08 Februari 2013

ELANG, AYAM DAN SAPI

Elang adalah  burung yang sangat kuat. Dia mempunyai paruh yang sangat panjang dan kuat, yang mampu merobek daging mangsanya dengan mudah. Dia mempunyai kedua kaki yang kuat yang dilengkapi dengan kuku kuku yang sangat tajam yang mampu mencengkeram mangsanya sampai tidak bisa berkutik. Dia juga mempunyai sepasang sayap yang panjang dan lebar yang mampu membawanya terbang sangat tinggi dan melintasi batas negara. Dia juga dikenal dengan burung yang berumur panjang, bisa hidup 70 tahun.
Dengan kelebihan kelebihannya itu; tidak heran bila banyak cerita yang dibuat  dengan inspirasi burung elang nan perkasa ini. Dibawah ini saya akan cuplikan satu cerita lagi mengenai burung elang.
Diceritakan; ada seekor anak ayam yang berteman baik dengan seekor burung elang. Sejak kecil dia di bina dan dilatih oleh burung elang ini. Sikap, sifat dan tingkah lakunya persis seperti burung elang.
Untuk mengejar sesuatu dia lebih suka terbang daripada lari.  Dia lebih suka bertengger di atas pohon daripada jalan di atas tanah. Dia juga sudah mulai pandai mengintai. Dia mencari makan dari satu tempat ke tempat yang lain yang saling berjauhan tidak hanya sekedar di satu halaman/lapangan.
Ayam ini juga sering diajak terbang tinggi oleh burung elang. Hal ini membuat kedua sayapnya menjadi lebih kuat. Tubuhnya menjadi lebih keras dan kuat. Dia sekarang lebih lincah. Lincah dalam memburu mangsanya maupun menghindari bahaya.
Pada suatu hari, ketika dia dan burung elang itu terbang tinggi, mereka melihat ada kandang sapi yang penuh dengan rumput dan jagung. Mereka kemudian menukik turun menghampiri kandang sapi itu.  Mereka hinggap di atas genting kandang itu. Dilihatnya Pak Tani sedang memberi makan sapi. Di cacahnya rumpuh itu menjadi potongan potongan kecil. Lalu di masukkanlah jagung dan beberapa makannan ternak buatan pabrik. Adonan itu kemudian dicampur sedikit air dan kemudian diberikannya kepada sapi. Tidak lupa ditaruhnya juga seember air untuk minum sapi.
Melihat kejadian itu; ayam pun  berkata kepada burung elang. Enak benar hidup sapi itu. Tidak perlu bersusah payah mencari makan. Tidak perlu  terbang kesana kemari. Hanya tinggal di dalam kandang yang beratap; tidak kena panas dan hujan lagi. Kita ini untuk makan saja harus terbang; mengintai dan menerkam mangsa. Hidup penuh dengan perjuangan.
Tapi kita hidupnya bebas merdeka. Mau kemana saja bisa terserah kita. Jawab burung elang. Sapi itu hidupnya sepenuhnya tergantung pada kehendak Pak  Tani. Lanjut burung elang. Jadi belum tentu juga sapi itu merasa bahagia. Kalau tidak percaya, ayo kita turun dan tanyakan kepada sapi itu.
Kemudian mereka turun dan bertanya kepada sapi, bagaimana jadual kegiatan dia sehari hari. Dijelaskan oleh sapi bahwa dia mempunyai jadual yang rutin. Setiap pagi hari dia diajak oleh Pak Tani keluar kandang menuju ke sungai untuk dimandikan. Setelah mandi dia di ikat di sebatang pohon di pekarangan rumah. Dia diberikan makan rumput yang utuh. Agak siangan lagi dia dibawa ke kandang dan disiapin makanan adonan dan diberikan minum air yang dicampur garam. Kemudian dia tidur siang dan sore diberikan makan lagi. Malam hari didekat kandang di bakar rumpuh2 kering untuk mengusir nyamuk. Jadi menurut saya sih enak banget. Lihat nih badanku gemuk khan. Begitu cerita sapi.
Mendengar promosi sapi, hati ayam menjadi bimbang. Bolehkah aku ikut tinggal disini katanya kepada sapi. Oh .. boleh saja. Kamu bisa tinggal disini. Makanannya sangat enak. Kamu juga bisa makan  sepuasnya.
Jangan tinggal disini, kamu akan menjadi makhluk yang terpenjara, kata burung elang. Hidupmu akan tidak bebas lagi. Tetap bersamaku saja. kita bisa kesana kemari sekendak hati kita. Bujuk burung elang.
Akhirnya ayampun memilih tinggal bersama sapi di kandang itu. Hidupnya kemudian tidak banyak lagi dipakai terbang. Dia tinggal dikurungan didalam kandang sapi. Makanannya dijatah. Hidupnya dikuasai oleh Pak Tani. Memang dia tidak kekuarangan makan, bahkan bisa dibilang hidupnya bergelimang makanan; tidak ada bahaya yang mengancam. Baru sebulan saja berat tubuhnya menjadi dua kali lipat.
Suatu saat, dia dikeluarkan dari kandang. Anak Pak Tani inipun mau menangkapnya. Dia berusaha berlari, namun langkahnya menjadi kaku; tidak selincah dahulu. Kewaspadaannya hilang karena selama ini merasa aman. Mau terbang terasa berat dan sayapnya juga susah digerakkan. Akhirnya ayam inipun gampang ditangkap.
Demikianlah hukum alam yang berlaku juga bagi manusia. Orang yang hidupnya penuh perjuangan, badannya akan lincah bergerak. Otaknya akan lincah mencari akal. Nalurinya akan terasah dengan baik. Emosinya akan terjaga. Orang tipe ini tidak gampang menyerah. Tidak juga gampang terserang penyakit. Mereka mempunyai adaptabiliy yang sangat baik.
Orang yang hidupnya penuh perjuangan tidak berarti orang itu belum sukses. Hidup penuh perjuangan adalah pilihan seseorang. Coba kita perhatikan mereka yang sudah sangat berhasil. Apakah hidupnya sudah tidak penuh perjuangan ? Apakah hidupnya enak enakan ? Tidak !!!  Mereka tetap bekerja lebih keras dari kita. Mereka tidur lebih sedikit dari kita. Meskipun mereka mempunyai kekayaan yang sangat banyak; namun mereka tidak memilih bersantai; tidak memilih berpangku tangan. Mereka tetap memilih bekerja keras. Bekerja keras untuk siapa ? Bukan untuk dirinya dan keluarganya saja. Mereka bekerja keras juga untuk orang lain.
Seorang teman saya yang sudah sangat berhasil pernah curhat kepada saya, bagaimana dia harus berfikir keras dan bekerja keras demi kelangsungan hidup perusahaannya yang menjadi tumpuan 12.000 orang karyawan. Kalau saya teledor; kalau saya salah memutuskan, 12.000 karyawan atau 36.000 orang termasuk keluarga karyawan akan terpengaruh. Demikian keprihatinan beliau. Kalau hanya untuk keluarga saya, Insya Allah sudah cukup Pak, tambahnya.
Beliau sangat mempunyai kesempatan dan alasan untuk bersantai tapi bukan itu yang dipilih. Yang dipilih adalah tetap kerja keras demi orang lain !!!
Semoga menginspirasi …