Oleh Noor Aidlon
U |
mroh kali ini agak berbeda. Kami diberangkatkan dari Surabaya dan harus transit semalam di Jakarta. Harus menginap pula. Hotel yang kami inapi adalah hotel Anara. Hotel Bandara berbintang lima. Lokasinya di sebelah pintu pemberangkatan internasional.
Tidak ada complaint sejak dari bandara sampai penginapan. Yang ada kata kata apresiasi. Sejak di Juanda kami merasa dimanjakan. Semua diurusi oleh Persada people. Executive Lounge yang disediakan sangat bagus. Dengan aneka ragam menu makanan. Kalau toh ada sedikit kekurangan, itu menyangkut tempat duduk di lounge. Tidak cukup menampung jumlah pengunjung. Saya lihat ada yang harus mengantri. Termasuk saya dan keluarga. Untung tidak lama mengantrinya.
Perjalanan Jakarta – Medinah tidak ada masalah. Pesawat on schedule. Baik boarding time maupun arrival time. Kami mendarat di bandara Pangeran Mohammad bin Abdulazis ( MED ) - Madinah jam 15.20. Belum masuk waktu sholat Ashar. Untuk daerah Madinah. Saya perkirakan, kami bisa nututi sholat Maghrib di Masjid Nabawi.
Proses imigrasi berjalan lancar. Petugas imigrasinya sudah banyak yang perempuan melayani dengan cekatan. Ramah. Tidak pasang muka sangar. Ini perubahan besar. Di Arab Saudi.
Kami bisa cepat keluar bandara dan langsung menuju bus yang sudah menunggu. Lagi lagi Persada people sigap mengarahkan tempat bus parkir. Kami menuggu lama di dalam bus.
Telah hampir satu jam diatas bus, saya melihat semua koper jamaah sudah masuk ke bagasi bus. Namun bus tidak kunjung berangkat. Saya turun dari bus. Mencari tahu apa yang terjadi. Menurut informasi Persada People, bus bus itu dikelola oleh Muassasah. Dan bus baru bergerak kalau sudah mendapat ijin dari Muassasah. Dan ijin itu belum juga keluar.
Menjelang adzan maghrib bus baru bergerak menuju hotel. Saya melihat dua anak remaja – kakak beradik - di seberang kursi saya membuka box Al Baik yang dibagikan. Lahap sekali mereka memakannya. Memang setiap jamaah diberikan satu box Al Baik oleh Persada. Ayam goreng terkenal di Arab Saudi.
Saya memilih tidak membuka Al Baik. Saat itu. Toh sebentar lagi sampai hotel. Kemudian masuk kamar dan terus menuju ke restaurant hotel. Ada acara penting yang menunggu setelah makan malam.
Jam 20.30 kami akan diajak oleh Mas Muthawif untuk sholat Jama’ takhir ( Maghrib – Isya ) di Masjid Nabawi. Sekalian saja menunjukkan jalan dari hotel ke masjid. Kata Mas muthawif.
Selesai sholat, malam itu juga, kami diajak untuk mendekat ke makam Rosulullah. Dari luar masjid. Membaca sholawat – mendoakan beliau. Sebagai bentuk kulo nuwun. Mendatangi kota Nabi.
Saya tidak tahu. Sudah berapa kali kami diingatkan untuk mengatur waktu istirahat. Agar ibadah bisa optimal. Malam itu diulang lagi peringatan itu. Besuk pagi jam 03.00 kita akan lakukan Qiyamul Lain ( Sholat malam ) berjamaah. Tempatnya di pelataran masjid. Ajak Mas Muthawif. Siap kata kami. Berarti malam ini kami hanya tidur 3 – 4 jam.
Saya melihat jadual yang diberikan oleh Persada. Banyak sekali kegiatannya. Sangat padat. Mulai Qiyamul Lail setiap malam, Kajian oleh ustadz, Tour sekitar masjid Nabawi dan juga city tour sekitar kota Madinah. Dan juga ada acara Halal bi Halal yang diselenggarakan di kebun kurma.
Belum lagi ibadah ibadah mandiri ( tanpa rombongan ) yang dilakukan di Masjid Nabawi. Sayang kalau sampai kelewatan sholat berjamaah di masjid Nabawi. Yang ganjarannya setara dengan 1000 kali sholat di masjid lain.
Meskipun kami tidak diwajibkan mengikuti semua acara, namun sayang kalau dilewatkan.
Saya telah beberapa kali mengikuti acara seperti itu. Oleh travel lainnya. Tapi yang ini berbeda. Selalu ada yang baru. Dan selalu dikelola dengan sangat baik.
Ibadah dikemas dengan entertainment. Tidak monoton. Tidak membosankan. Itu menurut saya. Bisa saja orang lain berpendapat beda.
Setiap ke Madinah, kami selalu diajak ke kebun kurma. Kali ini juga. Awalnya saya agak malas. Apatis. Paling gitu gitu saja. Tidak ada yang menarik. Tapi ternyata saya salah. Kebun kurma yang kami datangi kali ini, kebun kurma yang rindang. Yang luas. Yang bersih. Pun ada acara kemasannya. Halal bi Halal jamaah Persada.
Diantara pohon kurma itu digelar karpet. Ada juga dereta bangku bangku. Begitu memasuki area kebun, saya lihat 2 orang arab membagikan minuman. Yang dituangkan ke gelas plastic. Minuman ditaruh didalam sebuah wadah besar. Wadah itu dipanggul. Kemudian dituangkan dalam gelas langsung dari panggulan. Air mengucur dari wadah ke gelas. Seperti air mengalir dari padasan. Kemudian dibagikan kepada pengunjung. Cara menuang minuman ini unik. Menarik. Bagi saya.
Saya malah menyangka minuman itu legen. Bayangan saya, wadah yang dipanggul itu seperti wadah legen. Di daerah Tuban sana. Tebakan saya salah. Minuman itu adalah air zam zam.
Yang menarik lagi. Saat kami lesehan itu. Persada People membagikan sebuah toples kecil. Berisikan cookies. Ternyata itu produk UMKM Indonesia. Wow, Produk Indonesia dibawa ke Arab. Oleh Persada people.
Inilah puncak kepenarikan acara di kebun kurma itu. Tentu saja tausiyah dari ustadzah Oki yang membawakan topik halal bi halal. Sangat menarik. Kembali mengaduk aduk emosi jamaah. Lagi lagi banyak yang menangis.
Menyadarkan betapa diri ini dhoif. Diri ini sebetulnya para pendosa. Terlalu banyak dosa. Hanya Allah masih sayang kepada kita. Masih menutup aib aib kita. Sehingga tidak kelihatan orang lain. Bertaubatlah. Minta ampunlah. Kalimat itu diucapkan dengan penuh emosi. Menekan emosi pendengar. Menangis berjamaah. Minta ampun. Para pendosa itu beristighfar.
Dan sebaik baik pendosa adalah yang mau bertaubat. Allah Maha Penerima Taubat. Allah Maha Pengampun. Tidak seperti mahluknya yang masih sering mendendam. Kecuali sampeyan. ( NA 160524 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar