Oleh Noor Aidlon
M |
eskipun sudah berkali-kali membaca
kisah Nabi Yusuf, namun saya baru menyadari kalau kisah perjalanan hidup beliau naik turun
seperti roller coster. Sarat makna, bagi yang mau merenungkannya.
Kesadaran itu muncul setelah saya membaca buku Khowatir Qur'aniyah karya Syeikh Amr
Khaled. Ini termasuk buku the best seller di Timur Tengah. Kemudian
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk ke dalam bahasa Indonesia. Dan
saya membaca terjemahan itu.
Amr Khaled adalah pendakwah yang sangat popular di daerah Mesir dan Timur
Tengah. Ceramah ceramahnya banyak di sukai oleh kaum muda. Ceramahnya dibawakan
secara tematik, yang cocok untuk kaum muda.
Amr Khaled adalah pendakwah terkaya
menurut majalah Arab. Majalah Forbes menyebutkan penghasilan Amr Khaled pada
tahun 2007 sebesar usd 2,5 juta. Kalau dihitung rupiah sekarang, tidak kurang
dari Rp 40 Milyar. Atau lebih dari Rp 3.3 Milyar per bulan.
Dalam buku Khowatir Qur’aniyah, Amr Khaled menulis : Surat Yusuf - surat
ke 12 - dalam Al Quran mengajarkan bahwa hidup manusia itu penuh liku liku. Tidak
pernah selamanya lempeng. Disitu ada takdir, ada kesabaran dan ketawakalan.
Yusuf lahir dari keturunan para Nabi. Dikaruniai paras yang ganteng. Paling
disayang oleh ayahnya dibanding dengan 11 saudaranya. Ini menurut para saudaranya.
Ayahnya juga seorang Nabi ( Yakob AS ) mendidik para putra putranya dengan sangat baik dan penuh kasih sayang. Tidak membeda bedakan anak satu dengan lainnya. Namun ternyata Iblis berhasil menanamkan rasa iri dengki ke dalam hati saudaranya.
Mereka berusaha melenyapkan Yusuf
dari lingkungan keluarga. Walhasil Yusuf dimasukkan ke dalam sumur tua.
Kemudian diambil oleh musafir dan dijual belikan sebagai budak. Perjalanan
hidup Yusuf berubah dari anak yang penuh kasih sayang menjadi seorang budak.
Yusuf diperjual belikan beberapa kali sebagai budak. Dijual sampai jauh, ke negeri Mesir. Sampai akhirnya dibeli oleh al azis - pemimpin disana. Beliau
diperlakukan dengan sangat baik di dalam lingkungan istana. Bahkan sampai mau diangkat
menjadi anak. Perjalanan hidup yusuf berubah lagi dari budak menjadi tinggal di dalam istana yang mewah.
Di istana, Yusuf digoda oleh permaisuri, namun tidak dilayaninya. Ada fitnah
disana. Uji forensik atas koyaknya baju Yusuf membuktikan bahwa Yusuf tidak
bersalah.
Untuk menyelamatkan muka dan kehormatan keluarga istana, Yusuf dijadikan
tumbal. Dijadikan kambing hitam. Harus dinyatakan bersalah dan dijebloskan
dalam penjara.
Model pengkambing hitaman oleh keluarga istana itu sudah terjadi saat itu. Ada
sanadnya dan ditiru sampai saat ini. Dengan lebih canggih lagi. Melibatkan
lebih banyak orang dan instansi.
Seringkali kecintaan terhadap sesuatu akan mendorong orang untuk melakukan mendem jero mikul duwur. Terkadang sampai membabi buta. Oleh para buzer buzernya.
Bisa dibayangkan bagaimana gemparnya dunia, bagaimana harga diri bangsa yang dicintainya akan tercoreng bila aib penghuni istana tersebar keluar istana.
Saya pernah mempunyai pengalaman yang agak mirip. Dokumen penting perusahaan tidak bisa cepat ditanda tangani pejabat yang berwenang bila tidak dibayar ekstra. Dilema bagi saya. Kalau saya menyampaikan masalah yang sebenarnya kepada pimpinan saya yang WNA, saya merasa telah merendahkan harga diri bangsa sendiri. Tetapi kalau tidak disampaikan yang sebenarnya, saya akan terkena marah terus.
Perjalanan hidup Yusuf berubah lagi,
dari tinggal di istana menjadi narapida yang tinggal di penjara.
Berkat keahlian menafsirkan mimpi, akhirnya Yusuf diangkat menjadi pembesar
kerajaan. Masuk istana lagi.
Begitulah kehidupan manusia. Dari sukses, jatuh, bangun dan sukses lagi. Siklus
itu terulang. Dialami oleh setiap manusia. Ada yang jatuhnya dalam kubangan
kecil. Ada yang jatuhnya ke dalam jurang yang dalam. Ada yang cepat bisa
recovery, ada yang lama.
Kalau bersabar siklus itu akan sempurna. Dari sukses ke sukses lagi. Kalau
kurang sabar berakhirnya di fase jatuh. Dan tidak bangun lagi. Akhirnya
menyalahkan orang lain. Akhirnya menyalahkan Tuhan.
Ada yang mengajari falsafah ini : This Too Will Pass. Semua akan berlalu.
Kalau pas sukses jangan kebablasan senengnya. Kalau pas jatuh jangan putus
asa. Toh semuanya akan berlalu
Agama mengajarkan ini : semua yang terjadi karena kehendak Tuhan. Karena sesuatu alasan dan pasti ada hikmah di dalamnya. Yang kita tidak tahu.
Kalau sukses
bersyukurlah, rayakan sekedarnya. Yusuf menyarankan ketika 7 tahun masa panen
melimpah, menabunglah. Untuk menghadapi 7 tahun masa paceklik.
Kematangan jiwa seseorang bisa dilihat dari cara mereka merayakan
kesuksesannya. Dan cara mereka merespond kegagalannya.
Mereka tidak akan sombong apalagi sampai merendahkan orang lain. Karena mereka
yakin kesuksesan bukan sepenuhnya berkat usahanya sendiri. Tapi ada orang lain
yang membantunya. Pun ada orang lain yang setia mendoakannya.
Mereka juga yakin dengan kata kata ini : sometimes God will destroy our plans
when God Sees our plans are going to destroy us.
Mereka yakin Tuhan sedang menyelamatkannya melalui yang dianggapnya kegagalan.
Saya pernah merasakannya. Beberapa kali. Bagaimana dengan panjenengan ?
KSB, 040625