10 Agustus 2010

BELAJAR DARI ORANG BIJAK

Pingin anaknya yang masih remaja itu kelak bisa menjadi manusia yang mampu memaknai hidup dengan lebih baik; maka dikirimkanlah anak itu untuk belajar kepada seorang bijak yang tinggal di daerah pegunungan. Demikian awal cerita yang pernah saya baca.

Lalu berangkatlah anak itu menuju ke pegunungan dimana orang bijak itu tinggal.
Disepanjang jalan dilihatnya hamparan sawah yang menghijau ditumbuhi dengan beraneka macam sayuran. Setiap orang yang ditemuinya begitu ramah menyapa. Meskipun dengan cara menyapa yang berbeda tidak seragam; namun ketulusannya dapat jelas dirasakan.

Sampai didaerah pemukiman; bertanyalah anak itu kepada orang yang sedang membersihkan atau lebih tepatnya merapikan pagar rumah yang terbuat dari tanaman – dimana rumah orang bijak itu. Dengan ramah; orang yang ditanya itu menunjuk sebuah rumah besar yang paling bagus, yang terletak diujung jalan. Apa betul itu rumahnya; konfirmasi seakan tidak percaya. Yang ada difikiran anak ini; orang bijak itu tinggal di gubuk; jauh dari keramaian; menarik diri diri dari hiruk pikuk duniawi.
Lebih terkejut lagi; ketika bertemu dengan orang bijak itu. Ternyata dia memakai celana jean yang dipadu dengan kaos bergambar harimau. Ah … apa betul ini orangnya, fikir anak itu.

Setelah bersalaman dan menyampaikan maksud kedatangannya; anak itu dipersilakan melihat lihat sekelilingnya. Maaf ya; kata orang bijak itu-saya sekarang sedang sibuk melayani tamu; kamu bisa berkeliling rumah dan pekarangannya terlebih dahulu. Disana ada lukisan; ada patung; ada juga semacam kebun binatang kecil. Kalau haus silakan ambil sendiri minuman yang disediakan. Nikmati semuanya; dan kita akan bertemu 1,5 jam lagi di ruang tamu ya. Oh ya; sambil menikmati pemandangan dan hidangan hidangan itu; saya titip sendok ini. Sendok ini saya isi dengan beberapa tetes air. Tolong dijaga jangan sampai tumpah. Selamat menikmati dan sampai jumpa 1,5 jam lagi di ruang tamu; kata orang bijak itu.

Setelah 1,5 jam; mereka bertemu di ruang tamu. Mana sendok yang saya titipkan; Tanya orang bijak itu. Dengan masih penasaran anak itu menyerahkan sendoknya dan air yang masih utuh didalamnya. Bagus kau telah menjaga titipan saya; kata orang bijak itu. Terus bagaimana pendapatmu tentang lukisan; patung; binatang-binatang dan hidangan yang ada ? Kau suka ? Tanya orang bijak itu lagi. Maaf Pak, saya tidak terlalu memperhatikan itu semua. Saya takut air yang didalam sendok ini tumpah, jadi saya focus menjaganya.

Lho .. apa kamu tidak ingin menikmati keindahan karya seni; lezatnya hidangan hidangan itu ? Tanya orang bijak. Sebetulnya sih pingin; namun saya focus menjaga sendok beserta isinya. Begitu jawab si anak itu. Kalau gitu, coba kamu keliling lagi ya, dan ini sendok beserta isinya. Kemudian si anak berkeliling menikmati keindahan karya seni dan lezatnya hidangan.

Setelah 1,5 jam; mereka bertemu lagi di ruang tamu. Bagaimana pendapatmu tentang karya seni dan hidangan yang disajikan. Tanya orang bijak. Luar biasa Pak. Saya belum pernah melihat lukisan yang begitu indah; kolam dan ikannya yang begitu lucu. Saya tidak menyangka Bapak begitu hebat mengokeksi semua itu. Kata anak itu. Syukurlah kamu bisa menikmati semua itu; tapi ngomong ngomong mana sendoknya ? Tanya orang bijak. Dengan kebingungan anak itu mencari cari sendoknya. Tidak usah di cari. Saya tadi mengamati kamu, kata orang bijak. Kamu berkeliling menikmati lukisan; makan snack yang disediakan dan saya masih melihat kamu menjaga sendokmu. Namun setelah sampai di kolam ikan; rupanya kamu keasyikan memberikan makan dan bermain dengan ikan; rupanya kamu telah meletakkan sendok itu diatas batu. Dan kemudian kamu melihat bunga bunga disekitar kolam dan kamu sudah melupakan sendok yang saya titipkan.

Demikianlah hidup anakku; lanjut orang bijak. Ada yang terlalu focus menjaga titipan sehingga tidak bisa menikmati keindahan dan kenikmatan yang disediakan; dan ada yang sebaliknya terlalu asyik menikmati keindahan dan kenikmatan; namun lupa akan titipannya.

Yang terbaik adalah tetap menjaga titipan, dan masih tetap bisa menikmati keindahan dan kelezatan yang memang disediakan untuk nya.

Semoga menginspirasi …. ( Tebet barat 21.55 )