Oleh Noor Aidlon
A |
nak saya merekomendasikan travel ini. Kami datangi kantor Travelnya. Sebuah ruko 2 lantai, dengan lebar 8 – 10 meteran. Di jalan Diponegoro Surabaya. Namanya Persada Indonesia.
Kantor di design dengan gaya minimalis. Dengan dominasi warna merah. Ada counter customer service di depan. Yang siap menyambut tamu. Mirip counter teller di sebuah bank.
Ada hiasan besar di dinding tembok sebelah kiri. Instalgramable. Ada beberapa meja kecil bundar lengkap dengan kursinya. Ada 2 set sofa yang dipasang agak dibelakang sana.
Ruangan didesign dengan gaya lebih ringan. Terkesan hangat dan welcoming.
Namun, counter itu saat ini sudah dibongkar. Tamu hanya
disambut oleh doorman. Customer Service berada di belakang. Dibalik tembok.
Tidak tampak. Kesan kehangatan dan
welcoming yang dulu terasa. Kini hilang.
Kami diterima di meja
bulat dipojok oleh salah customer service. Setelah mengetahui maksud kedatangan
kami, dipanggilkanlah bagian marketing. Seorang perempuan muda. Dia
menjelaskan program umrohnya. Sangat details dan lengkap. Kami bertanya, dia
menjawab dengan baik.
Ternyata perusahaan ini
sudah lama berdiri. Umurnya sudah 35 tahun. Berarti sayalah yang kurang piknik. Atau
perusahaan ini yang kurang beriklan. Entahlah.
Tapi memang baru
beberapa tahun terakhir ini mereka mulai aktif beriklan. Di media sosial. Setelah putra Abah Samsul memimpinnya.
Abah Samsul Arifin
adalah pendiri perusahaan. Beliau sekarang menjabat sebagai komisaris. Saya
melihatnya ini sebagai estafe kepemimpinan kepada generasi berikutnya.
Semoga saja, secara
pelan pelan beliau melepaskan kendali operasional perusahaan kepada putranya.
Sejalan dengan kematangan putranya dalam memimpin. Dan semoga saja putra bisa cepat belajar dan tangguh
menghadapi tantangan bisnis. Setangguh Abahnya.
Akhirnya kami memilih
program umroh bulan Syawal. Ngepaskan waktu bisa cutinya anak anak.
Tibalah waktunya
manasik. Diselenggarakan pada menjelang akhir Ramadhan. Di gedung ICBC
Surabaya.
Saya kaget. Begitu
banyak team Persada yang terlibat. Mereka memakai Rompi bertuliskan
Persada People di bagian punggungnya. Sejak tempat parkir sudah ada team yang
mengarahkan. Memasuki gedung lebih banyak lagi persada people menyambut dan
mengarahkan. Wow ada red carpet juga.
Memasuki ballroom saya
dibuat lebih kaget lagi. Acara dikemas seperti konser. Panggung besar dipasang
didepan. Dengan back drop besar nan apik. Penataan pencahayaan indah.
Round table yang
berisikan 8 kursi dipersiapkan untuk peserta. Saya mendapatkan meja no 52. Saya
lihat di belakang saya masih ada 2 - 3 baris meja lagi. Saya lupa
menghitung persisnya. Saya perkirakan tidak kurang dari 550 kursi
dipersiapkan untuk jamaahnya.
Melihat pengaturan
ruangannya, acara ini menyalahi pakem acara manasik. Menyalahi pakem yang
justru lebih baik. Menurut saya. Bisa
saja orang lain melihatnya kurang baik, kurang sakral.
Acara manasik yang beberapa kali saya ikuti diatur dengan sangat sederhana dan sangat kaku. Panggung dibuat kaku, seperti pengajian. Kursi jamaah disusun berjajar tanpa meja. Saya menganggapnya itulah pakem acara manasik. Pakem acara keagamaan.
Apakah ini hanya karena manasik bersamaan dengan Milad perusahaan sehingga pengaturannya dibuat menyerupai acara konser musik dengan jamuan makan malam. Ataukah setiap manasik dilakukan juga seperti ini. Meriah. Saya lihat sebelah kanan panggung ada beberapa alat musik.
Hampir semua kursi
terisi penuh. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Setelah itu ada
sajian musik yang ditabuh para wanita. Pencahayaan panggung dengan warna warni
lampu mulai dimainkan. Sementara pencahayaan di tempat jamaah mulai diredupkan.
Saya lupa urutan
acaranya. Tapi saya masih ingat acara apa saja yg ditampilkan. Ada musik rebana
yang dibawakan beberapa lelaki. Tentu ada sambutan dari perusahaan. Ada juga
peragaan busana oleh persada people.
Ada tausiah yg
disampaikan oleh ustadzah Oki Septiana Dewi yang juga sebagai Brand Ambasador
perusahaan. Ada juga ustadz Abi Wan.
Ustadzah Oki
menyampaikan tausiyahnya dengan mengaduk aduk emosi jamaah. Hampir semua jamaah
meneteskan air mata. Hampir semua jamaah mengeluarkan tisue dan sapu tangannya
untuk mengusap air mata. Bahkan ada beberapa jamaah sampai tersedu sedan.
Acara manasiknya sendiri
disampaikan dengan memutar video animasi. Kemudian dilengkapi acara tanya jawab
yang dipimpin oleh salah seorang ustadz Persada.
Dalam umroh Milad ini,
para jamaah dibagi menjadi 15 bus. Setiap bus akan didampingi team leader sejak
dari Surabaya. Dan setiap team leader
akan didampingi oleh seorang munthawif.
Saya membayangkan betapa
ruwet dan sulitnya mengatur 600 lebih jamaah. Tetapi melihat begitu detailsnya Persada
people merencanakan, mengelola dan mengatur jalannya manasik, saya berkeyakinan
kegiatan di Madinah dan Mekah akan mampu dimanage dengan baik.
Acara yang sangat meriah itu, ditutup dengan berbuka puasa
bersama.
Kenyang, tapi tidak
sempat sholat taraweh berjamaah di Masjid.
Anda pilih yang mana ?
NA - 080524
Tidak ada komentar:
Posting Komentar