Ketika
saya masih kecil, Ibu saya sering marah kalau lihat para anaknya diam
menganggur tidak mengerjakan sesuatu. Jaman itu kami belum punya Televisi. Jadi
bentuk diam menganggurnya kami adalah kalau tidak duduk duduk bengong di teras;
ya tidur tiduran. Bisa tiduran di tempat tidur atau tiduran di lantai. Saya
masih ingat mantra marahnya Ibu. Orang yang diam nganggur itu gampang kemasukan
setan. Mantra ini selalu di ulang ulang kalau lihat para anaknya diam tidak
beraktifitas. Dan kami sangat meyakini mantra itu. Kalau bengong nanti akan
kesurupan. Bicara sendiri, nglantur kayak orang gila.
Ibu
selalu mendidik anaknya jangan malas malasan. Jadi orang itu harus giat; rajin kerja.
Kerja apapun yang penting tidak diam.
Difinisi kerja; menurut ibu saya jaman itu adalah asal tidak menganggur.
Mengapa tidak boleh menganggur ? Agar tidak kemasukan setan. As simple as that
!!!
Tadi
malam saya nelpon anak saya yang diluar kota. Memang saya biasakan untuk telpon
setiap hari. Untuk berkomunikasi; ngecek sana ngecek ini. Nah, Pertanyaan
mandatory saya adalah apakah sudah makan ? Anak bungsu saya menjawab belum. Mungkin tidak makan malam ini katanya. Lho
kenapa ? Lagi sibuk sekali. Tidak sempat beli makanan, tidak sempat makan. Harus
menyelesaikan tugas malam ini juga. Kalau gitu makan roti saja,saran saya. Gak
sempat jawab anak saya. Luar biasa !!! Kelihatannya. Kalau dengar ibu saya; seneng nih. Kondisi
cucunya luar biasa rajin. Tapi tidak demikian bagi saya.
Fenomena
seperti anak saya ini ternyata banyak saya temui di kehidupan kantor. Beberapa
waktu yang lalu saya menemui rekan saya tidak sempat makan siang karena terlalu
sibuk. Banyak kerjaan, katanya.
Terlalu
sibuk banyak kerjaan; tidak sempat istirahat; tidak sempat makan siang adalah
bukti ketidak efektifan dalam bekerja. Mengapa demikian ?
Pertama,
Didalam diri seseorang terdapat komponen jiwa dan raga. Masing masing mempunyai
hak yang harus dipenuhi. Hak raga atau tubuh adalah makan, istirahat dan olah
raga. Orang hanya bisa bekerja baik dalam kondisi tidak lapar. Karena sibuk,
orang sering merasa tidak lapar. Sejatinya dia adalah lapar. Sel sel didalam
tubuh kita perlu makanan. Dan makanan sel itu berasal dari apa yang kita
makan. Dalam jangka pendekpun, orang
yang tidak sempat makan dan istirahat, tidak akan efektif dalam bekerja.
Apalagi dalam jangka panjang. Orang yang sering tidak makan dan tidak istirahat
dalam jangka panjang akan berpengaruh didalam kesehatan dan kebugarannya. Orang
yang tidak sehat dan tidak bugar akan mempengaruhi tingkat kehadiran atau
paling tidak tingkat konsentrasi.
Demikian
pula dengan jiwa, fikiran dan mental seseorang. Masing masing mempunyai hak.
Hak fikiran adalah memperoleh ilmu; wawasan. Hak mental/jiwa adalah memperoleh
kenyamanan, kedamaian, siraman rohani. Orang yang tidak pernah istirahat
gelombang otaknya akan sangat sibuk. Frekuensinya sangat tinggi. Dalam kondisi
seperti ini orang tidak akan mampu konsentrasi. Tidak akan mampu mengeluarkan
ide ide kreatif. Mereka perlu istirahat, menurunkan trafic di fikirannya. Bagi pecinta yoga; mereka perlu waktu untuk
go to the peacefull place. Bagi orang Islam; dia perlu waktu untuk mendekatkan
diri kepada Allah agar hatinya tentram.
Jadi istirahat sambil makan sangat penting.
