13 Juni 2017

Bebanmu menunjukkan Derajatmu



Setiap saya melihat Bapak yang mengantar gallon air mineral  kerumah, saya suka geleng geleng kepala sendiri. Kagum !!! Dengan perawakan yang kecil Bapak itu mengangkat dua gallon sekaligus. Satu di cangking di tangan kiri dan satu lagi di tangan kanannya. Dua gallon penuh air itu diangkatnya dengan ringan saja. Sementara saya mengangkat satu gallon saja harus ancang ancang dulu dan mengerahkan semua otot saya. Terasa berat sekali. Padahal gallon itu ukurannya sama, isinya sama dan tentu beratnya juga sama. Bagi Bapak itu terasa ringan, namun tidak demikian  bagi saya. Oh, terasa berat itu relative… Dia punya kekuatan otot tangan yang lebih baik.

Teman olah raga saya, kalau pas di lapangan dia memutari lapangan bola itu dengan berlari. Durasi yang ditargetkan adalah satu jam. Dia mampu berlari memutari lapangan itu lebih dari lima belas kali. Saya coba mengikutinya, namun pada putaran ketiga saya sudah kelelahan. Kemudian saya melanjutkannya dengan berjalan cepat. Durasinya sama satu jam. Namun saya hanya mampu mengitarinya 8 kali. Oh, terasa berat itu relative. Dia punya otot kaki dan kekuatan nafas yang lebih baik dari pada saya.

Minggu lalu ada seorang teman curhat di What’s App Group alumni kami. Menurutnya, dia mempunyai masalah keluarga yang berat. Teman satunya mengomentari masalahmu tidak seberat masalahku. Masalah yang kamu hadapi itu kecil, saya pernah mengalaminya, kata teman satunya lagi.  Oh, terasa berat itu relative.

Sahabat, dari cerita diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa terasa berat itu memang relative. Tergantung pada  dua hal. Yang pertama adalah beban yang di pikulnya dan yang kedua adalah besarnya kekuatan orang yang memikulnya. Bila kekuatan orang yang memikulnya jauh lebih besar daripada beban yang dipikulnya tentu beban itu tidak terasa berat. Demikian pula sebaliknya.  Barang seberat lima kilogram tentu terasa sangat berat di pikul oleh seorang anak SD, namun tidak demikian halnya bila yang memikulnya adalah seorang anak SMA.

Seorang teman mengirim pesan What’s App yang mengajari berdoa, Mintalah kepada Tuhan agar diberikan tambah kekuatan, dan jangan meminta diberikan beban yang ringan. Karena beban yang ringan itu  adalah bebannya mereka yang belum sukses.  Mereka yang sukses selalu diberikan beban yang berat.  Seorang pemimpin diberikan beban lebih besar daripada yang dipimpinnya. Semakin tinggi derajat seseorang tentu semakin besar beban dan tanggung jawabnya. Tuhan tidak akan membebani sesorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( kekuatannya ). Oleh karena ini memohonlah diberikan kekuatan yang lebih, agar mampu memikul beban yang berat, bebannya mereka yang sukses. Beban yang berat akan terasa ringan bila mempunyai daya kekuatan yang lebih.

Orang yang  beriman meyakini bahwa Allah adalah Maha Perkasa. Tiada Daya dan Kekuatan kecuali berasal dari Nya. Doa ini yang selalu saya baca dan saya yakinkan dalam hati ketika saya menghadapi masalah yang besar. Doa ini selalu saya selipkan dalam hati ketika saya dipanggil boss yang sedang bad mood. Dengan membaca doa ini yang diikuti dengan kalimat takbir dan sholawat nabi hati saya terasa lebih tenang. Rasa percaya diri menjadi meningkat. Melangkah menjadi lebih mantap.

Meyakini bahwa tidak ada daya kekuatan selain berasal dari Nya merupakan proses pengakuan ketidak berdayaan. Permohonan ini merupakan zero mind process didalam diri kita atas kekuasaan Nya. Pengakuan diri dan kejujuran atas keterbatasan kita adalah cara yang sangat sopan dan terbaik didalam memohon agar diberikan kekuatan dari Nya. Dengan kekuatan yang lebih baik, Insya Allah beban dan tanggung jawab yang diamanahkan akan dapat dipikul dengan terasa lebih ringan.
Berbahagilah bagi mereka yang diberikan beban lebih berat. Merekalah orang orang sukses. Merekaah yang akan dimuliakan dan di angkat derajatnya. Supaya lebih ringan memanggulnya, memohonlah kekuatan dari Nya. Karena Dia lah Yang Maha Segala Galanya.

Semoga menginspirasi … ( KSB 120617 )