10 November 2014

DRIVER ADALAH PEMIMPIN - REVOLUSI MENTAL


Ketika break siang hari itu saya harus mengunjungi dokter di salah satu rumah sakit di Surabaya. Saya diantar oleh driver.  Begitu keluar dari kantor; driver saya bilang kita harus lewat jalan yang sedikit muter. Kalau lewat jalan yang biasanya akan terjebak macet, katanya.  Ini khan lancar sekali, kata saya sambil menunjuk ke jalan didepan kami yang memang masih lancar jaya. Disini lancar, namun jalan didepan Grahadi akan sangat macet. Ada demo besar besaran menuntut UMR, katanya menjelaskan. