01 Oktober 2019

PENCAIRAN DOA


Saya baru tahu ceritanya minggu lalu.  Cerita yang lumayan lengkap.  Tidak sepotong potong. 

Ternyata selain Umar bin Khotob ada satu nama lagi yang dimohonkan Nabi Muhammad untuk masuk Islam.  Dia adalah Muhiro. Muhiro adalah orator ulung pada jaman itu.  Kata kata yang disusunnya bisa menghipnotis banyak orang.  Seandainya Muhiro ini masuk Islam, tentu perkembangan Islam akan sangat cepat.  Begitu kira kira logika Nabi Muhammad saat itu. Saat itu beliau masih belum Hijrah.  Masih di Mekkah. Penganut Nabi masih belum banyak.  
Disisi lain.  Bila Umar masuk Islam, masyarakat tidak akan berani lagi mengganggu, memerangi kaum Muslimin.  Dua tokoh ini merupakan kombinasi yang baik. Demikian kira kira logika Nabi saat itu.

Dalam sejarah tercatat, hanya Umarlah yang masuk Islam. Yang menambah kekuatan kaum Muslimin. Yang sejak itu orang segan untuk mengejek kaum Muslimin.
Sedangkan Muhiro sampai meninggal masih dalam keadaan kafir. Masih belum masuk Islam. 

Muhiro mempunyai anak bernama Walid. Dan Walid mempunyai anak bernama Cholid.  Tercatat dalam sejarah, Cholid bin Walid ini  termasuk panglima perang Nabi yang paling bisa diandalkan. Disegani oleh lawan dan di hormati oleh pasukannya.

Allah mengabulkan dua doa nabi itu dengan cara yang berbeda. Pertama dikabulkan secara tunai, yaitu Umar bin Chotob. Yang proses keislamannya sangat mengharukan.  Yang kedua, dikabulkan tidak saat itu juga. Tapi ditunda.  Dikabulkan pada anak keturunannya. Yaitu Muhiro.

Saya teringat kisah seorang ustad dari Sumenep. Selepas lulus SMA dia lari ke Surabaya. Mau kuliah, katanya.  Secara logika tekat anak ini tidak mungkin terwujud.   Berangkat ke Surabaya saja nggandol truk.  Tidak berbekal sama sekali. Tidak ada tempat yang dituju. Tidur di masjid saja di usir. Bagaimana mau kuliah.

Namun ternyata dia bisa lulus sarjana. Lulus dari IAIN Surabaya. Sekarang menjadi ustad yang cukup terkenal. Kenyataan itu telah menjungkir balikkan logika. Tidak sesuai matematikanya manusia. 

Itu berkat doa orang tua saya. Katanya. Orang tuanya selalu berdoa agar diberikan kehidupan yang lebih baik. Baik untuk keluarganya. Baik untuk sesamanya. Dan doa itu ditunaikan pada anaknya. Anaknya telah memantaskan diri untuk terkabulnya doa orang tuanya.  ( NA_KSB_300919 )