09 Mei 2024

MANASIK KONSER


Oleh Noor Aidlon

A

nak saya merekomendasikan travel ini. Kami datangi kantor Travelnya. Sebuah ruko 2 lantai, dengan lebar 8 – 10  meteran. Di jalan Diponegoro Surabaya. Namanya Persada Indonesia.

Kantor di design dengan gaya minimalis. Dengan dominasi warna merah. Ada counter customer service di depan. Yang siap menyambut tamu. Mirip counter teller di sebuah bank.

Ada hiasan besar di dinding tembok sebelah kiri. Instalgramable. Ada beberapa meja kecil bundar lengkap dengan kursinya. Ada 2 set sofa yang dipasang agak dibelakang sana.

Ruangan didesign dengan gaya lebih ringan. Terkesan hangat dan welcoming.

Namun, counter itu saat ini sudah dibongkar. Tamu hanya disambut oleh doorman. Customer Service berada di belakang. Dibalik tembok. Tidak tampak.  Kesan kehangatan dan welcoming yang dulu terasa. Kini hilang.

Kami diterima di meja bulat dipojok oleh salah customer service. Setelah mengetahui maksud kedatangan kami, dipanggilkanlah bagian marketing. Seorang perempuan muda.  Dia menjelaskan program umrohnya. Sangat details dan lengkap. Kami bertanya, dia menjawab dengan baik.

Ternyata perusahaan ini sudah lama berdiri. Umurnya sudah 35 tahun.  Berarti sayalah yang kurang piknik. Atau perusahaan ini yang kurang beriklan. Entahlah.

Tapi memang baru beberapa tahun terakhir ini mereka mulai aktif beriklan.  Di media sosial.  Setelah putra Abah Samsul memimpinnya.

Abah Samsul Arifin adalah pendiri perusahaan. Beliau sekarang menjabat sebagai komisaris. Saya melihatnya ini sebagai estafe kepemimpinan kepada generasi berikutnya.

Semoga saja, secara pelan pelan beliau melepaskan kendali operasional perusahaan kepada putranya. Sejalan dengan kematangan putranya dalam memimpin. Dan semoga saja putra bisa cepat belajar dan tangguh menghadapi tantangan bisnis. Setangguh Abahnya.

Akhirnya kami memilih program umroh bulan Syawal. Ngepaskan  waktu bisa cutinya anak anak.

Tibalah waktunya manasik.  Diselenggarakan pada menjelang akhir Ramadhan. Di gedung ICBC Surabaya.

Saya kaget. Begitu banyak team Persada yang terlibat. Mereka memakai Rompi bertuliskan Persada People di bagian punggungnya. Sejak tempat parkir sudah ada team yang mengarahkan. Memasuki gedung lebih banyak lagi persada people menyambut dan mengarahkan. Wow ada red carpet juga.

Memasuki ballroom saya dibuat lebih kaget lagi. Acara dikemas seperti konser. Panggung besar dipasang didepan. Dengan back drop besar nan apik. Penataan pencahayaan indah.

Round table yang berisikan 8 kursi dipersiapkan untuk peserta. Saya mendapatkan meja no 52. Saya lihat di belakang saya masih ada 2 - 3  baris meja lagi. Saya lupa menghitung persisnya.  Saya perkirakan  tidak kurang dari 550 kursi dipersiapkan untuk jamaahnya.

Melihat pengaturan ruangannya, acara ini menyalahi pakem acara manasik. Menyalahi pakem yang justru lebih baik. Menurut saya.  Bisa saja orang lain melihatnya kurang baik, kurang sakral.

Acara manasik yang beberapa kali saya ikuti diatur dengan sangat sederhana dan sangat kaku. Panggung dibuat kaku, seperti pengajian. Kursi jamaah disusun berjajar tanpa meja. Saya menganggapnya itulah pakem acara manasik. Pakem acara keagamaan.

Apakah ini hanya karena manasik bersamaan dengan Milad perusahaan sehingga pengaturannya dibuat menyerupai acara konser musik dengan jamuan makan malam.  Ataukah setiap manasik dilakukan juga seperti ini. Meriah. Saya lihat sebelah kanan panggung ada beberapa alat musik.

Hampir semua kursi terisi penuh. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Setelah itu ada sajian musik yang ditabuh para wanita. Pencahayaan panggung dengan warna warni lampu mulai dimainkan. Sementara pencahayaan di tempat jamaah mulai diredupkan.

Saya lupa urutan acaranya. Tapi saya masih ingat acara apa saja yg ditampilkan. Ada musik rebana yang dibawakan beberapa lelaki. Tentu ada sambutan dari perusahaan. Ada juga peragaan busana oleh persada people.

Ada tausiah yg disampaikan oleh ustadzah Oki Septiana Dewi yang juga sebagai Brand Ambasador perusahaan. Ada juga ustadz Abi Wan.

Ustadzah Oki menyampaikan tausiyahnya dengan mengaduk aduk emosi jamaah. Hampir semua jamaah meneteskan air mata. Hampir semua jamaah mengeluarkan tisue dan sapu tangannya untuk mengusap air mata. Bahkan ada beberapa jamaah sampai tersedu sedan.

Acara manasiknya sendiri disampaikan dengan memutar video animasi. Kemudian dilengkapi acara tanya jawab yang dipimpin oleh salah seorang ustadz Persada.

Dalam umroh Milad ini, para jamaah dibagi menjadi 15 bus.  Setiap bus akan didampingi team leader sejak dari Surabaya.  Dan setiap team leader akan didampingi oleh seorang munthawif.

Saya membayangkan betapa ruwet dan sulitnya mengatur 600 lebih jamaah. Tetapi melihat begitu detailsnya Persada people merencanakan, mengelola dan mengatur jalannya manasik, saya berkeyakinan kegiatan di Madinah dan Mekah akan mampu dimanage dengan baik.

Acara yang sangat meriah itu, ditutup dengan berbuka puasa bersama.

Kenyang, tapi tidak sempat sholat taraweh berjamaah di Masjid.
Anda pilih yang mana ?

 NA - 080524

Tidak ada komentar:

Posting Komentar