S
|
elama lebaran tahun ini. Sudah beberapa kali saya mengikuti
acara halal bil halal secara online. Biasanya halal bil halal dikalangan
keluarga sendiri. Namun yang
diselenggarakan tanggal 26 Juni 2020 siang itu. Oleh Bani Usman itu - terasa begitu istimewa.
Istimewa – karena pesertanya bertebaran dibeberapa kota. Didalam dan luar
negeri. Ada yang di New York, California, Bahrain dan Kuala Lumpur. Dan tentu
saja yang terbanyak ada di Indonesia. Di Jakarta, Bandung; Tangerang, Surabaya,
Malang. Entah dimana lagi – saya tidak
hafal.
Istimewa – karena jumlah pesertanya
paling banyak. Kalau biasanya hanya diikuti oleh sekitar belasan peserta.
Kemarin itu sampai 35 peserta. Dan;
hampir setiap peserta juga membawa serta keluarga. Anggap saja. Setiap peserta ada 2 orang yang ikut. Itu saja berarti sudah 70
orang yang ikut acara itu.
Dan saya percaya. Masih ada peserta lain yang tidak
tertangkap kamera. Yang duduknya diluar jangkauan kamera hand phone atau laptop yang
dipakai. Namun masih bisa mengikuti jalannya acara. Dengan mendengarkan
suaranya. Yang sekali kali juga mengintip lewat layar Hand Phone atau laptop yang dipakai untuk Zoom zooman
itu.
Highly appreciated untuk saudara yang ada di luar negeri.
Yang perbedaan waktunya cukup lama. Saya yakin seperti Lik Ami dan Shonan yang
di New York. Harus woke up at 2 o’clock early in the morning. Demikian juga
dengan yang di California. Ini perjuangan yang luar biasa. Only with your great
intention for keeping silaturahim, it could be done. Kita doakan semoga silaturahim online itu dicatat sebagai amalan
yang baik. Seperti silaturahim biasa.
Yang bisa saling berjabat tangan itu.
Istimewa – karena acara di tata dengan rapi. Ada run down
nya. Seperti acara halal bil halal biasa. Yang dilakukan di gendung itu.
Moderatornya, sang keponakan – Gus Hilman, begitu luwesnya. Meskipun acaranya
begitu rapi, toh masih tetap terasa santainya.
Istimewa – karena acara dimulai
dengan tahlil. Kita berdoa untuk Mbah Hasyim dan istri, Mbah Usman dan isri. Dan
juga untuk keturunan beliau. Khususnya yang sudah wafat. Beliau beliau ini
tentu telah berjasa besar terhadap kita. Yang telah melahirkan generasi
generasi yang baik. Generasi generasi sukses. Yang tetap hormat dan menghargai para
leluhurnya. Tidak banyak keluarga yang masih tetap guyup rukun. Masih tetap menghormati
dan menghargai Mbah Buyutnya. Dan saya termasuk orang yang beruntung. Menjadi
anak mantu dari keluarga ini.
Acara tahlil ini dipimpin oleh priyantun yang mumpuni. Gus
Adib. Yang bergelar Kyai Haji Tuan Guru Lora itu. Gelar yang telah disematkan oleh sang moderator. Acara tahlil berjalan lancar
dan khusuk
Istimewa – karena acara ini juga ada pencerahan dari Mas
Mukhtar. Yang dokter itu. Yang kyai itu. Mengenai bagaimana menghindari masalah kejiwaan akibat covid 19.
Satu tinjauan yang sangat cerdik dan bermanfaat. Cerdik karena menyajikan angle
yang berbeda. Banyak sudah dokter yang mengupas mengenai covid 19. Kebanyakan
dari segi kesehatan fisik. Yang ini dari segi kesehatan jiwa. Apalagi kemudian
diperkenalkan DOI SMARTS ala mas Mukhtar ini. DOa, Istighfar, Selalau
Mengucapkan syukur Alhamdulillah, Ridha, Tawakkal, Sabar
itu. Yang dilengkapi dengan dalil dan
lafal doanya. Yang bisa langsung di praktekkan. Atau bahkan sudah sering di
praktekkan. Ini sangat bermanfaat. Bermanfaat untuk menjaga kesehatan jiwa
kita. Agar tidak stress. Tidak depresi.
Istimewa – karena Mas Rofi’ menceritakan sejarah siapa Mbah
Usman itu. Yang ada sisi lain yang belum banyak diketahui. Mbah Usman adalah
sosok pembelajar sejati. Beliau paling
tidak tercatat telah belajar dan mondok di 6 tempat berbeda. Sebelum akhirnya
mendirikan pondok Assalam di Cepu itu. Begitu banyak buku/kitab literaturnya
yang telah dibacanya. Ini adalah warisan terbesar beliau. Siapakah – dari Bani
Usman ini yang akan menjaga, meneruskan dan
mengembangkan warisan ini. Mas Rofi’ mulai memprovokasi. Dengan gaya khasnya
mas Rofi’.
Mengembangkan pesatren memang bukan perkara mudah. Membangun
awal pesantren yang dilakukan Mbah Usman juga bukan perkara mudah. Dulu, mbah Usman membangunnya sendirian. Dari
nol. Itu kira2 lanjutan kata kata Mas Rofi’ – dalam
imajinasi saya.
Istimewa – karena Mas Amin – pengusaha sukses juga memberikan
pandangannya. Pandangan khas seorang Pengusaha. Selalu Visioner. Selalu bicara jauh kedepan. Melihat peluang.
Bukan berkutat pada masa lalu. Bukan berkutat
pada problem saja.
Bagaimana dunia Pendidikan kedepan; beliau ceritakan dengan
sangat baik dan menarik. Mengingatkan saya pada istilah Standardized but
Customized. Yang saya perkenalkan ke team saya 10 tahun yang lalu. Standardized in the system;
Customized in the content. Seperti yang
sedang di kerjakan Mas Amin ini. Mas
Amin sedang membangun Integrated Management Information System. Didalamnya ada system Pendidikannya.
Tinggal mengisi content nya. Sesuai dengan kebutuhan.
Saya membayangkan. Bani Usman ini mempunyai potensi yang luar
biasa. Masing masing mempunyai kompetensi dan kemampuan yang berbeda. Ya –
kompetensi yang berbeda. Yang bisa saling mengisi. Justru inilah keunggulannya.
Tinggal bagaimana menyelaraskannya. Tinggal bagaimana menyambung antar titik
kompetensi. Tinggal menyatu padukan. Seperti melakukan knowledge management
itu.
Warisan Mbah Usman harus di kembangkan. Pondok harus
dikembangkan. Insya Allah semua sepakat itu. Sang dirigen – konduktor telah di
tunjuk. Oleh peserta silaturahim itu. Dengan atau tanpa persetujuan yang
ditunjuk. Kita tunggu sang konduktor memanggil para pemusiknya. Para penyanyinya.
Pun para penata panggungnya. Untuk mendesign orchestra seperti apa yang akan di
tampilkan. Ini bukan hal yang mudah. Tapi bukan juga mustahil. Ini bukan
tanggung jawab sang konduktor semata. Tapi semua orang. Yang mengaku Bani
Usman.
#NA
#KSB280520
#Halal_bil_halal_online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar