20 Februari 2011

PRINSIP

Pagi itu Nasarudin mengajak anaknya ke pasar. Karena jauh, maka sang anak diminta naik diatas punggung keledai sedangkan Nasarudin sendiri berjalan disamping keledainya. Kira kira berjalan 10 menit Nasarudin bertemu dengan temannya sekampung. Setengah mengolok si teman ini berkata, ANAK GAK TAHU DIRI, MASAK ORANG TUANYA DISURUH BERJALAN MENUNTUN KELEDAI, SEDANGKAN DIA SENDIRI ENAK-ENAKAN DUDUK MANIS DIATAS PUNGGUNG KELEDAI. MEMANGNYA KAMU GAK BISA MENDIDIK ANAK APA DIN .....

Merasa disindir demikian, maka Nasarudin meminta anaknya turun dari punggung keledai dan kemudian gantian Nasarudin yang naik di punggung keledai. Belum berjalan jauh, ketemu lagi dengan temannya semasa sekolah. Dengan setengah mengejek si teman inipun berkata, ORANG TUA KOQ GAK PUNYA BELAS KASIHAN, MASAK ANAKNYA DISURUH BERJALAN MENUNTUN KELEDAI, SEDANGKAN DIA SENDIRI DUDUK ENAK-ENAKAN DIATAS PUNGGUNG KELEDAI. MEMANG ORANG TUA GAK SAYANG SAMA ANAK.

Merasa disindir demikian, maka Nasarudin meminta anaknya untuk naik sekalian diatas punggung keledai. Sekarang keledai itu dinaiki oleh 2 orang, yaitu Nasarudin dan anaknya. Belum berjalan jauh, ketemu lagi dengan temannya bermain ketika Nasarudin masih kecil. Dengan sambil tertawa mengejek teman ini berkata, HA HA HA ..... DIN, DIN. MASAK KELEDAI SEKECIL INI KAMU NAIKI BERDUA. APA GAK KASIHAN SAMA KELEDAINYA DIN. INGAT DIA JUGA MAKHLUK TUHAN LHO DIN ....

Merasa salah, maka sekarang Nasarudin dan anaknya turun dan berjalan disamping keledainya. Namun demikian belum berjalan lama, ketemu lagi dengan temannya. Komentar temannya, DIN .. DIN .. KAMU ITU BODOH APA GAIMANA SIH, MASAK ADA KELEDAI GITU GAK KAMU NAIKI. ANAKMU KHAN CAPAI DIN, COBA TUH LIHAT ... KASIHAN KHAN ANAKMU.

Sahabat, marilah kita renungkan. Bukankah situasi seperti Nasarudin itu pernah juga kita alami. Kita sering mengeluh double GS alias Gini Salah Gitu Salah. Setiap orang mempunyai suduh pandang, value yang berbeda, yang kemudian dipakai untuk menghakimi. Oleh karena itu seven habit mengajarkan kepada kita untuk pro aktif artinya dalam merespond sesuatu selalu ada pertimbangan yang matang yang difahami termasuk juga konsekwensinya. Kebalikannya adalah reaktif yang dalam merespond sesuatu dengan sedikit pertimbangan. Prinsip dan Konsep diri yang mantap lah dasar dan kunci pro aktif yang akan menghindarkan dari kebingungan karena komentar fihak lain.