buka pintu kacanya. Kosong. Banyak peralatan rumah sakit. Sepertinya tempat
tidur dan troli. Diujung ruangan sebelah sana ada 2 pegawai wanita. Sedang
merapikan peralatan2 itu.
Kami
tutup kembali pintu itu. Saya tengok sekitar bangunan. Sepi. Tidak ada
orang yang bisa ditanya.
Saya
kemudian menuju lobby rumah sakit. Yang berada didekat situ. Yang bangunannya menyatu dengan bangunan itu. Paling tidak disitu ada receptionis atau
bagian informasi yang bisa ditanya.
Udara
diluar begitu panas menyengat. Khas kota Semarang. Apalagi didaerah situ
berdekatan dengan laut. Daerah yang kerap kali terkena banjir rob.
Alhamdulillah siang ini tidak ada rob yang sampai naik ke jalan. Got kiri kanan jalan, saya lihat airnya sudah
penuh. Hampir rata dengan jalan.
Begitu
masuk lobby. Nyes. Terasa sekali dinginnya udara AC. Saya menengok ke kiri ada
pintu terbuka menuju satu ruangan. Pintu itu letaknya lebih tinggi dari lobby.
Lebih tinggi 4 trap. Satu meter sebelum trap, ada beberapa pasang sandal yang
ditinggal. Disebelah kanan kiri Lorong itu ada loker. Tempat menyimpan sepatu
dan sandal.
Tidak
salah lagi. Itulah pintu masjidnya. Lokasi, atau lebih tepatnya ruangan masjid
ini ternyata persis berada diatas ruang penyimpanan peralatan yang pintunya
kami buka tadi.
Kamipun
masuk. Kemudian berwudlu. Ada banyak sekali kran air wudlunya. Berarti banyak
jamaahnya. Biasanya demikian.
Saya
masuk tempat sholatnya. Lantainya beralaskan karpet. Warna hijau. Tidak baru.
Tapi masih bagus.
Ruangan
masjid masih sepi. Hanya beberapa jamaah saja. Tidak ada satu orangpun di
barisan ( sof ) pertama. Saya berdiri pada barisan pertama. Terkena sentrongan
angin. Dari AC standing yang ditaruh dekat situ. Saya mundur ke sof kedua.
Untuk menghindarinya.
Jam
penanda yang berada diatas tempat imam berbunyi. Jam menunjukkan angka 11.41.
Masuk waktu sholat dhuhur. Jamaah mulai datang. Tapi masih belum banyak. Dari
pengeras suara ada pengumuman, waktu dhuhur sudah tiba. Para pasien diharapkan
melaksanakan sholat dhuhur semampunya. Dan bagi pegawai dan pengunjung laki
laki dipersilakan sholat jumat dimasjid.
Berarti
pengumuman itu disiarkan ke semua ruangan rumah sakit. Itulah bedanya rumah
sakit Islam dengan yang lainnya.
Sebentar
kemudian datang seseorang menuju barisan ( sof ) pertama. Menyiapkan peralatan
audio. Dia petugas disitu rupanya. Jamaah mulai banyak. Pak Ustadz datang
melalui pintu tempat imam. Kemudian melaksanakan sholat sunah.
Tepat
jam 12.00 petugas itu berdiri. Bertindak sebagai muadzin. Rangkaian acara Jumatan
dimulai.
Memang
di beberapa masjid, pelaksanaan jumatan tidak dimulai tepat waktu. Tetapi
sengaja diundurkan. Ini saya temui di beberapa masjid di Surabaya. Dan juga di
beberapa kota.
Memberikan
kesempatan jamaah yg masih kerja untuk berjumatan secara sempurna. Jumatan
dengan sempurna adalah datang di masjid sebelum khotib naik mimbar.
Kotbah
Jumat tidak terlalu lama, kemudian sholat jumat. Jam 12.30 kami sudah keluar
masjid setelah sholat ashar yang dijamak qoshor kan. Yaitu sholat Ashar
yang dikerjakan di waktu dhuhur dengan 2 rekaat. Ini namanya ruhsoh atau
kemudahan yang diberikan Allah kepada mushafir. Orang yang sedang dalam
bepergian. Yang dalam perjalanan dalam jarak tertentu.
Perjalanan
dari Masjid Unisula ke Kudus hanya 55 menit dengan jarak kurang lebih 50 Km.
Jalanan cenderung sepi. Hanya di pasar Bintoro Demak saja yg sedikit tersendat.
Jalan didepan pasar itu dua arah. Kiri kanan jalan dipakai parkir mobil. Jalur
menjadi lebih sempit. Belum lagi dipertigaan jalan yang tanpa trafic light itu.
Terjadi crossing. Namun tidak terdengar suara
klakson penanda minta jalan. Seperti dikota kota itu. Saya lihat pengendara
pada sabar. Tidak saling serobot. Justru sering memberi jalan kepada pengendara
lain. Apakah ini budaya masyarakat setempat. Ataukah karena ini hari puasa
terakhir. Ataukah karena ini hari lebaran.
Sore
hari, sehabis Ashar. Adik bertanya nanti mau berbuka puasa dengan apa ? Kami
sepakat : Lontah - Lontong Tahu.
Ternyata
Jumat itu sudah banyak penjual makanan yang tutup. Entah mereka ikut lebaran
Jumat atau Sabtu. Warung ketiga baru dapat penjual lontong tahu yg masih buka.
Itupun antri panjang. Ada 1 orang yang membeli 75 bungkus. Rata yang datang membeli
lebih dari 5 bungkus. Tidak ada yang makan disana. Masih puasa. Atau sungkan
dengan yang masih puasa. Bentuk toleransi tinggi. Yang tidak perlu di gembar
gemborkan. Itulah kearifan local. Itulah budaya kita. Aslinya.
Menjelang
waktu berbuka tiba, bungkusan lontong itu sdh tiba dirumah. Dan kamipun bisa
berbuka dengan menu sesuai daftar yang dibuat dari Surabaya.
Nikmat
Tuhan mana lagi yang kau dustakan.
#NA
#KSB050523
Tidak ada komentar:
Posting Komentar