15 Desember 2009

SEGELAS

True Story : Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik ( email dari seorang sahabat )

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya,  "berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?"
Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun".
"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian belas tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Paradokter dikota itu sudah tidak sanggup menanganinya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kotabesar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas 
pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan... . Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.

Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya..

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.. "Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.." tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."


01 Desember 2009

PACKING

Bagi  yang sering bepergian, ternyata urusan packing pakaian sangatlah penting. Kalau kita tidak pandai dalam mengatur dan memasukkan barang kedalam koper kita; kita akan kesulitan dalam perjalanan. Barang yang mestinya bisa masuk dalam satu tas; bisa tidak muat dalam dua tas. Bukankah ini sangat merepotkan.

Saya punya seorang teman; yang karena masa kecil dan mudanya tidak pernah jauh dari orang tua; mengalami kesulitan didalam packing pakaian ini; bahkan melipat pakaian kotorpun bingungnya bukan main.

Lain halnya dengan teman satunya lagi. Dia paling jago dalam packing memacking.  Ketika beliau pergi haji; beliau sering dimintai tolong untuk membereskan packing  ini. Dengan jenis dan besar koper yang sama; ditangan beliau ini seakan barang apa saja bisa dimasukkan. Saya perhatikan bagaimana cara beliau packing.  Beliau akan bagi barang dalam beberapa kategori; yaitu barang yang sulit dilipat ( seperti celana jean ) dan pakaian yang mudah dilipat ( seperti kaos ) dan barang yang berukuran kecil atau yang dapat dilipat menjadi kecil.

Yang pertama dimasukkan kedalam koper adalah barang besar yang sulit dilipat; misalnya celana panjang ( apalagi yang berjenis jean ) kemudian baju yang memang tidak boleh dilipat lipat menjadi kecil supaya tidak kusut. Setelah itu mulailah beliau memasukkan barang yang mudah dilipat menjadi agak kecil ( misalnya kaos ). Sampai disini saya lihat koper sudah penuh; sementara barang yang harus dimasukkan masih cukup banyak. Dan yang beliau lakukan adalah menggulung pakaian berbahan kaos menjadi gulungan kecil dan diselipkan di sela sela pakaian yang telah ditata. Hasilnya luar biasa. Ternyata masih muat banyak juga. Terakhir beliau masukkan barang barang kecil, seperti kaos kaki; pakaian dalam; dsb. Barang barang tersebut juga digulung kecil dan diselipkan dipinggir pinggir dinding koper. Setelah semua masuk koper ditutup; dan koper begitu berat dan padat karena semua terisi seakan akan tidak ada rongga lagi.

Sahabat; Tuhan menciptakan waktu 24 jam sehati; 7 hari seminggu; dst. Kita tidak bisa mengurangi atau menambahnya. Seperti koper seragam haji yang kita tidak bisa memperkecil ataupun memperbesarnya. Tugas kita adalah memilah aktifitas kita. Mana yang harus didahulukan masuk dalam agenda kita; mana yang bisa diselipkan diantara agenda agenda yang lainnya. Dan tentu saja agenda besar dan agenda kecil sangat tergantung pada diri kita; pada misi kita, yang sangat mungkin bisa berbeda dengan orang lain. Dan kita tidak berhak untuk menghakiminya.

Semoga menginspirasi ...... ( htl atlit 19.35 wib )