H
|
anya satu hal yang dapat dipastikan mengenai wabah Covid 19
ini. Dan itu di amini oleh semua ahli.
Pun oleh orang yang tidak ahli. Bahwa Wabah Covid 19 pasti akan berakhir. Wabah
Covid 19 ini pasti akan berhenti penyebarannya. Kapan waktunya ? Ini yang
setiap ahli mempunyai perhitungan sendiri sendiri. Untuk kasus Indonesia ada yang memperkirakan
akhir Mei, ada yang Juni bahkan ada yang September baru berakhir. Tergantung
pada data yang dipunyai, methodology yang di pakai dan assumsi yang dibangun.
Kita mempunyai keyakinan yang tinggi. Bahwa wabah ini akan
berakhir. Krisis ini akan berakhir. Kehidupan dan ekonomi akan pulih Kembali.
Bahkan pengalaman dalam beberapa krisis, banyak perusahaan yang bisa bangkit
dan berkembang jauh lebih pesat dibanding sebelumnya. Dan tentu saja ada yang juga perusahaan yang
bangkut dan akhirnya mati.
Hal ini sangat tergantung pada bagaimana perusahaan menyikapi
krisis yang terjadi. Bagaimana perusahaan merespond kondisi yang diluar
kekuasaannya. Diluar control dirinya.
Paling tidak ada dua hal besar yang harus dilakukan
perusahaan untuk merespond krisis global ini. Agar perusahaan tetap bisa bertahan hidup
dimasa krisis. Kemudian tumbuh dan berkembang di masa pasca krisis.
Perusahaan ini harus tetap hidup
dalam masa pandemi ini. Pengaturan cash flow akan sangat penting. Cash flow
lebih penting daripada Rugi Laba dalam masa krisis. Pemotongan biaya ( cost
cutting ) menjadi sesuatu yang urgent dilakukan. Biaya biaya yang tidak penting. Yang masih
bisa ditunda, tidak perlu dikeluarkan.
Full costing tidak relevan lagi. Yang lebih cocok adalah
variable costing. Dibuat simulasinya. Bila perusahaan ditutup, berapa biaya
tetap harus dibayar. Bila perusahaan ini tetap beroperasi, berapa produksi yang
mampu di serap pasar, berapa minimal harga yang bisa diberikan. Dan berapa
kerugian yang harus dibayar. Kemudian
bandingkan mana yang bayarnya lebih rendah antara tutup perusahaan atau tetap jalan
pada skala produksi tertentu.
Kita menyadari perusahaan manapun terkena dampak. Tak
terkecuali dengan business partner. Komunikasi dan renegosiasi menjadi sangat
penting. Agar semua fihak merasa win win. Semua fihak bisa bertahan
dalam masa krisis.
Saling bergandengan tangan dan kolaborasi antar business partner harus terus dilakukan.
Saling bergandengan tangan dan kolaborasi antar business partner harus terus dilakukan.
Menjaga nasabah sangat penting. Kepedulian perusahaan
terhadap nasabah dimasa krisis ini akan sangat berbeda artinya. Akan sangat
menyentuh hati nasabah. Sentuhan pribadi seperti ini yang menjadikan nasabah akan loyal. Tanamkan hutang budi disaat
krisis.
Yang kedua adalah melakukan perbaikan dan transformasi perusahaan.
Disaat
krisis, kegiatan perusahaan cenderung menurun. Aktifitas karyawan juga menurun.
Bagaimana management bisa mengoptimalkan waktu luang karyawan untuk melakukan
perbaikan internalnya. Sehingga ready to
take off saat pandemic berakhir. Dengan kemampuan baru. Dengan system baru yang
lebih baik.
1. Nasabah
Pandemi telah mengubah perilaku
sosial. Managemen harus mampu mendeteksi
perubahan kebutuhan dan perilaku nasabah.
Apakah perubahan ini bersifat sementara atau menjadi kebiasaan baru nasabah.
Kemudian mereview apakah customer
management system yang ada masih cocok atau harus diadakan penyesuaian. Apakah perlu mengubah system pelayanan yang
ada. Yang lebih customer friendly. Yang lebih memudahkan nasabah.
2. Internal Business Process
Inilah saat yang paling tepat
melakukan review terhadap proses internal. Memanfaatkan waktu luang karyawan.
Management bisa menunjuk beberapa team
proses review. Satu team terdiri dari beberapa karyawan dari bagian yang
berbeda. Satu team diberi tugas mereview proses tertentu. Satu proses business
tertentu bisa dilihat, direview oleh beberapa orang dari bagian yang berbeda. Dari sudut pandang yang berbeda.
Saya telah melakukan hal ini. Saat
masa krisis yang lalu. Dan hasilnya cukup bagus. Akhirnya kami mempunyai
internal business process yang baru. Yang lebih sederhana, lebih ringkas dengan
tetap memperhatikan resiko yang memadai. Tanpa mengubah IT core system yang ada. Yang langsung dapat di implementasikan saat
krisis berakhir.
Disamping itu. Dalam business process yang baru itu sudah
dilengkapi dengan standard time processing dan service level agreement. Dengan
demikian produktifitas setiap karyawan dapat diukur dengan lebih baik. Karyawan yang terampil akan mempunyai score
berbeda dengan yang kurang terampil.
Dan juga ada kepastian pelayanan
kepada nasabah. Bahkan dalam kasus tertentu kita bisa memberikan jaminan waktu
pelayanan kepada nasabah. Melebihi waktu
yang di jamin; nasabah akan mendapat ganti rugi.
3. Penguatan kompentensi karyawan
Pada waktu low season, saat yang
tepat untuk melakukan peningkatan kompetensi karyawan. Meningkatkan pengetahuan
karyawan. Mengasah keterampilan karyawan. Maupun memperbaiki sikap dan perilaku
karyawan. Knowledge, Skill dan Attitude karyawan di up grade. Disesuaikan
dengan perubahan kebutuhan dan perilaku nasabah. Yang akan menjadi kebiasaan
baru. Menjadi new normal.
Dengan melakukan itu semua; perusahaan akan siap untuk
menghadapi masa cerah. Siap take off pada saatnya. Saat yang lain masih
berbenah. Who can stopping you to grow.
Semoga menginspirasi …
#noor_aidlon
#solusi_banking_kompetensi
#DirumahAja_010520
Tidak ada komentar:
Posting Komentar