Kedua;
Perlu waktu untuk mengasah gergaji. Cerita ini sering disampaikan dalam kelas
training seven habit. Ada dua orang penebang kayu. Mereka sangat giat bekerja mengejar target
yang ditentukan oleh pimpinannya. Peluh mereka bercucuran membasahi sekujur tubuhnya. Ada orang tua lewat menegur mereka. Orang tua
itu menyarankan mereka untuk beristirahat terlebih dahulu. Satu orang penebang
kayu menolak sarannya. Masih banyak yang harus saya tebang. Mana sempat
istirahat. Minum saja gak sempat. Sayang kalau waktu dibuang hanya untuk
istirahat, katanya. Penebang pohon satunya memilih mengikuti saran pak tua. Dia
kemudian duduk dengan bersandar di pohon besar. Sambil meluruskan kaki dan
badannya; dia sempatkan minum. Sambil
mengatur nafasnya dia mengasah bagian tertentu gergajinya. Dia hanya istirahat
kurang dari 10 menit. Kemudian dia mulai menebang pohon lagi. Pertanyaannya; siapa yang berhasil menyelesaikan targetnya
terlebih dahulu. Yang istirahat atau yang bekerja terus ? Tentu yang istirahatlah yang mampu
menyelesaikan targetnya terlebih dahulu. Setelah istirahat dia punya power yang
jauh lebih besar. Setelah istirahat gergaji akan menjadil lebih tajam. Itulah yang dimaksud dengan pentingnya
memanage kapasitas produksi. Kapasitas produksi sangat mempengaruhi produktifitas.
Ketiga,
investasi waktu. Orang bijak mengatakan: ilmumu saat ini hanya cukup untuk
menjawab tantangan dan masalah saat ini. Tantangan besuk pagi hanya akan mampu
dijawab oleh ilmumu besuk pagi. Artinya orang harus terus belajar.
Dikantor;
kami sedang menggalakan jualan branchless banking yaitu jualan produk/jasa yang
sarat dengan teknologi. Nasabah bisa
melakukan transaksi sendiri, dimana saja dan kapan saja. Dia tidak harus datang
ke kantor bank; tidak terikat jam kerja kantor bank. Jadi sangat menguntungkan
bagi nasabah. Contoh dari branchless banking adalah internet banking; go mobile
dan sebagainya.
Disisi
lain, dengan branchless banking ini, pekerjaan yang dilakukan oleh staff bank
akan sangat berkurang. Dampaknya akan bisa menurunkan biaya operasional bank.
Beberapa
waktu yang lalu saya menanyakan ke beberapa manager cabang mengenai usahanya
mengedukasi; memprovokasi nasabah agar mau mempergunakan branchless banking.
Edukasilah kepada the real customer, bukan kepada courirnya. Jadi harus didatangi
nasabahnya. Kebanyakan manager cabang mengatakan tidak sempat, tidak punya
waktu untuk melakukan edukasi dengan efektif.
Kalau
kita rela melakukan investasi maka
devidennya akan kita dapat belakangan. Investasilah waktu untuk edukasi
nasabah. Memang saat ini dan beberapa saat akan sangat sibuk dan repot, tapi
belakangan, dikemudian hari ketika nasanah sudah banyak yang mempergunakan
branchless banking, kerepotannya akan terbayar. Para teller tidak sesibuk saat
ini. Para teller akan punya waktu cukup untuk up grade dirinya. Para manager
punya waktu cukup untuk creating new initiative, not just fixing the problem.
Keempat,
dengan merencanakan sesuatu dengan lebih baik,
kita dapat menghindarkan diri dari situasi penting dan genting. Tidak
sempat istirahat dan tidak sempat makan adalah indikasi sedang berada di
situasi penting dan genting, situasi yang harus dilakukan saat itu juga. Tidak
boleh ditunda, karena penting dan genting. Kalau ditunda akan menghancurkan
sesuatu yang lebih besar.
Maka,
ambillah waktu istirahat sambil makan, sholat, menenangkan fikiran; mengurangi
frekuensi trafic di otak; merencanakan sesuatu, niscaya hidup akan lebih
tenang. We love working.!!!
Semoga
menginspirasi …..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar