09 Oktober 2023

ORANG TUA DARI YANG PALING MULIA

Rumah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Masih Kokoh Berdiri, Begini Penampakannya  - Semua Halaman - Nova

 Oleh : Noor Aidlon

B

ayi perempuan ini diberi nama Aminah. Yang kelak melahirkan manusia termulia : Muhammad.

Aminah lahir dari pasangan suami : WAHAB bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab dan istri : BARRAH binti Abdul Uzza bin Usman bin Abdu Ad-Dar bin Qushay bin Kilab. Dengan demikian Aminah dikenal sebagai keluarga Bani Zuhrah. 

Nenek moyang Aminah juga dikenal sebagai Banu Jadrah ( Anak anak tukang tembok). Karena mereka yang membuat dinding Ka'bah ketika banjir besar melanda Mekah.

Kedua orang tuanya berasal dari keluarga yang sangat terhormat dan tinggal di sekitar Ka'bah. Berdekatan dengan tempat tinggal keluarga Abdul Muttholib dari Bani Hasyim yang juga sangat terhormat.

Sebagaimana layaknya seorang anak, Aminah kecil sering bermain2 di sekitar Ka'bah bersama teman2nya. Termasuk anak2 dari keluarga Abdul Muttholib yang berjumlah 10 orang lelaki.

Sesuai tradisi keluarga terhormat, ketika menginjak remaja Aminah menjalani masa pingitan. Tidak bisa bebas lagi bermain dan bercengkerama dengan teman2nya. Dia Lebih banyak beraktifitas di dalam rumah sambil menunggu pinangan. Pinangan dari keluarga yang sederajat. Tradisi yang berlaku zaman itu.

Selama menjalani pingitan itu, Aminah selalu berharap Abdullah bin Abdul Muttholib - teman sepermainan masa kecilnya yang akan meminangnya.

Sementara itu Wahab bin Abdul Manaf, Bapak Aminah berharap yang sama. Namun beliau juga mengetahui kondisi Abdul Muntthalib yang lagi galau.

Galau karena nadzarnya. Nadzar yang diucapkan puluhan tahun sebelumnya. Ketika masih muda.

Nadzar itu berbunyi, jika aku diberikan 10 anak lelaki, maka aku akan kurbankan satu orang diantara mereka.

Kita tahu - saat itu, mempunyai anak lelaki merupakan satu kebangaan keluarga. Apalagi jumlahnya banyak. Apalagi Abdul Munttholib berkedudukan sebagai pembesar kaum Quraisy. Penguasa Mekkah. Penjaga Ka'bah. Sempurnalah kebanggaan Abdul Muttholib.

Kebanggan itu yang akhirnya membuat Abdul Muttholib bingung. Betapa dia menyayangi semua anaknya. Namun nadzar harus dilaksanakan. Demi menjaga martabat dan kehormatannya.

Tekatnya sudah bulat. Nadzar harus dipenuhi. Dan kesepuluh anaknya pun kemudian dibawa ke Ka'bah. Mereka semua anak yg baik. Anak yg berbakti pada orang tua.

Diantara berhala2 yang ada di sekitar Ka'bah, kesepuluh anak itu berdiri berjejer untuk diundi. Untuk menentukan, siapa yg akan dikurbankan.

Dan hasil undiannya jatuh pada anak bungsunya - Abdullah. Anak yang paling disayanginya.

Ketika persiapan pengurbanan dilakukan, banyak masyarakat yang mencegahnya. Kalangan perempuan banyak yang menangis histeris. Namun Abdul Muttholib menakfikan semuanya. 

Sampai Al Maghairah datang menghampirinya. Dengan lemah lembut dia berkata. Kalau sampai Nadzar ini dilaksanakan, akan menjadi tuntunan dan kebiasaan baru bagi kaum Quraisy, kata orang itu. Dan itu sangat mengerikan. Ini akan mengubah tata nilai masyarakat Quraisy yg dikenal berhati lembut dan penyayang. Menjadi tata nilai yang kejam dan mengerikan. Maka tundalah dulu pengurbanan ini, mintalah petunjuk kepada ahli nujum yang ada di Khaibar. Turutilah nasehatnya. Kalau memang dia menyuruh melaksanakan, laksanakan pengurbanan ini.

Abdul Muttholib sepakat. Merekapun berangkat menemui ahli nujum. Jangan kau kurbankan anak itu, kata ahli nujum itu. Nadzar itu mengerikan dan harus diganti. Gantilah dengan mengurbankan 100 ekor unta.

Betapa gembiranya kaum Quraisy mendengar kabar itu. Mereka menyambut dengan gegap gempita. Demikian juga dengan keluarga Abdul Muttholib. Hati mereka lega penuh syukur.

Mereka segera menyiapkan 100 ekor unta  untuk dikurbankan dan nadzarpun dianggap telah dipenuhi. 

Kini Abdul Muttholib mulai berfikir mencari menantu - untuk Abdullah. Anak bungsu kesayangannya.

Memang mencari menantu harus hati2. Jangan sampai salah pilih. Ini tidak sekedar mencari pendamping hidup anak. Tapi lebih jauh dari itu. Menyiapkan keturunan keluarga. Keturunan yang lebih baik untuk kehidupan dunia dan akherat.

Pilihannya jatuh kepada keluarga Bani Zuhrah. Keluarga Wahab bin Abdul Manaf. Keluarga yang sangat terhormat. Aminah dipinang untuk menjadi istri Abdullah bin Abdul Muttholib.

Kelak, dari pernikahan ini lahir seorang anak laki laki. Yang oleh Abdul Muttholib, sang kakek, pengganti sang ayah yang sudah meninggal terlebih dahulu, diberi nama Muhammad. Nama yang tidak lazim. Nama yang aneh untuk masyarakat Mekah saat itu.

Nama itu sesuai saran pendeta ahli kitab beberapa tahun sebelumnya. Akan lahir seorang lelaki yg paling mulia dari Mekah. Namanya Muhammad. Maka kelak siapupun yg punya cucu laki2, berilah nama Muhammad. Barangkali bayi itu yang dimaksud dalam Al Kitab.

Dan Abdul Muttholib adalah orang yang pertama kali memberikan nama Muhammad untuk cucu lelakinya.

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttholib  menjadi manusia paling mulia. Yang ditunjuk menjadi Nabi terakhir.

Allahumma shalli alaa Muhammadinin 'abdika wa rosulika nabiyyil ummi wa'alaa aalihii wa sallim."

#NA
#KSB
#091023


28 September 2023

PASUKAN TAHUN GAJAH

 Pasukan Gajah Abrahah Mau Hancurkan Kabah, Tahun Kelahiran Nabi

Oleh : Noor Aidlon

A

brahah adalah penguasa Ethiopia yang sangat hebat saat itu. Dia berhasil menaklukkan dan  menguasai Yaman. Salah satu daerah Jazirah Arab yang sangat subur.  Dia Penganut Kristen yang sangat taat.  Dari Yaman – kota yang sangat strategis, dia bermaksud menyebarkan pengaruh Kristen ke daerah Jazirah Arab.

Dia tahu di Mekah ada Ka'bah. Dan dia tahu betul, setiap tahun Ka'bah didatangi banyak orang dari seluruh pelosok Jazirah Arab.  Daerah Mekah menjadi maju. Perekonomian berputar. Dan potensi sbg penyebaran pengaruh sangat besar. Para penyair, para penyihir berlomba2 datang kesana untuk menebar pesona. Menyebar pengaruh.

Abrahah iri melihat Mekah dengan Ka'bah nya itu.

Untuk mengurangi pengaruh Ka'bah, lalu dibangunlah gereja yang sangat megah pada zaman itu. Di Shan'a -  Ibukota Yaman,  Gereja Qullais. Dia juga mengirim surat kepada beberapa maharaja di Jazirah Arab. Isinya meminta dukungan agar rakyat Jazirah Arab mengalihkan ziarahnya ke Qullais.

Namun upaya2 itu tidak membuahkan hasil. Masyarakat tetap berziarah mendatangi Ka'bah. Dan Gereja Qullais pun tetap sepi.

Selama masih ada Ka'bah, Qullais tidak akan laku. Hanya dengan menghancurkan Ka'bahlah masyarakat Arab akan beralih ke Qullais. Itu hasil pemikirannya setelah lama merenung.

Tekatnya telah bulat. Marahnya telah membara. Lalu dipersiapkan pasukan yang sangat kuat. Logistik yang sangat cukup. Abrahah memimpin sendiri pasukan itu. Dia mengendarai gajah yang besar,  Mahmud namanya.

Mendengar berita Abrahah mau menghancurkan Ka'bah, sejumlah Kabilah Arab melakukan perlawanan. Namun tdk ada satupun yg berhasil.

Kenyataan ini membuat ciut nyali kabilah Arab lainnya.

Pasukan Abrahah semakin merajalela. Mereka merampas harta benda dan ternak penduduk Arab, termasuk 200 ekor unta milik Abdul Muttholib.

Abdul Muttholib adalah pemimpin suku Quraisy dan sekaligus juga penguasa Ka'bah.

Ketika sampai di daerah Tho'if, Abrahah mengirim utusan  untuk menemui penguasa Ka'bah. Kepada Abdul Muttholib disampaikan pesan : Abrahah tidak bermaksud mau perang dengan bangsa Arab. Dia hanya ingin menghancurkan Ka'bah.

Agar tidak terjadi kurban yang semakin banyak, Abdul Muttholib bersedia diajak bertemu Abrahah.

Abrahah sangat menghormati Abdul Muttholib. Beliau diajak duduk sejajar dengan Abrahah. Belum pernah Abrahah bersikap seperti itu kepada pemimpin lainnya.

Ketika ditanya apa permintaan Abdul Muttholib agar tidak terjadi peperangan ?
Kembalikan 200 ekor untaku dan juga unta2 rakyatku, jawab Abdul Muttholib tegas. Tidak ada keraguan.

Sebagai penguasa Ka'bah, mengapa Anda tidak membela dan mempertahan Ka'bah mati2an. Anda ternyata pemimpin  yg egois. Kata Abrahah sinis.

Ka'bah sudah ada yang punya sendiri. Tergantung yang punya. Apakah Dia akan mempertahankan atau menyerahkan untuk dihancurkan. Siapa yang punya, tanya Abrahah. Tuhan - Allah yang punya, jawab Abdul Muttholib.

Meskipun perundingan dilakukan dg kesinisan, akhirnya ditemukan kesepakatan. Unta dan binatang ternak milik Abdul Muttholib dan rakyatnya dikembalikan semua. Dan Abdul Muttholib dan rakyatnya tidak akan menghalangi langkah Abrahah.

Abdul Muttholib pun pulang ke Mekah.
Beliau meminta penduduk Mekah untuk bersembunyi mengungsi diatas gunung. Dari balik batu2 mereka menunggu dan melihat apa yang dilakukan Allah - pemilik Ka'bah yg sejati.

Pada hari yang ditentukan  pasukan Abrahah bersiap untuk menuju ke Mekah.

Pasukan Gajah mulai diberangkatkan. Namun tidak satupun yang mau melangkahkan kakinya. Segala upaya dilakukan. Dipukul, ditarik belalainya, ditarik telinganya, namun tetap tak satupun Gajah itu mau bergerak.

Dalam situasi Abrahah marah dan frustasi, tiba2 di udara datang ribuan burung. Ribuan burung itupun melempar batu2 kecil ke arah pasukan Abrahah. Laksana terserang wabah, para pasukan Abrahah pada meninggal dengan mengenaskan terkena batu2 kecil itu. Al Qur'an mengistilahkan kondisi mereka seperti daun yang dimakan ulat.
Dan Abrahah sendiri meninggal dengan semua anggota badan hangus dan bernanah.

Pasukan Abrahah yang dikenal sebagai pasukan gajah habis tak tersisa.
Ka'bah tetap berdiri kokoh dalam penjagaan pemiliknya. Dengan cara yang tak pernah terlintas dalam fikiran mahluknya. Dengan cara yang diluar nalar manusia.

Beberapa bulan setelah peristiwa itu, Siti Aminah - menantu Abdul Muttholib - melahirkan bayi laki2. Diberi Nama Muhammad. Yang kemudian menjadi Nabi terakhir sampai akhir zaman.

Dan tahun kelahiran beliau pun dikenal sebagai Tahun Gajah.

#NA
#KSB270923
#Maulid Nabi
#ref.Buku Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad  SAw karangan HMH Al Hamid Al Husaini

 

27 Juni 2023

BPJS GIGI

Jangan Remehkan Kualitas Dokter Gigi di Puskesmas

 Oleh : Noor Aidlon


K

apan itu, gigi saya terasa sakit. Kiri kanan lagi. Untuk mengunyah terasa sakit sekali. Kemanapun makanan didalam mulut diarahkan untuk dikunyah pasti terkena gigi yang sakit. Makan menjadi tidak nyaman.

Malamnya terpaksa saya harus ke dokter gigi. Referensi teman saya. Selesai sholat Isya saya berangkat ke tempat prakteknya.  Tempat prakteknya dirumah dokter itu. Ada 3 pasien yang menunggu.  Saya pasien yang ke empat.

Tidak sampai 1 jam, saya dipanggil masuk ke ruang praktek. Basa basi sebentar, kemudian saya dipersilakan duduk di kursi pasien. Mulut terbuka dan lampu terang menyorot ke dalamnya. Lho koq baru sekarang ke sini nya, kata dokter itu. Itu sudah banyak yang harus dirawat. Iya dok, saya paling takut ke dokter gigi. Trauma kata saya. Bapak harus ubah mindset nya. Kedokter gigi itu untuk menghilangkan rasa sakit.  Bukan cari sakit. Kata dokter itu memotivasi. Iya dok. Tapi pengalaman  pertama saya dulu itu sangat menyakitkan, kata saya.  Kita lihat ya; Insya Allah saya akan berhati hati agar Bapak tidak kesakitan.

Yang urgent, yang menimbulkan rasa sakit ada 2 Pak. Yang gigi sebelah kanan bawah ada yang berlubang. Dan yang sebelah kiri atas ada indikasi patah, kata dokter. Ini yang bisa diatasi malam ini hanya yang kanan bawah saja.  Paling tidak Bapak bisa mengunyah dengan gigi sebelah kanan dulu.  Sedangkan yang kanan atas harus menunggu foto terlebih dahulu.

Setelah besuk paginya foto, malamnya saya kembali lagi ke dokter. Benar gigi kiri atas ada yg patah. Terus diapakan dok, tanya saya. Harus dicabut, kata dokternya. Mendengar kata dicabut, hati saya langsung menciut. Tidak punya nyali. Tidak bisa dirawat, tawar saya. Tidak bisa. Patahnya suadh lebih dari separoh gigi.  Waduh saya tidak siap dok. Saya minta waktu noto ati dulu. Dan malam itupun tidak ada tindakan apapun yang bisa dilakukan dokter.

Beberapa hari setelahnya;  saya terfikir untuk mencari second opinion. Teman saya menyarankan pakai BPJS saja. Beberapa bulan yg lalu; dia melakukan perawatan dan penambalan di RS Airlangga pakai BPJS.  Dokternya enak. Bisa diajak diskusi dan konsultasi.  Antrinya juga tidak banyak. Perlu hanya waktu 1 - 2 jam di rumah sakit. Masih managable, batin saya. Toh saya punya banyak waktu.

Sayapun mencari kartu BPJS saya. Saya sudah menjadi anggota BPJS selama beberapa tahun. Dan belum pernah memakainya sama sekali.  Sekarang saya mau pakai. Sekalian mau merasakan apakah pasien BPJS ini adalah pasien kelas dua. Dengan pelayanan yang berbeda dengan pasien biasa; yang bayar sendiri.  Seperti yang dulu sering menjadi keluhan masyarakat.

Saya kemudian browsing bagaimana cara berobat dengan BPJS. Saya harus datang ke Faskes Tingkat I dulu. Kalau tidak bisa ditangani oleh Faskes pertama; akan dibuat surat rujukan ke faskes selanjutnya.

Saya lihat kartu BPJS saya. Faskes tingkat I di Puskesmas Menur.  Jadi saya harus kesana. Saya sengaja ke Puskesmasnya agak siangan. Jam 09.30.  Langsung ke loket pendaftaran. Diberikan nomor : 19. Saya lihat di layar display; saat itu yang sedang ditangani dokter adalah pasien no 17. Berarti tinggal 1 pasien lagi.

Dari layar display itu, saya mengetahui ada beberapa pelayanan di Faskes ini. Ada dokter umum. Ini yang antriannya paling banyak. Ada dokter Ibu dan Anak. Ada yang khusus lansia. Dan dokter Gigi. Berarti Faskes ini cukup lengkap. Hampir jam 10 pagi, kursi yang disiapkan masih terisi penuh. Saya perhatikan ada 8 baris kursi antrian. Setiap baris berisi 8 kursi.  Berarti masih lebih dari 60 pasien yang antri.

Kurang dari 15 menit saya sudah dipanggil masuk. Cepat juga fikir saya. Dalam ruangan ada 2 orang dokter gigi dengan 2 dental unit dan  4 orang assistentnya. Satu dental unit masih relative baru. Secara umum ruang periksanya bagus. Hanya saja system penerangannya masih kurang memadai. Terasa gelap dan pengap.

Saya tunjukkan foto gigi saya – yang tersimpan di handphone - ke dokter yang memeriksa. Kemudian dia periksa gigi saya.  Gigi yang kanan bawah ternyata tambalannya lepas. Ternyata masih tambalan sementara. Saya ditegur mengapa tidak balik ke dokter giginya. Saya malah yang kaget. Memang harus balik lagi setelah ditambal. Dokter giginya tidak minta saya Kembali lagi. Kata saya.

Baru dijelaskan bahwa yang dilakukan dokter sebelumnya adalah perawatan gigi. Sebelum gigi ditambal permanen harus dirawat dahulu agar kondisi gigi dan akar giginya sehat. Dalam masa perawatan itu, dokter melakukan penambalan sementara. Ini kapas yang dikasih obat masih menempel. Jelasnya.  Mestinya setiap minggu datang lagi ke dokternya. Untuk perawatan. Itu bisa 3 atau 4 kali kedatangan baru ditambal permanen.

Yang gigi kiri atas yang patah bagaimana dok. Tanya saya. Harus dicabut Pak. Tidak bisa dipertahankan lagi. Karena selain patah, giginya juga sudah goyang.

Kalau begitu; bisa minta rujukan ke RS Airlangga Bu ? Tidak bisa langsung ke RS Tipe B. Harus ke Tipe C terlebih dahulu.

Dan sayapun pulang dengan gundah hati. Dengan membawa pulang surat rujukan ke dokter gigi di RS Mitra Husada. Rumah Sakit tipe C.

#NA

#KSB 210623

 

 

 

 

 

 

01 Juni 2023

SHOLAT IED - 2 KHUTBAH

Salat Jumat di Masjid Agung Kudus Hari ini Ditiadakan 

Oleh Noor Aidlon 

S

ABTU 22 April 2023 - Hari Raya Idul Fitri. Hari raya sesuai Rukyatul Hilal. Jam 05.30 kami sudah siap siap berangkat ke Masjid Agung Kudus. Lokasinya di dekat alun alun. Dekat juga dengan pendopo Kabupaten. Layaknya masjid jami' di kota kota lainnya.

Masjid Jami' adalah masjid yang dibangun pemerintah dan juga dibiayai pemerintah. Karenanya penentuan hari lebarannya juga sesuai ketetapan pemerintah.

Perjalanan menuju masjid tidak semacet seperti hari raya pada umumnya. Biasanya; banyak masyarakat berbondong bondong pergi ke masjid.  Baik ke masjid yang di dekat rumah maupun ke masjid yang lebih besar; yang jauh dari rumah. Banyak juga yang menuju ke lapangan yang dipakai tempat sholat Ied.  Ini tentu menjadikan jalanan menjadi penuh kendaraan.

Namun Pagi itu jalan jalan cenderung lengang. Ini menandakan sebagian  masyarakat telah melaksanakan sholat Ied pada hari Jumatnya.  Sehari sebelumnya.  Hari Raya sesuai  dengan hasil perhitungan hisab.

Sebetulnya yang melakukan rukyatul  hilal itu juga melakukan hisab. Hasil perhitungannya juga persis sama. Tidak berbeda sama sekali. Untuk tahun ini; sesuai perhitungan; hilal sudah berada diatas ufuk. Baik yang dilakukan oleh Muhammadiyah; NU maupun pemerintah. Atau siapa saja yang tahu ilmu falaq. Tingginya masih kurang dari 3 derajat. Mereka sepakat dengan perhitungan itu.

Yang menjadi perbedaan adalah difinisi dari wujudul hilal. Yang satu mendifinisikan hilal dianggap sudah maujud bila posisinya sudah diatas ufuk. Berapapun tingginya. Yang dinyatakan dengan derajat itu. Meskipun masih kurang dari 1 derajat; asal posisi hilal sudah diatas ufuk; dianggap sudah maujud. Dan mulai bulan baru.

Yang satunya lagi mendifinisikan Hilal dianggap mauwujud; kalau sudah bisa dilihat. Dan untuk bisa dilihat; posisi hilal harus mencapai 3 derajat diatas ufuk.

Dengan demikian sebetulnya kita sdh bisa memprediksi jauh jauh hari.  Bahkan jauh jauh tahun; kapan hari raya akan bersamaan. Dan kapan akan berbeda. Mana yang benar ? Semua benar. Karena semua mendasarkan pada dalil. Hanya penafsiran dan pendifisiannya yang berbeda. Dan itu biasa terjadi. Tidak hanya pada dalil awal puasa maupun dalil hari raya.

Jam 05.40 jalan di depan masjid sudah hampir penuh jamaah. Bahkan Sebagian sudah ada yang duduk di lapangan alun alun.

Melihat pintu gerbang masjid masih belum banyak yang lalu lalang, kami berkeyakinan didalam masjid ada banyak tempat kosong. Dan kamipun menuju kedalam masjid. Ternyata masih banyak tempat kosong. Jamaah yang duduk di dalam masjid masih sangat sedikit. Jauh lebih banyak yang duduk di jalan depan masjid.

Anak saya berbisik. Kalau sholat Ied di dalam masjid, suasananya seperti jum’atan. Kalau di tempat terbuka, betul betul merasakan suasana lebaran. Aura lebarannya kuat sekali. Barangkali itu yang menyebabkan mereka memilih tempat terbuka. Entahlah.   

Menjelang jam 06.00, saya tengok kebelakang, jamaah di dalam masjid masih belum penuh juga.

Sejenak ada petugas yang meminta kami menggeser ke kanan. Pak Bupati mau rawuh, tolong dikasih jalan. Fenomena feodal masih ada. Bisik hati saya. Toh akhirnya saya nurut geser ke kanan sedikit. Toh tidak sulit. Hanya geser pantat saja.
Benar juga. Tidak berselang lama, Bupati dan anaknya datang. Lewat samping saya. Nuwun sewu ... nuwun sewu, sambil sedikit membungkukkan badan. Ternyata Bupati lewat dengan etika sopan santun. Khas priyayi Jawa. Saya salah menilai. Protokoler yang memang mengharuskan begitu. Untuk menjamin keamanan dan kelancaran Pak Bupati.

Jam 06.05 rangkaian acara dimulai. Pembawa acara menyampaikan urut2an acara sholat Iedul Fitri. Diawali sambutan Bapak Bupati. Kemudian pembacaan tuntunan dan tata cara sholat Ied. Dan dilanjutkan dengan Sholat Ied dan khutbah Iedul Fitri.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan selamat datang kepada warga Kudus yang selama ini tinggal di luar Kudus. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh warga Kudus. Dan ini yang paling memakan waktu lama : Laporan pembangunan yang telah dikerjakan pemerintah Kabupaten Kudus. Total waktu sambutan cukup lama. Barangkali sama, atau bahkan lebih lama dari khutbah Idul Fitri itu sendiri.

Setelah sambutan; tibalah acara inti sholat Ied beserta khutbah iedul Fitrinya. Isi khutbah telah ditulis dalam sebuah buku. Buku itu dibagikan kepada jamaan di pintu gerbang masjid. Saya buka sekilas buku itu. Beberapa halaman. Ini akan menjadi khutbah yang Panjang. Kalau dibaca semua sesuai text itu.

Namun, ternyata beberapa text khutbah dilewati oleh khotib. Beberapa point di skip. Tidak dibaca. Khotibnya sangat bijak. Melihat situasi. Kiranya para jamaah sudah tidak focus. Matahari sudah mulai meninggi.

Pada menjelang akhir khutbah, saya agak kaget. Karena ternyata ada dua khutbah pada sholat Ied. Diantara dua khutbah itu; khotib juga duduk. Persis seperti khutbah jumat. Pada khutbah kedua; khotib hanya memanjatkan doa.

Jamaah sholat Ied pagi itu tidak sebanyak biasanya. Sebelum pandemi. Pun jumlah kendaraan yang parkir.

Puasa telah selesai. Saatnya sarapan pagi. Nasi Kuning adalah menu hari pertama Idul Fitri di keluarga kami. Dari tahun ke tahun.

#NA
#KSB 080523

 


05 Mei 2023

JUMATAN DI RUMAH SAKIT


Oleh Noor Aidlon

J

um'at 21 April 2023. Jam di dashboard mobil menunjukkan angka 11.30 ketika kami sudah berada di jalan utama Semarang - Demak. Sedangkan waktu dhuhur di daerah Semarang adalah 11.41. Berarti sebentar lagi.

Kita Jumatan di masjid Unisula saja. Deket situ. Sambil saya menunjuk bangunan besar. Yang ternyata bangunan Rumah Sakit Unisula. Saya mengira itu bangunan kampus Unisula ( Universitas Islam Sultan Agung ). Ternyata kampusnya masih disebelah sananya. Memang masih menjadi satu dengan Rumah Sakitnya.

Terdengar suara ngaji yang cukup keras. Terdengar sampai didalam mobil yang melaju di jalan raya.  Ngaji menunggu waktu jumatan dimulai.

Kami masuk halaman Rumah Sakit sambil mencari lokasi masjidnya. Itu ada tulisannya. Diatas bangunan itu. Kata saya.   Kamipun parkir di dekat bangunan itu. Masih sangat sepi. Kami adalah mobil pertama yg parkir disitu. Saya lihat ada orang berkalungan sajadah berjalan menuju bangunan itu.

Setelah mengambil sajadah, saya dan anak lanang bergegas berjalan ke bangunan itu juga. Bangunan yang menyatu dengan bangunan lainnya. Sama sama tingginya. Dua atau bahkan tiga lantai tingginya.  Bangunan tertutup kaca. Diatas bangunan itu ada kubah besar. Berwarna cerah. Kombinasi hijau, putih dan sedikit ada warna kuning. Diujung bangunan saya lihat ada menara yang tinggi. Layaknya  masjid pada umumnya.

Saya buka pintu kacanya. Kosong. Banyak peralatan rumah sakit. Sepertinya tempat tidur dan troli. Diujung ruangan sebelah sana ada 2 pegawai wanita. Sedang merapikan peralatan2 itu.

Kami tutup kembali pintu itu.  Saya tengok sekitar bangunan. Sepi. Tidak ada orang yang bisa ditanya. Saya kemudian menuju lobby rumah sakit. Yang berada didekat situ.  Yang bangunannya menyatu dengan bangunan itu.  Paling tidak disitu ada receptionis atau bagian informasi yang bisa ditanya.

Udara diluar begitu panas menyengat. Khas kota Semarang. Apalagi didaerah situ berdekatan dengan laut. Daerah yang kerap kali terkena banjir rob. Alhamdulillah siang ini tidak ada rob yang sampai naik ke jalan.  Got kiri kanan jalan, saya lihat airnya sudah penuh. Hampir rata dengan jalan.

Begitu masuk lobby. Nyes. Terasa sekali dinginnya udara AC. Saya menengok ke kiri ada pintu terbuka menuju satu ruangan. Pintu itu letaknya lebih tinggi dari lobby. Lebih tinggi 4 trap. Satu meter sebelum trap, ada beberapa pasang sandal yang ditinggal. Disebelah kanan kiri Lorong itu ada loker. Tempat menyimpan sepatu dan sandal.

Tidak salah lagi. Itulah pintu masjidnya. Lokasi, atau lebih tepatnya ruangan masjid ini ternyata persis berada diatas ruang penyimpanan peralatan yang pintunya kami buka tadi.

