28 Oktober 2013

CHANGE POWER



Ketika mau berangkat belajar ke Baghdad; Syeh Abdul Qodir Jaelani kecil berpamitan kepada Ibundanya. Oleh ibundanya; beliau dibekali  uang sangu sebesar 40 dinnar yang di simpan didalam saku kaosnya. Sambil mencium dahinya; ibundanya berpesan agar dia selalu jujur kepada siapapun yang ditemuinya.

Syeh Abdul Qodir Jaelani kecil bersama teman temannya kemudian berangkat menuju Baghdad untuk menimba ilmu.  Ditengah perjalanan rombongan penuntut ilmu ini dihadang oleh sekelompok penjahat.  Satu per satu barang bawaannya di ambil dengan paksa. Namun kelompok penjahat ini tidak menemukan barang bawaan pada diri Syeh Abdul Qodir Jaelani keci. Kemudian merekapun bertanya; barang apa yang kamu bawa anak kecil ? Dengan polos; Syeh Abdul Qodir Jaelani kecil menjawab; saya membawa uang 40 dinnar yang disimpan ibu  di kantong kaos saya. Hahahaha; sekelompok penjahat pada tertawa. Kamu jangan membodohi kami para orang tua yang punya pengalaman banyak dalam merampok. Mana ada orang mau dirampok menunjukkan hartanya. Hahahaha. Mbujuk mbujuk mbujuk; kata para perampok.

Mendengar keributan; kepala perampok datang menghampirinya. Anak kecil; apakah betul kamu membawa uang 40 dinnar ? Betul Tuan. Itu sangu yang diberikan ibu saya dan ini disimpan disini, sambil menunjukkan kantong di kaosnya.  Uang itupun akhirnya diambil oleh kepala perampok. Dengan menimang uang 40 dinnar; kepala perampok itu bertanya lagi.  Mengapa kamu tunjukkan uang itu kepada kami anak kecil ?  Apakah kamu tidak takut uang itu kami rampas ? Saya takut Tuan.  Namun saya lebih takut kepada Allah. Saya juga tidak mau menghianati pesan ibu saya; Ibu yang telah  berjuang melahirkan saya. Ibu yang tanpa lelah mendidik dan membesarkan saya.  Ibu saya berpesan saya harus jujur kepada siapun …….

Mendengar jawaban syeh Abdul Qodir jaelani kecil ini; kepala perampok tertunduk lesu. Kau takut menghianati ibumu anak kecil. Mengapa saya tidak takut menghianati Tuhan kami …. Gumamnya sambil tertunduk. Kamu telah menyadarkanku anak kecil.  

Dengan penyesalan yang dalam; kepala perampok meminta kepada anak buahnya untuk mengembalikan semua barang yang dirampas.

Sambil menangis; para perampok mendatangi pemimpinnya dan berkata, dulu kau adalah pemimpin kami dalam merampok, sekarang kau adalah pemimpin kami dalam bertobat.

Sekilas kejujuran adalah tindakan bodoh yang akan merugikan  diri sendiri. Namun ternyata tidak.   Dibalik kejujuran  ada hikmah yang luar biasa besar. Ada kekuatan yang sangat dahsyat. Kekuatan Merubah. Change Power ……

Pertama, Jujur kepada diri sendiri. Orang yang tidak berani jujur pada diri sendiri akan mengalami kemunduran dan kegagalan.  Hanya orang yang mampu jujur mengakui kekurangannyalah yang akan melakukan perubahan pada dirinya. Mereka sadar akan kekurangannya kemudian mereka belajar untuk menutup kekurangannya.  Dunia begitu cepat berubah, dulu anda hebat dengan kemampuan anda; namun dengan perubahan dunia apakah anda masih hebat. Dengan tuntutan dan tantangan baru apakah ilmu anda masih mencukupi untuk menghadapinya. Kalau anda tidak menyadari ilmu anda sudah tidak cukup lagi, bagaimana anda akan belajar menambah ilmu ?

Kedua jujur kepada orang lain.  Jujur kepada orang lain akan menjaga hubungan yang berkesinambungan. Jujur kepada orang lain akan menimbulkan rasa win win. Dan inilah yang menjamin kesuksesan jangka panjang. Bisa saja orang yang tidak jujur itu mengalami kesuksesan; namun bisa dipastikan kesuksesannya tidak akan berlangsung lama. Dia akan diboikot oleh orang yang telah dibohonginya.

ketiga; kejujuran akan menimbulkan rasa aman dan tenteram. Orang yang hidupnya merasa aman dan tenteram akan dapat memanfaatkan semua potensinya dengan optimal. Akan sangat produktif dan inilah kunci sukses.

Jadi, berani jujur akan mujur. Tidak jujur akan hancur.

23 Oktober 2013

AN NAHL, SETELAH INI, LALU ……..



Sore itu; beberapa orang pengelola An Nahl berkumpul di ruang kerja Kliring.  Salah seorang pengelola  mengabarkan kalau ada salah satu karyawan outsourcing  yang sudah lama tidak masuk kerja karena sakit. Sakit apa ? Tidak ada seorangpun yang tahu. Tapi yang pasti sudah lebih dari sebulan tidak dapat masuk kerja. Bahkan berita kalau dia sudah keluar dari perusahaannya karena  tidak mampu lagi bekerja dengan baik.

Selang beberapa hari;  didapat informasi bahwa sakitnya cukup memprihatinkan. Dia tidak tahu penyakitnya karena memang tidak mampu ke dokter untuk berobat.  Usaha yang dilakukan hanyalah ke pengobatan alternatif. Mengetahui gambaran tersebut, kemudian kami mengutus seorang rekan untuk membawa ybs ke dokter.

Sore itu, teman kami menelpon bahwa dia sudah dibawa ke RS Siloam. Menurut dokter harus diopname dan untuk sementara harus masuk ruang isolasi. Bagaimana ini, tanyanya dari balik telpon.  Kami yang dikantor pada saat itu hanya bisa saling pandang. Berapa lama harus di opname; berapa rupiah kira kira yang harus ditanggung ? Tak seorangpun bisa menjawabnya dengan pasti. Orang penyakitnya saja belum tahu !  Setelah di cek; uang kas An Nahl tidak lebih dari Rp 20 jutaan. Cukupkah ?

Tidak lebih dari 5 menit;  dengan mengucap  bismillah…. Go head. Masukkan RS Siloam untuk di Opname; untuk di obati.

Yang di RS Siloam sibuk mengurus segala sesuatunya untuk opname saudara kita ini. Kami yang dikantor sibuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan dana untuk membiayainya. Dengan penuh keyakinan atas janji Nya; bahwa siapa yang mau menolong makhluk Nya; maka Allah akan menolongnya dengan pertolongan yang jauh lebih besar.

Maka kita bukalah Rekening Peduli  An Nahl. Dan Alhamdulillah terkumpul sekitar Rp 30 juta dalam waktu yang relatif singkat. Dan ternyata biaya yang dikeluarkan  untuk opnamenya sekitar  Rp 15 jutaan.  Allahu Akbar !!! Sisa uang yang terkumpul bisa di pergunakan untuk kontrol; rawat jalan selama 6 bulan kedepan.

Kini setelah beberapa bulan berlalu; saudara kita  ini sudah bisa berkunjung ke beberapa kantor kita. Bukan sebagai pegawai outsourcing; namun wira usaha jualan kue dan sejenisnya.

Pertanyaan berikutnya adalah Bisakah An Nahl memberikan tambahan modal untuk memperbesar usahanya ? Untuk memandirikan ekonominya ?

Sahabat; itulah yang pengelola pertimbangkan saat ini. Bagaimana An Nahl mampu berperan untuk bisa memandirikan ekonomi rakyat; meskipun dalam skala yang sangat kecil. Disamping tetap fokus pada pendidikan dan pengobatan.

Pendidikan; karena memang hal inilah fondasi dalam kehidupan kedepan. Tanpa pendidikan orang akan gampang terjerumus dalam ke-jahiliyah-an. Dan bukankah Allah banyak sekali mendorong umatnya untuk menjadi umat yang berakal; yang berilmu pengetahuan.  Pengajian dan bea siswa akan tetap menjadi fokus kita. Saat ini masih ada 30 siswa mulai dari SD; SMP dan SMA yang menerima bea siswa An Nahl.

Pengobatan, karena orang sakit tidak bisa di “semayani” besuk saja berobatnya kalau sudah punya uang. Alhamdulillah sudah ada beberapa orang yang dibantu biaya pengobatannya. Total bantuan pengobatan yang sudah dimanfaatkan sejumlah Rp 44 juta.

Sahabat; Kegiatan itu semua bisa dilakukan berkat dukungan dari rekan rekan sekalian. Saat ini telah terdaftar 117 donatur  dengan jumlah donasi Rp 4,4 juta sebulan. Dan sumbangan insidentil lewat An Nahl peduli selama setahun terakhir berjumlah Rp 43,5 juta.   
Semoga amal baik para donatur mendapat imbalan dari Allah; dengan imbalah yang jauh lebih baik.

20 Oktober 2013

DIPERLUKAN DUA ORANG UNTUK BERTENGKAR



Pemimpin itu begitu di cintai oleh rakyatnya. Dia begitu dekat dengan rakyatnya. Dia sangat tahu kondisi dan apa yang dirasakan rakyatnya.  Rakyatnya juga begitu dekat dengannya. Rakyatnya tidak sungkan dan tidak takut mengadukan apapun masalah yang dihadapi kepadanya.

Hari itu salah satu rakyatnya mengunjungi tempat kediaman pemimpin itu. Rumahnya sangat sederhana, tidak ada penjagaan sama sekali, padahal dia adalah pemimpin negara, pemimpin pemerintahan. Makanya begitu mudah rakyatnya bisa berkunjung dan mengadukan permasalahan apapun di rumah pemimpinnya. Dia tidak lagi mengenal open house, karena setiap hari, setiap saat rakyatnya bebas berkunjung. Bukankah istilah open house itu diperuntukkan bagi pejabat yang tidak membebaskan rakyatnya berkunjung setiap saat, setiap waktu  ?

Sesampai di depan pintu rumah, sesaat sebelum mengucapkan salam, rakyat itu, tamu itu mendengar suara wanita yang sedang marah marah. Suara marah wanita terdengar sangat jelas karena memang rumah sang pemimpin begitu sederhana dan jauh dari kriteria besar dan megah.

Kemudian diurungkanya niatnya untuk mengucapkan salam. Dia tunggu sejenak. Namun masih terdengar wanita itu marah marah. Dia marah kepada suaminya. Namun tidak ada satu katapun yang terdengar dari sang suami. Dia sangat tidak enak mendengar wanita yang sedang memarahi suaminya. Dia sangat kenal dengar suara wanita tersebut yang tidak lain adalah istri sang pemimpin itu sendiri.  Sejenak kemudian diapun pergi meninggalkan rumah pemimpinnya. Dia pulang ke rumahnya dengan fikiran penuh tanda tanya.

Beberapa saat kemudian, pemimpin itu keluar rumah mau berangkat ke masjid. Di tengah jalan dia ketemu tetangganya. Disampaikanlah oleh tetanganya kalau tadi ada tamu yang berkunjung ke rumah namun tidak jadi masuk.

Setelah menyelesaikan ibadah di masjid, sang pemimpin tidak langsung pulang kerumahnya. Namun dia langsung kerumah tamu yang urung bertemu dengannya.

Setelah ketemu, dengan sebelumnya meminta maaf karena dia tidak mendengar dan mengetahui ada tamu, maka sang pemimpin menanyakan apa tujuan dia mau bertemu di rumahnya.

Dengan sedikit ragu ragu, sang rakyat inipun menceritakan tujuan berkunjung kerumah pemimpinnya. Dia mau mengadukan masalah rumah tangganya. Namun sebaiknya tidak usah saya ceritakan kepada Tuan, begitu kata sang rakyat.  Mengapa  ? Tanya sang pemimpin. Rasanya Tuan menghadapi masalah yang sama dengan saya. Maafkan saya Tuan. Saya sempat mencuri dengar bagaimana Tuan dimarahi oleh istri  Tuan. Dan rupanya Tuan tidak mampu menanganinya. Tuan hanya berdiam diri. Itu juga yang saya alami Tuan. Bagaimana saya akan minta bantuan kepada orang yang sedang menghadapi masalah yang sama, yang juga tidak mampu menyelesaikannya. Lanjut sang rakyat.

Dengan sambil tersenyum, sang pemimpin menjelaskan. Kalau ada orang yang sedang marah dan kita meladeninya, bukan solusi yang di dapat, justru pertengkaran yang semakin hebat yang didapat. Dan itu yang sangat diharapkan oleh setan  !!! Nanti, ketika suasananya sudah membaik, kalau sudah tidak dalam kemarahan, saya akan jelaskan kepada istri saya. Dan tentu saja saya akan awali dengan meminta maaf. Cara ini yang biasa saya lakukan untuk menghadapi istri yang sedang marah. Dan selama ini working well.

Sahabat, manusia diberikan dua fikiran. Fikiran sadar ( consious mind ) dan fikiran bawah sadar ( unconsious mind ). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa consious mind berfungsi menangkap apa yang ada di sekeliling kita melalui kelima panca indera kita. Sedangkan uncounsious mind berfungsi untuk menyimpan memori. Hanya hal hal yang dianggap pentinglah yang akan disimpan didalam unconsious mind. Hal yang tidak dianggap penting akan lewat begitu saja. Itulah sebabnya kita seringkali tidak ingat warna pakaian teman kita yang baru 5 menit yang lalu kita temui.  Karena warna baju tidak kita anggap penting. Antara consious mind dan unconcious mind terdapat satu alat yang disebut activated rectingular system, semacam sliding door. Hal hal yang ditangkap oleh consious mind dan dianggap penting akan dimasukkan kedalam unconsious mind melalui sliding door ini. Begitu juga ketika memory tsb akan kita panggil lagi, unconsious mind akan mencarikan dan mengeluarkan ke consious mind melalui sliding door. Namun sayangnya sliding door ini bisa macet juga, sehingga tidak bisa membuka sesuai yg dikehendaki. Kapan akan macet, ketika kondisi kita panik. Oleh karena itu ketika ujian, ketika waktunya hampir habis kita menjadi lupa semua yang telah kita pelajari semalam.  Meskipun kita  ingat persis semalam sudah membaca di bab apa dan dihalaman kanan/kiri. Dan baru setelah kita keluar ruang ujian, masuk kamar mandi semua ingatan keluar semua. Mengapa  ? Karena saat itu kita dalam kondisi relax. Begitu juga ketika seorang anak baru ngambek, susah sekali di nasehati. Karena kondisi sliding door nya masih macet. Perlu dibuat relax, dibuat santai. Menasehati dengan cara memangku anak akan jauh lebih efektif. Karena saat itu anak dalam kondisi relax.

Nasehat sang pemimpin sangat logis. Jangan  berargumen dengan orang yang dalam kondisi emosional. Tidak akan bisa di terima. Ajaran agama menyebutkan, bila kau marah, maka berwudlulah,  duduklah atau berbaringlah. Disitulah kita akan menjadi lebih relax. Saat itulah logika kita jalan. Saat itulah rasional dan nalar kita jalan.  Dan saat itulah kita siap menerima masukan orang lain.

Jadi hindarilah adanya 2 orang yang marah dalam waktu bersamaan, niscaya tidak akan terjadi pertengkaran. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengendalikan diri; menahan diri dan tidak terpancing oleh lawan bicara.

Semoga menginspirasi ……