03 Mei 2023

LEBARAN SEKEJAP

 

 RESMI, Ini Hari dan Tanggal Lebaran 2023, NU, Muhammadiyah, Persis dan  Pemerintah - Lintas Ide

 Oleh Noor Aidlon 

D

iputuskan kami berlebaran di Jakarta saja. Bisa kumpul dengan anak dan cucu lengkap. Tahun ini anak mbarep yang tinggal di Jakarta tidak bisa mudik ke Surabaya. Kami yang ke Jakarta. Sekali kali lebaran di paran. Tapi toh ada anak cucu di sana.

Kita pakai mobil saja. Usul saya. Santai dan lebih fleksibel. Kalau sempat bisa ikut pertemuan keluarga di Brebes. Yang diadakan setiap tahun itu. Pada hari ketiga lebaran. Toh perjalanannya nanti melawan arah. Mestinya sepi. Yang bakal ramai dan padat adalah yang arah keluar Jakarta.

Tetapi tamu kami di Minggu terakhir Ramadhan memberikan informasi yang menggagalkan rencana itu. Bukannya ada kebijakan contra flow ya. Jalur tol Jakarta Semarang dilakukan rekayasa menjadi satu arah. Sehingga yang menuju Jakarta harus melewati jalan biasa.

Informasi itu kemudian kami cek ke beberapa  media sumber berita. Valid informasinya. Bahkan kami mengetahui detail tanggal dan jam kapan contra flow diberlakukan. Dari Pintu Tol Cikampek sampai Pintu Tol Kali Kangkung Semarang. Sejauh 300 Km lebih. Rekayasa lalu lintas ini diberlakukan untuk menghindari kemacetan.  Saat arus mudik tiba. Saat warga Jakarta pulang menuju kampung halamannya.   Untuk merayakan hari lebaran bersama keluarga besarnya.  

Ini akan menjadi lebaran bebas merdeka pertama setelah pandemi. Sudah tiga lebaran atau bahkan empat lebaran kami tidak berkumpul keluarga besar. Dalam satu momen lebaran. 

Lebaran kali ini pasti lebih seru.  Seseru kemacetan yang bakal terjadi. Bila tidak dilakukan upaya rekayasa.

Berarti kalau mau ke Jakarta harus  melewati jalur dalam kota. Melewati pasar tumpah juga. Tidak hanya saat berangkatnya. Tetapi saat pulangnya juga. Karena jadual berangkat dan pulang kami akan terkena rekayasa satu arah. Bisa sehari semalan baru tiba.  Untuk sekali jalannya saja. Begitu tidak nyamannya perjalanan itu. Batin saya.

Batal ke Jakarta. Kemudian kita alihkan berlebaran di Kudus sebagi alternative berikutnya.

Kapan berangkat dan kapan harus pulang. Inipun harus di rembug dengan anak anak. Merekalah yang masih berkewajiban ngantor.  Merekalah yang terdampak langsung. 

Diputuskan berangkat Jumat. Sebelum jam 8 pagi. Dan pulang kembali ke Surabaya hari Senin. Sehingga  masih ada waktu sehari untuk beristirahat sebelum mereka masuk kantor hari Rabunya.

Siapa saja yang harus dikunjungi selama di Kudus ?  Kami terkejut karena hanya ada 4 rumah yang kami wajibkan untuk dikunjungi. Padahal sebelum pandemi, diperlukan waktu 2 hari untuk berkunjung. Beliau adalah saudara saudara kandung Bapak dan juga saudara kandung ibu. Masing masing mempunyai saudara kandung yang banyak.  

Sekarang,  baru tersadar bahwa sudah 4 tahun kami tidak mudik pas lebaran. Dan selama itu sudah banyak keluarga Bapak dan Ibu yang meninggalkan kami. Untuk selamanya. Semoga Allah merahmati beliau semua.

Berarti tidak butuh waktu lama untuk bersilaturahim ke keluarga Kudus. Cepat kita putuskan : Minggu kita mampir dan bermalam di Semarang. Segera dicari hotelnya. Cek ke internet. Harga semua hotel melambung tinggi. Rata rata dua kali lipat dari harga normal. Bahkan lebih. Berarti occupancy rate sedang tinggi tingginya. Berarti lebaran kali ini bisa mensejahterakan banyak orang. Segera kami lakukan booking hotel. Kami hubungi beberapa hotal. Ada yang sudah fully booked. Ada yang pilihan kamarnya tinggal sedikit. Tapi akhirnya Alhamdulillah masih dapat hotel di tengah kota.

Anak2 segera menyusun jadual kulinair. Harus ada plan A dan Plan B. Jangan jangan masih banyak yang tutup.

Jumat pagi; Sebelum berangkat. Kita buka google map. Diarahkan lewat Tuban - Rembang. Berarti lewat jalur biasa. Bukan Tol. Berarti lewat Rembang - Juana yang jalannya rusak parah. Seperti tidak pernah diurus bertahun tahun. Oleh pemerintah. Entah pemerintah yang mana. Yang dua hari sebelumnya masih memakan waktu 8 jam, kata google map dua hari lalu. Tapi pagi ini hanya butuh waktu 6 jam lebih sedikit. Padahal saya tahu tidak mungkin memperbaiki jalan separah itu dalam waktu 2 hari. Ada kesalahan pada google map. Kayaknya.

Alternative lain lewat jalur tol. Melalui Madiun - Semarang. Kata google map juga memakan waktu 6 jam lebih. Bahkan sedikit lebih lama dibanding lewat jalur biasa. Padahal hari sebelumnya hanya butuh waktu 5 jam 20 menit.

Kami putuskan lewat jalur tol. Dengan jarak tempuh 406 km.  Jauh lebih panjang dibandingkan lewat jalur biasa yang hanya 267 km. Tapi perkiraan kami lewat tol akan lebih nyaman. Sebanding dengan harga tiket Tol Surabaya - Semarang yang Rp 393.000,--. Harapannya.

Pagi itu, Jalur Tol Surabaya - Semarang relative lebih ramai.  Jauh lebih ramai dari biasanya. Tapi toh bisa kami tempuh dalam waktu 3,5 jam dengan sekali berhenti di rest area kebanggaan. Yang lengkap. Yang kalau mau beli apapun ada. Rest Area Salatiga.

Jam 11.20 kami keluar tol Semarang - Arah Demak. Berarti jauh lebih cepat daripada perkiraan Google Map.  Itu karena yang nyetir bukan saya. Tapi anak saya.

#NA

#KSB 300423


Tidak ada komentar:

Posting Komentar