29 Mei 2012

DUA BATU BATA


Dikisahkan, ada seorang dengan penuh semangat membangun sebuah tempat untuk beribadah. Dia menata bata, membangun tembok siang dan malam tanpa kenal lelah. Setelah semua tembok berdiri kokoh dengan ratusan batu bata yang tertata rapi, dia terkejut mendapati  2 batu bata yang tertata sangat jelek. Hatinya sedih dan kecewa dan fikirannya kacau memikirkan 2 batu bata tersebut. Sehari hari yg difikirkannya hanya 2 batu bata jelek tersebut. Batinnya tersiksa tidak kepalang, kuatir kalau masyarakat mencemooh terhadap tembok yang telah dibangunnya siang dan malam. Kuatir kalau masyarakat menilai kerjanya tidak tulus; tidak  serius dan asal asalan saja.

Kondisi seperti itu sering sekali kita alami dalam kehidupan kita sehari hari. Dalam beberapa training sering saya lakukan test seperti berikut. Saya minta para peserta training dalam waktu 2 menit untuk menuliskan daftar kegagalan yang pernah dialaminya sejak kecil. Kemudian selama 2 menit lagi saya minta mereka menuliskan daftar kesuksesan yang pernah dialaminya sejak kecil. Andapun saat ini bisa melakukan test seperti itu. Kalau sudah dilakukan.  Sekarang coba hitung, berapa banyak daftar kegagalan yang mampu anda ingat dan tuliskan; dan berapa banyak daftar kesuksesan yang mampu anda ingat dan tuliskan. Bandingkan. Banyak mana ?  Menurut pengalaman saya; kebanyakan dari mereka mampu mengingat dan menulis kegagalannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan kesuksesannya. Apakah ini berarti mereka adalah orang orang yang gagal ? Bukan; mereka bukan orang yang gagal.

Kemudian saya  berikan test yang sama; dengan time frame Kemarin. Hanya KEMARIN.  Marilah anda coba juga. Tuliskan kegagalan yang anda alami kemarin ( sejak bangun tidur pagi hari sampai  tidur malam hari ). Nah hitung daftarnya. Panjang mana ? Saya yakin  anda mempunyai daftar kesuksesan yang  jauh lebih panjang daripada daftar kegagalan. 

Pertanyaannya adalah mengapa anda mampu mengingat kegagalan untuk kurung waktu yang sangat lama dan mengapa anda tidak mampu mengigat kesuksesan untuk kurun waktu yang sama. Sementara untuk time frame yang pendek, anda mampu menuliskan kesuksesan dibandingkan dengan kegagalan.

Padahal mempunyai perasaan Sukses itu sangat penting artinya bagi kehidupan seseorang kedepannya.  Perasaan Sukses akan menumbuhkan rasa percaya diri. Perasaan sukses akan menumbuhkan semangat dan motivasi yang sangat tinggi.  Untuk sukses diperlukan rasa percaya diri dan semangat kerja yang tinggi. Dan Kesuksesan dapat menimbulkan tumbuhnya percaya diri; optimistis dan semangat kerja yang jauh lebih tinggi.  Orang yang sukses bagaikan meminum air garam. Orang yang sukses selalu haus akan kesuksesan kesuksesan berikutnya. Orang yang sukses akan tertumpuk dengan motivasi atas kesuksesan kesuksesannya. Itulah mengapa orang yang sukses sepertinya tidak pernah mengenal lelah;  selalu punya energy untuk mendobrak segala rintangan yang ada.

Kembali ke pertanyaan mengapa kita lebih gampang mengingat kegagalan daripada kesuksesan.  Yang pertama; kegagalan dianggapnya sebagai suatu malapetaka.  Malapetaka akan menimbulkan trauma dan ini terpatri kuat dalam ingatan kita.  Yang harus disadari adalah bahwa tidak ada makhluk di bumi ini yang sempurna;  yang tidak pernah salah.  Kesalahan merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk kehidupan selanjutnya.  Pelajaran yang berharga untuk jenjang kelas yang lebih tinggi. Untuk sekolah perlu  uang SPP.  Dan inilah SPP kehidupan.

Yang kedua; kegagalan sering diikuti dengan mendapat “hukuman”.  Orang yang gagal sering mendapat marah dari orang lain. Orang yang gagal sering harus menderita kerugian materi. Ini juga akan menimbulkan rasa kecewa dan penyesalan yang dalam.  Yang berujung pada menyalahkan diri sendiri. Meskipun tidaklah mudah; namun harus disadari bahwa orang itu harus juga belajar bisa menerima kegagalan. Kegagalan Kesuksesan adalah sesuatu yang wajar. Tidak ada seorang juara sejati yang tidak pernah kalah.  Seorang juara dunia; dalam perjalanan karirnya pasatilah pernah kalah. Yang membedakan mereka dengan orang lain adalah cara menyikapi kekalahannya. Seorang juara akan segera bangkit dari kekalahannya sembari mempelajari apa yang harus dilakukan agar tidak kalah lagi.

Yang ketiga; Kita sering kali tidak mendifinisikan kriteria sukes.  Dengan demikian orang tidak pernah merasa dan menyadari bahwa dirinya telah sukses. Padahal apa yang dikerjakan semua baik dan berjalan dengan baik.  Sukses adalah apa yang anda kerjakan sesuai dengan rencana.  Anda bangun pagi sesuai rencana; itu adalah sukses. Anda  tidak telat datang ke kantor; itupun sukses. Apakah hal seperti ini pernah diapresiasi dan disyukuri ?

Yang keempat; kesuksesan sering diartikan sebagai sesuatu yang wajar dan sudah seharusnya. Dengan demikian bila terjadi kesuksesan; orang tidak akan merayakannya. Orang tidak memberikan penghargaan atas kesuksesannya. Termasuk dirinya sendiri tidak mengakui dan memberikan penghargaan atas kesukesannya. Hal inilah yang menyebabkan kesuksesan tidak memorable; tidak terpatri kuat dalam ingatan.  Padahal untuk sukses perlu upaya keras. Untuk sukses perlu dukungan banyak fihak. Untuk sukses diperlukan doa yang selalu dipanjatkan.  Dengan begitu banyak usaha yang dilakukan; sudah seharusnya setiap kesuksesan diberikan pengakuan dan penghargaan. Kita hargai jerih payah kita; kita hargai Tuhan telah mengabulkan doa kita. Inilah bentuk syukur kita.

Marilah kita rubah paradigma kita. Kesuksesan perlu penghargaan dan pengakuan; terutama pengakuan dari diri kita sendiri bahwa kita telah sukses. Sedangkan Kegagalan merupakan sesuatu yang wajar dan merupakan pelajaran yang berharga untuk jenjang kelas yang lebih tinggi.

Lalu mengapa kita hanya focus menghabiskan energy kita hanya untuk 2 buah batu batu jelek; sedangkan ratusan batu batu bagus tidak mendapat perhatian kita ?

Semoga menginspirasi …..

16 Mei 2012

DIPERLUKAN 2 ORANG UNTUK BERTENGKAR


Dikisahkan, suatu pagi Ibu Nyai pergi ke pasar dengan ditemani beberapa orang assistant. Ditengah perjalanan terdengar suara ribut ribut dari sebuah rumah. Teriakan disaut teriakan, sumpah serapah dibalas sumpah serapah. Bahkan ada suara peralatan dapur yg dibanting.

Mendengar suara suara ribut ribut itu, Ibu Nyai kemudian bertanya kepada assistantnya, Suara apa itu ? Maklum Bu Nyai selama ini belum pernah mendengar dan merasakan ribut ribut seperti itu  di rumahnya. Kemudian dijelaskanlah oleh assistentnya bahwa suara itu adalah suara suami istri yang sedang bertengkar. Wah ramai ya, seru juga, kata Bu Nyai.

Suara ribut2 dari pertengkaran suami istri itu terngiang ngiang di fikiran Bu Nyai selama dalam perjalanan ke pasar sampai pulang kerumah. Timbullah keinginan Bu Nyai untuk merasakan suasana pertengkaran keluarga sebagai suatu pengalaman. Dan syetanpun mengomporinya.

Suatu sore; ketika pak Kyai – sang suami turun dari masjid di depan rumah. Berjalan jalan santai dengan tangan menggenggam tasbih sambil menikmati sejuknya udara pegunungan. Tiba tiba dari belakang Ibu Nyai melempar sapu dan mengenai punggung Pak Kyai.  Tujuannya satu; agar pak Kyai marah dan terjadilah pertengkaran.  Namun ternyata; Pak Kyai tidak marah. Pak Kyai hanya tersenyum dan berkata lembut : sapu koq dilempar sambil menyerahkannya sapu itu kepada Bu Nyai. Kemudian Pak Kyai melanjutkan berjalan melihat tanaman di kebun belakang rumah.

Malam  harinya; ketika makan malam tiba; di ruang makan; Pak Kyai bertanya; Nyai, hari ini ada sedikit yang luar biasa. Nyai melakukan beberapa hal yang tidak biasa. Ada apa tho ini ? Mendengar pertanyaan dengan penuh kelembutan; hati Nyai tidak tertahan dan akhirnya menangis sembari meminta maaf. Itu semua dilakukan hanya untuk memancing kemarahan Pak Kyai; hanya pingin merasakan bagaimana rasanya bertengkar.

Kejadian serupa sering kita alami dan temukan di rumah; dikantor; dijalan dan dimana saja. Kejadian yang memancing kita marah.  Atau tindakan yang kita lakukan dan memacing orang lain untuk marah. Stimulus tindakan yang tidak baik akan memancing reaksi yang tidak baik pula.  Padahal kalau kita mau merenungkan; apakah ada orang yang pingin bikin orang lain susah ? Apakah ada orang yang pingin bikin orang lain menderita ? Secara normal; tidak ada satu orangpun didunia ini yang pingin bikin orang lain menderita.  Mungkin andapun bertanya; mengapa banyak orang melakukan tindakan yang menyebalkan ? Pernahkah anda bertanya dengan setulus tulusnya kepada orang yang bertindak menyebalkan itu ?  Dan apa jawaban dari orang yang bertindak menyebalkan itu ? Inilah yang sering kita jumpai. Maaf tidak sengaja. Maaf; saya tidak bermaksud mengganggu. Maaf; saya tidak tahu kalau itu menyinggung perasaanmu; dan kalimat kalimat lain yang senada. Dan reaksi anda ketika mereka meminta maaf ? Ada yang tersenyum dan lalu memaafkan. Ada yang tidak mau memaafkan tapi langsung pergi dengan ngedumel. Ada yang tidak mau memaafkan dan mengajak bertengkar.

Ketika anda pergi namun tidak mau memaafkan;  hati anda masih terbebani; sementara mereka sudah tidak terbebani karena sudah meminta maaf.  Lalu siapa yang dirugikan ?

Ketika anda tidak mau memaafkan dan mengajak bertengkar. Reaksi merekapun bisa macam macam. Meminta maaf kembali dengan lebih tulus dan menjabat tangan anda.  Membiarkan anda marah marah sendiri. Atau meladeni anda marah dan terjadi pertengkaran. Dan bila terjadi pertengkaran; siapa yang diuntungkan ? Bukankah Tak ada seorangpun diuntungkan dari pertengkaran itu. Yang ada hanyalah kerugian.  Kerugian membuang energy yang sangat banyak. Orang bertengkar membutuhkan energy yang besar sekali. Lebih baik energy besar itu disalurkan kepada hal hal yang positif dan penuh manfaat. Kerugian fisik ( kalau sampai adu fisik ). Atau Paling tidak, akan terjadi kerugian moril. Malu.

Dalam posisi apapun Anda; Anda bisa menghindarkan kerugian dari sebuah pertengkaran; bila anda menahan diri untuk tidak meladeninya. Bukankah untuk suatu pertengkaran dibutuhkan dua orang yang marah ?

Semoga kita terhindar dari pertengkaran …… ( KSB 16/5/2012 )