Bila
kita pergi ke tempat keramaian; tempat berkumpulnya banyak orang; seperti
Shopping Mall, cobalah kita perhatikan sekeliling kita. Ada berapa banyak
toko/warung/booth yang menjajakan barang dengan sistem franchise. Kita akan menemui berbagai macam barang di
franchisekan. Mulai dari minuman; makanan sampai restauran dan mini marketpun
ada semua.
Franchise
atau sistem waralaba belakangan ini sangat marak di Indonesia. Bila kita search
di internet dengan kata kunci franchise, kita akan menemukan banyak sekali,
termasuk franchise fee. Ada yang murah – dibawah Rp 10 juta, namun ada yang
sampai ratusan juta rupiah. Besar
kecilnya franchise fee tentu sangat tergantung pada nama besar dan scope business
nya. Itu semua sangat berpengaruh pada
omset penjualan. Omset besar akan menjamin ( meskipun tidak selalu ) keuntungan
yang besar. Keuntungan yang besar menjamin ( meskipun tidak selalu )
kesejahteraan dan kebahagiaan. Bukankah kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
merupakan impian setiap manusia. Pendek
kata, orang mau memberi franchise fee karena bisa menjadikan hidupnya sejahtera
dan bahagia.
Agama
diturunkan untuk menjadi pegangan dan tuntunan hidup bagi umatnya. Mereka yang mengikuti tuntunan agama dijamin
hidupnya akan bahagia. Bahagia di dunia dan bahagia di akherat kelak. Tentu ini harus di yakini betul oleh
umatnya. Karena yang berjanji dan
menjamin adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang sebaik baik penempati janji.
Pertanyaan
yang menjadi renungan kita adalah apakah Tuhan meminta franchise fee ? Apakah
nabi sebagai pembawa risalah juga menuntut franchise fee ? Tidak Pernah !!!
Kalau demikian; kita sebagai umat yang telah diberikan resep; diberikan SOP
bagaimana agar hidup yang bahagia tidak merasa berhutang budi ? Terus apa balas
budi kita ?
Memang
Tuhan tidak perlu dibela. Dia yang Maha Kuasa, Maha Besar dan Maha Segala
galanya. Namun sebagai manusia yang berakal budi, layakkah kita tidak membalas
kebaikan yang banyak sekali kita terima ? Orang kita dibukakan pintu saja
mengucapkan terima kasih. Apalagi kita diberikan nikmat yang banyak.
Allah
hanya mengajarkan kita bersyukur. Dengan bersyukur atas nikmat Nya; maka Allah
akan menambah nikmat nikmat lain yang banyak. Lalu bagaimana kita bersyukur.
Syukur menurut saya ada tingkatannya.
Pertama,
mengucapkan Alhamdulillah. Mengucapkan terima kasih. Ini adalah ungkapan syukur
yang paling sederhana. Bila ada orang yang membukakan pintu untuk kita, kita
akan mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih ini sekedar basa basi,
pemanis bibir. Apakah setelah dibukakan pintu kita masih ingat kebaikanya
tersebut. Rasanya begitu kita jalan 100 meter sudah tidak ingat dan merasakan
lagi bantuan kebaikannya.
Kedua,
mempergunakan nikmat yang kita terima sebagaimana mestinya. Bila kita diberikan
hadiah – kaos oleh seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Kita tentu akan
mengucapkan terima kasih. Namun kemudian kaos pemberiannya itu kita pergunakan
untuk membersihkan mobil. Kira kira
bagaimana perasaan orang yang ngasih hadiah tersebut. Dia tentu akan sangat
kecewa, karena dia mengharapkan kaos itu kita pakai sendiri. Dan bukan untuk
lap mobil. Dia tahu bahwa kaos itu
sekarang milik kita sepenuhnya dan terserah kita mau dipakai untuk apa. Namun kalau kita pergunakan untuk lap mobil, kita
telah mengecewakannya dan kita telah meremehkannya. Kalau demikian, akankah dia
memberikan hadiah lagi kepada kita ? Tentu saja tidak akan.
Allah
telah memberikan pemberian yang sangat banyak. Pertanyaannya adalah apakah
pemberian Nya itu telah kita pergunakan sebaik mungkin seperti yang diharapkan
oleh Nya ataukah kita pergunakan sesuka hati kita ? Bila Allah tidak berkenan, Dia tidak akan
memberikan nikmatnya lagi.
Ketiga;
mengucapkan Alhamdulillah dan selalu memuji kebaikan Nya. Bila kita dibantu
oleh seseorang dan bantuan itu sangat berarti bagi Kita tentu kita akan merasa
senang dan sangat terkesan. Bila
kondisinya demikian, kita tentu akan selalu memuji kebaikannya di hadapan teman
teman kita. Dalam istilah pelayanan, hal ini disebut sebagai ‘delight customer’.
Kebaikan
Allah adalah kebaikan yang tiada duanya. Semua orang mengakui itu. Kebaikan
Allah adalah kebaikan yang kita terima sepanjang masa, terus menerus. Semua
orang juga mengakui hal itu. Karenanya sudah sepantasnyalah kita selalu memuji
dan mengagungkan nama Nya. Nikmat Tuhan yang manakah yang kau dustakan. Ayat
itu akan selalu terngiang ngiang difikiran kita. Disepanjang waktu kita akan
selalu merasakan pemberian Nya, merasakan nikmat Nya.
Keempat,
Bila ada orang yang menjelekan, kita akan membelanya habis habisan. Bila kita sering mendapat bantuan dari
seseorang, bantuan yang sangat berarti bagi kita, tentu kita akan merasa
berhutang budi. Kita tentu merasa dekat dengannya. Kita tentu juga akan
mengenalnya dengan baik. Mengenalnya
luar dalam. Kita mengenal orang ini
sebagai pribadi yang sangat baik kepada
orang lain. Suka membantu sesama.
Kemudian;
bila ada orang yang menjelek jelakkan namanya, tentu kita akan membelanya. Kita
akan menjelaskan bukan seperti itu orang yang kita kenal. Bahkan kita akan menilai orang yang
menjelekkan itu sebagai orang yang aneh. Sebagai tukang fitnah, dan sebutan lainnya. Tahapan inilah yang didalam istilah pelayanan
disebut sebagai “advocate customer”.
Sebagai
pemeluk agama, kita tentu sangat meyakini agama kita. Kita meyakini Allah adalah
dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah adalah sebaik baik pemberi.
Allah adalah yang memberi rezeki kepada kita. Allahlah sebaik baik pengatur.
Yang mengatur kehdupan kita.
Tanpa
campur tangan Allah, apakah kita bisa mencapai posisi seperti saat ini ? Kalau bukan karena ridlo Allah, apakah kita
bisa sampai pada kondisi seperti saat ini ? Tentu tidak bisa. Karena kemurahan Nyalah, kita bisa mencapai
kondisi saat ini. Lalu apa bentuk syukur
kita terhadap semua ini ? Apakah kita
hanya merasa cukup mengucap hamdallah ? Tidak !!! Sudah saatnya Kita bersyukur dengan
mengagungkan asma Nya. Sudah saatnyalah Kita berjuang menegakkan kalimat Nya.
Malu rasanya, sudah diberikan resep kehidupan yang luar biasa tanpa dipungut
franchise fee, kita hanya mengucap puji syukur doang.
Sebagai
rasa syukur yang sungguh sungguh; sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu
menebarkan ajaran Nya; mengagungkan Asma Nya.
Mengajak orang berbuat baik, mengajak orang untuk sukses dunia akhirat adalah kewejiban
setiap manusia. Tidak hanya untuk
kebaikan diri kita sendiri namun juga
untuk orang lain. Tegalah saudaramu terjerumus ke jurang; sementara sebetulnya
kau mampu menyelamatkannya, petuah orang bijak.
Janganlah masuk surga sendirian, ajaklah teman temanmu juga, kata orang
bijak yang lain. Semoga tulisan ini juga sebagai penebar dan pengajak kebaikan.
Semoga
menginspirasi …… ( NA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar