19 Desember 2012

MEMENANGKAN INTERVIEW KERJA



Dalam pengalaman saya melakukan wawancara calon karyawan baru; saya jarang sekali menghabiskan waktu lebih dari 30 menit. Bahkan ada yang hanya perlu waktu 15 menit saja. Itupun sebenarnya hanya mengajukan beberapa pertanyaan dasar. Dari waktu yang begitu singkat; saya dapat membuat keputusan untuk menerima atau menolak calon karyawan tersebut.

Teman saya pernah menanyakan koq dalam waktu secepat itu bisa mengetahui potensi calon karyawan ?.  Kalau dengan ilmu yang tepat semuanya akan menjadi mudah; jawab saya enteng. Bukan asal asalan khan ? tanyanya ragu.  Ini masalah nasib orang; masa depan orang. Mana berani saya main main. Ini tidak sekedar urusan dunia; namun juga urusan akherat. Jawab saya serius. Ini tidak sekedar urusan calon karyawan; namun juga calon istri, calon anak anaknya; calon mertuanya; calon pembantunya, dan seterusnya.  Kalau calon karyawan ini bagus; dan karena kita main main sehingga tidak diterima sebagai karyawan, maka itu berarti juga kita mengabaikan masa depannya. Masa depan keluarganya nanti; masa depan istrinya, masa depan anak anaknya nanti. Itu bukan sekedar urusan dunia !!!

Ini juga bukan sekedar urusan calon bossnya. Tapi urusan perusahaan; urusan semua karyawan. Bisa dibayangkan bila kita teledor dan orang yang tidak tepat ini diterima sebagai karyawan, maka dampaknya bisa menjadikan perusahaan ini rugi; bisa membuat perusahaan ini bangkrut. Itu artinya menjadi urusan semua karyawan yang ada. Perusahaan bisa berkembang atau bangkrut tergantung para karyawannya. Kalau ada satu karyawan saja yang bikin masalah; karena perilakunya, karena kebodohannya maka dampaknya akan berpengaruh terhadap semua teman temannya, semua karyawannya.

Kembali kepersoalan semula bagaimana dengan waktu yang singkat kita bisa mengetahui potensi dari calon karyawan.

Pertama, perhatikan penampilannya. Bagaimana dia mematutkan diri. Orang yang ketika wawancara berpenampilan seadanya tentu akan berbeda dengan yang berpenampilan rapi. Orang yang sedang melamar pekerjaan tidak ubahnya seperti orang yang sedang berjualan. Supaya cepet laku; barang dagangannya harus dirawat; dibersihkan; di tampilkan secantik mungkin. Orang yang sedang ada maunya harus Jaim, jaga image !  Anda bisa bayangkan; bila anda ingin naik pangkat, anda tentu akan berusaha  menampilkan kinerjanya didepan boss nya. Anda tentu akan menjaga konduite anda; anda akan menjaga kredibilitas anda.  Anda akan habis habisan menjaga reputasi anda.  Kalau sampai ada karyawan yang ingin naik pangkat tapi kerjanya asal asalan; tidak berusaha perform; bisa diduga dia akan berusaha naik pangkat melalui ancaman dan intrik. Kalau dalam taraf wawancara saja sudah asal asalan saya bisa menduga didalam kesehariannya juga asal asalan; asal jadi; asal selesai tanpa memperhatikan kualitas.

Kedua; perhatikan cara menjawab dan menjelaskan permasalahan.  Saya biasa menganut attitudinal interview dan bukan academical interview. Attitudinal interview adalah wawancara yang menekankan pada perilaku. Saya akan tanya bagaimana dia mensetting standardnya. Tinggi atau rendah. Bagaimana dia mengejar cita cita/impiannya. Dari sini akan kelihatan calon karyawan ini punya high standard; hard worker; smart;  antusiame; dsb.  Ini menuntut calon karyawan untuk meyakinkan yang menginterview. Penjelasan dan jawaban jawaban yang mengesankan tentu sangatlah penting.

Ketiga; perhatikan dengan siapa dia bergaul. Apakah cukup peka terhadap lingkungan ? Bila ingin tahu siapa orang itu; lihatlah dengan siapa dia bergaul.  Kebanyakan orang punya group/kelompok. Bisa kelompok main; kelompok belajar; kelompok diskusi; dsb. Tipe seseorang tidak akan jauh dari tipe kelompoknya; tipe teman temannya. Untuk saat ini; lebih gampang mengetahui siapa calon karyawan ini. Buka saja google; facebook nya; twitternya.  Bagaimana kualitas postingannya. Bukankah postingannya itu mencerminkan dia yang sebenarnya.  Kalau postingannya ngeluh melulu; bisa diduga dia tukang mengeluh. Bagaimana bisa kerja baik, kalau mengeluh terus. Banyak alasan !!!

Keempat; perhatikan kesibukannya dan aktifitasnya sehari hari. Hal ini penting untuk mengetahui apakah calon karyawan ini termasuk tipe rajin atau pemalas. 

Kelima; perhatikan impian impian kedepannya. Hanya yang punya impian tinggi dan jelaslah yang akan antusias mengejarnya.  Impian itu ibarat target yang harus dibidik/ditembak. Bagaimana anda membidik target yang tidak jelas ? Bagaimana anda berusaha keras membidik kalau targetnya terlalu dekat, terlalu mudah. Impian adalah sesuatu yang dikejar. Anda hanya akan berlari kencang kalau targetnya jelas dan jauh.

Point satu sampai lima itu hanya didapat dari penjalasan, cara menjelaskan; isi penjelasan; konsistensi penjelasan. Kita tidak meminta untuk menghadirkan bukti. Itu artinya apakah calon karyawan dapat memberikan kesan yang baik ? Kesan pertama sangat menentukan apakah anda diberi kesempatan untuk membuktikan yang telah dikesankan atau tidak.

Ada sebagian orang yang sebetulnya baik sekali tapi tidak kelihatan baik. Kita baru tahu kalau orang ini baik ketika sudah mengenalnya setahun.  Orang tipe ini tentu tidak akan diberikan kesempatan pertama. Ada sebagian orang yang   baik dan memang kelihatan baiknya. Orang tipe ini tentu akan diberikan kesempatan pertama untuk membuktikan kebaikannya. Ada juga orang yang sebetulnya tidak baik, namun kelihatan baik. Orang tipe inipun akan diberikan kesempatan yang pertama, namun dia tidak mampu membuktikan kebaikkanya. Orang tipe ini yang sangat mengecewakan. Namun tipe ini juga akan diberikan kesempatan.

Untuk maju; tugas kita sebetulnya ada dua. Pertama kita harus memperbaiki diri. Kedua adalah menyampaikan message kepada orang lain bahwa kita adalah pribadi yang baik. Atau dengan kata lain memoles bagaimana agar kita yang baik ini memang kelihatan baik.

Kesan pertama begitu menggoda; selanjutnya terserah anda.

Semoga menginspirasi  ….. ( RS HU; 191212 )