Kamipun masuk. Kemudian berwudlu. Ada banyak sekali kran air wudlunya. Berarti banyak jamaahnya. Biasanya demikian.
Saya masuk tempat sholatnya. Lantainya beralaskan karpet. Warna hijau. Tidak baru. Tapi masih bagus.

Ruangan masjid masih sepi. Hanya beberapa jamaah saja. Tidak ada satu orangpun di barisan ( sof ) pertama. Saya berdiri pada barisan pertama. Terkena sentrongan angin. Dari AC standing yang ditaruh dekat situ. Saya mundur ke sof kedua. Untuk menghindarinya.

Jam penanda yang berada diatas tempat imam berbunyi. Jam menunjukkan angka 11.41. Masuk waktu sholat dhuhur. Jamaah mulai datang. Tapi masih belum banyak. Dari pengeras suara ada pengumuman, waktu dhuhur sudah tiba. Para pasien diharapkan melaksanakan sholat dhuhur semampunya. Dan bagi pegawai dan pengunjung laki laki dipersilakan sholat jumat dimasjid.

Berarti pengumuman itu disiarkan ke semua ruangan rumah sakit. Itulah bedanya rumah sakit Islam dengan yang lainnya.

Sebentar kemudian datang seseorang menuju barisan ( sof ) pertama. Menyiapkan peralatan audio. Dia petugas disitu rupanya.  Jamaah mulai banyak. Pak Ustadz datang melalui pintu tempat imam. Kemudian melaksanakan sholat sunah.

Tepat jam 12.00 petugas itu berdiri. Bertindak sebagai muadzin. Rangkaian acara Jumatan dimulai.

Memang di beberapa masjid, pelaksanaan jumatan tidak dimulai tepat waktu. Tetapi sengaja diundurkan. Ini saya temui di beberapa masjid di Surabaya. Dan juga di beberapa kota.

Memberikan kesempatan jamaah yg masih kerja untuk berjumatan secara sempurna. Jumatan dengan sempurna adalah datang di masjid sebelum khotib naik mimbar.

Kotbah Jumat tidak terlalu lama, kemudian sholat jumat. Jam 12.30 kami sudah keluar masjid setelah sholat ashar yang dijamak qoshor kan.  Yaitu sholat Ashar yang dikerjakan di waktu dhuhur dengan 2 rekaat. Ini namanya ruhsoh atau kemudahan yang diberikan Allah kepada mushafir. Orang yang sedang dalam bepergian. Yang dalam perjalanan dalam jarak tertentu.

Perjalanan dari Masjid Unisula ke Kudus hanya 55 menit dengan jarak kurang lebih 50 Km. Jalanan cenderung sepi. Hanya di pasar Bintoro Demak saja yg sedikit tersendat. Jalan didepan pasar itu dua arah. Kiri kanan jalan dipakai parkir mobil. Jalur menjadi lebih sempit. Belum lagi dipertigaan jalan yang tanpa trafic light itu. Terjadi crossing.  Namun tidak terdengar suara klakson penanda minta jalan. Seperti dikota kota itu. Saya lihat pengendara pada sabar. Tidak saling serobot. Justru sering memberi jalan kepada pengendara lain. Apakah ini budaya masyarakat setempat. Ataukah karena ini hari puasa terakhir. Ataukah karena ini hari lebaran.

Sore hari, sehabis Ashar. Adik bertanya nanti mau berbuka puasa dengan apa ? Kami sepakat : Lontah - Lontong Tahu.

Ternyata Jumat itu sudah banyak penjual makanan yang tutup. Entah mereka ikut lebaran Jumat atau Sabtu. Warung ketiga baru dapat penjual lontong tahu yg masih buka. Itupun antri panjang. Ada 1 orang yang membeli 75 bungkus. Rata yang datang membeli lebih dari 5 bungkus. Tidak ada yang makan disana. Masih puasa. Atau sungkan dengan yang masih puasa. Bentuk toleransi tinggi. Yang tidak perlu di gembar gemborkan. Itulah kearifan local. Itulah budaya kita. Aslinya.

Menjelang waktu berbuka tiba, bungkusan lontong itu sdh tiba dirumah. Dan kamipun bisa berbuka dengan menu sesuai daftar yang dibuat dari Surabaya.

Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.

 #NA

#KSB050523