22 Desember 2022

TAHUNYA PENCIPTA

 

Komputer Jelek Maintenance 3


S

aya masih ingat kehebohan pagi itu.  Kehebohan yang berlanjut dengan kerepotan luar biasa. Hari itu, hari ulang tahunnya sahabat kami, Mas Sentot. Saya lupa tanggal dan bulannya.  Dia menelepon dari kantornya yang baru ke kantornya yang lama. Ya kantor kami ini.  Yang masih menjadi kebanggaan kami sampai saat itu.

Dia memang sudah pindah kerja ke Perusahaan lain. Penerima  telpon dikantor kami berteriak sambil menutup corong telponnya. Agar tidak terdengar oleh Mas Sentot.  Maklum waktu itu belum ada handphone. Menelepon selalu pakai fixed line. Telpon meja yang pakai kabel. Yang sering kali menjerat kaki itu. Apalagi posisi telpon itu ada di pojok. Jauh dari tempat kerja kami. Tolong cek sistemnya, apakah masih bisa  dibuka, teriaknya.       Salah seorang dari kami segera membuka computer. Yang bentuknya masih desktop.  Yang layarnya masih pakai tabung dibelakangnya.  Belum ada laptop seperti saat ini. Apalagi yang tipis.

Setelah menyalakan computernya, teman ini berteriak lagi. Terkunci. Tidak bisa dibuka. Sontak teman yang lainnya membuka komputerya.  Dan semuanya tidak bisa membuka system itu. System itu terkunci rapat. Tidak bisa dibuka.

Tadi mas Sentot bilang; di systemnya telah dipasang timer. Telah disetel. Saat ulang tahunnya system itu akan mengunci sendiri. Dan kamipun kaget. Karena tak seorangpun dari kami menyangka hal itu akan terjadi. Mas Sentot  tidak pernah menyampaikan kepada seorangpun diantara kami. Pun hanya sekedar sinyal sinyal. Padahal sebelum hari itu, dia masih sering menelepon kami. Menggoda goda kami. Termasuk menggoda diajak pindah ke kantornya yang baru.

Memang Mas Sentotlah yang membangun system itu. Yang menciptakan system itu. Hanya dialah orangnya yang mengetahui details isi system itu. Kalau ada yang error; hanya dialah yang bisa membetulkannya.  Dan hanya dialah yang mampu mengotak atik isi system itu. Termasuk memasang timer tadi. Hanya dialah yang mengetahui kapan system itu akan mati. Dialah tuhan ( dengan t kecil ) dari system itu. Sayangnya tuhan yang ini tidak mengangkat rosul ( dengan r kecil ), yang bertugas memberitahukan jeroan dari system itu kepada orang lain. Sampai system itu mati. Sampai system itu tidak dipakai lagi.

Meskipun system itu sangat sederhana. Tapi tidak ada diantara kami yang mampu memulihkan system itu. Dia selalu bilang; systemnya tidak ruwet, asal mau belajar pasti bisa. Sayangnya tidak ada diantara kami yang berminat mempelajarinya. Karena memang saat itu hanya sedikit orang yang tahu Bahasa program. Yang mampu menjadi programmer.  Dan zaman itu masih belum seperti saat ini. Yang semuanya pakai computer. Komputer masih barang langka. Menyentuhnya saja orang masih takut. Masih belum jadi muhrimnya.

Setelah kaget dengan terkuncinya system itu; kamipun kemudian membuat catatan yang fully manual. Catat tangan. Data2 yang tersimpan dalam computer tidak bisa lagi di akses. Berbekal file hardcopy; kita catat satu demi satu transaksi itu. Repot sekali. Berhari hari kami lembur. Sampai larut malam. 

M

emang ada beberapa cara orang mengetahui sesuatu. Yang paling sederhana; diberi tahu orang lain. Bisa lewat suara.  Bisa lewat tulisan. Atau lewat Gerakan. Cara tahu dengan diberitahu ini tidak memerlukan kecakapan khusus. Cukup bisa mendengar atau melihat. Ditambah dengan sedikit konsentrasi.

Yang kedua; dari mempelajari gejala atau fenomena alam. Ini diperlukan sedikit kemampuan Analisa. Diperlukan kepekaan melihat gejala alam. Melihat asap; kita tahu ada yang terbakar. Melihat awan tebal, kita tahu kemungkinan akan terjadi hujan.  Dikejauhan sana burung burung pada terbang; kita tahu ada segerombolan orang mau lewat.

Yang ketiga; karena dia pembuatnya. Mas Sentot jauh jauh hari sudah tahu; kapan system itu akan terkunci.  Karena memang dia yang memasang kunci itu. Melalui Bahasa programnya. Termasuk mau diberi kata apa dilayar yang terkunci itu. Apakah kata Maaf. Oops. Atau kata lain yang lebih seru. Dia yang membuatnya. Dia dia pula yang mengetahui segala sesuatunya. 

S

eperti halnya kalau kita pasang Alarm di handphone. Kita akan tahu jam berapa alarm itu akan berbunyi. Jenis nada deringnya seperti apa. Berapa lama durasinya deringnya, dan lain lain. Orang lain mengira ada yang menelpon, kita si pemasang alarm mengatahui itu bunyi alarm dan bukan bunyi panggil telpon.

Kalau pencipta yang tanpa Maha itu saja begitu banyak tahunya terhadap yang diciptakan. Apalagi Pencipta dengan Maha -  Maha Pencipta. Dialah yang Maha Mengetahui.  Bukankah dunia dan seisinya itu hasil ciptaan Nya. Maka sangatlah logis kalau Dia juga Maha Mengetahui atas dunia dan seisinya. Dialah yang Mengetahui atas yang ditampakkan dan disembunyikan. Dialah yang Maha mengetahui atas yang diucapkan dan difikirkan. Oleh umat Nya. Termasuk Dia juga mengetahui sampeyan sedang membaca tulisan ini.

Masihkah kita meragukan itu  ?

 

 

19 Desember 2022

SCENARIO KITA - ROBOT

Robot Honda Asimo Pensiun

S

aat ini robot sudah semakin banyak saja macam ragamnya. Kalau dulu; robot banyak dipakai dibidang industri. Menggantikan pekerjaan tangan manusia. Khususnya yang beresiko tinggi dan memerlukan keakuratan tinggi. Misalnya memasang sparepart yang sangat kecil ditempat yang sempit. Atau mengisi minuman dalam botol kemasan. Yang kalau diisi oleh tangan manusia banyak tumpahnya itu. Dan banyak lagi; yang Penjenengan lebih tahu.

Kini robot sudah masuk ke bidang rumah tangga.  Membantu manusia mengurus rumah tangganya. Menggantikan fungsi Assistant Rumah Tangga. Bahkan katanya; banyak masuk ke bidang Pendidikan juga. Guru guru  SD nantinya  akan digantikan oleh robot. Pun bidang bidang kehidupan lainnya.

Tentu kita sering kagum melihat robot robot pintar. Koq bisa berjalan. Bisa berkedip. Bisa bicara juga.  Bisa merespond perintah orang. Menjawab pertanyaan baik secara lesan maupun tertulis. Bahkan saat ini hampir semua perusahaan besar menggunakan chatbot menggantikan call centre nya. Bila panjenengan menghubungi call centre perusahaan besar menggunakan pesan what’s App, kemungkinan besar yang akan menjawab adalah robot. Itulah Chatbot. Dan bagusnya lagi. Chatbot ini memperkenalkan diri dengan menyebut namanya. Ada yang bernama Veronica; Chica dan lain lain.

Seperti biasa; kita ini lebih kagum pada robotnya  daripada pada yang menciptakan robot itu.

Secara sederhana; robot itu bekerja berdasarkan perintah program yang dipasang di robot itu. Harus ada Bahasa program yang ditanam kedalamnya. Tanpa bahasa program; robot hanyalah sebuah  benda mainan biasa. Seperti boneka.

Bahasa program itu baru akan bekerja ketika ada rangsangan atau stimulus dari luar. Stimulus itu bisa berupa panas, ucapan, gerakan atau apa saja yang ditangkap dan dimengerti oleh programnya. Baru program ini merespond dan memerintahkan komponen komponen untuk bekerja sesuai perintah program.

Ada stimulus datang; tapi tidak dikenali dan dimengerti oleh program, maka akan diacuhkan saja. Bahkan dalam beberapa kasus akan membuat program error. Rusak berhenti. Dan harus dibetulkan oleh programmernya.

Program dan data yang dimasukkan akan membentuk Artificial Intelligence ( AI ).  Artificial intelligence adalah kecerdasan buatan.  Semakin canggih programnya. Semakin banyak data yang dimasukkannya.  Menjadikan robot itu semakin cerdas.  Seperti manusia. Semakin banyak membaca. Semakin banyak ilmu yang didapatnya; semakin cerdas pula orangnya.  Orang cerdas itu adalah mereka yang mampu menyederhanakan masalah. Kemudian menemukan beberapa alternative solusi. Dan memilih salah satu solusi yang paling baik. Begitu juga robot.

Tapi bagaimanapun juga; robot itu adalah barang buatan. Barang  mati yang dihidupkan dengan prinsip elecktromekanik. Dia akan menjawab sesuai scenario penciptanya. Scenario yang dimasukkan dalam otak robot itu. Yang kita kenal sebagai Artificial intelligence itu. 

Namun orang awam melihatnya beda. Robot itu canggih betul. Bisa bergerak sendiri.  Bisa menjawab pertanyaan sendiri. Bisa mengerti dan mengerjakan perintah juragannya. Bisa macam macam sendiri. Robot dilihatnya sebagai barang hidup.

Bagi orang yang sedikit tahu;  beda juga cara melihat dan berfikirnya. Robot bergerak karena memang ada program didalamnya. Itu alami saja. Ada stimulus yang masuk, maka robot akan merespond sesuai dengan program yang ditanamkan kedalamnya. Robot dilihatnya sebagai barang mati yang diberi program. Program itu secara otomatis akan merespond stimulus yang masuk. Mereka melihat robot itu jalan karena ada program. Titik.  Tidak lebih dan tidak kurang.

Mereka ini tidak pernah memperhitungkan siapa yang membuat program itu. Siapa yang menanam program itu. Apakah tanpa program itu robot bisa berjalan ?

Sama dengan kehidupan ini. Ada yang menganggap kehidupan ya memang begitu. Sejak dulu kala. Ada kelahiran, terus hidup dan kemudian mati. Proses alami saja. Tidak lebih dan tidak kurang

Ada juga yang menganggap kehidupan itu seperti proses kimia dan fisika saja.  Ada tanah, ada air hujan dengan kadar tertentu kemudian tumbuh tanaman. Kalau kadar airnya terlalu banyak, tanaman tidak akan tumbuh. Begitu sebaliknya. Kalau kadar airnya kurang; juga tidak akan tumbuh. Mereka melihat kehidupan itu juga proses alami. Ada sebab dan ada akibat. Ada input dan ada output. Begitu saja.

Namun; ada juga yang melihat kehidupan itu lebih utuh. Betul itu ada proses alami. Betul itu ada proses input dan output. Tapi mereka meyakini dibalik semua itu;  ada yang mengatur input dan outputnya. Kalau dalam kasus robot ada yang membuat programnya. Ada penciptanya.

Mereka meyakini semua itu ada yang mengatur.  Ada yang mengatur kecukupan kadar airnya agar tanaman tumbuh.  Ada yang mengatur suhu udaranya pada level tertentu agar tanaman tetap berkembang.  Ada yang mengatur kecepatan angin agar bunga tidak rontok. Agar proses penyerbukan terjadi dengan baik. Yang kemudian menghasilkan buah. Buahpun bisa bermacam macam rasa. Meskipun berasal dari pohon yang sama. Semua proses itu ada yang mengatur.

Ada dzat yang Maha Kuasa yang mengatur semua itu.  Yang menjadikan proses yang seperti alami itu berjalan sempurna.  Semua diatur oleh Dzat Yang Maha Sempurna. Tuhan Semesta Alam. Tuhan Maha Pencipta.

Apakah pengaturannya bisa diubah ? Dalam banyak kasus; bila kinerja robot sangat baik, maka programmer bisa menaikkan kapasitasnya. Tinggal diotak atik saja programnya. Ustadz Wanto menambahkan : Tuhan juga begitu. Siapa yang mensyukuri nikmat Nya; Tuhan  akan menambah lagi nikmat Nya. Syukur adalah mampu memanfaatkan pemberian Tuhan seoptimal mungkin seperti yang diharapkan Tuhan.

Sama seperti robot tadi. Tanpa ada orang yang memasukkan program apakah robot bisa bicara ? Tanpa ada orang yang menulis program apakah robot bisa mengerjakan perintah juragannya. Itu semua tidak mungkin dan tidak masuk akal. Bagi mereka yang berakal.

Tentu Panjenengan termasuk didalamnya …...

#NA

#KSB Des22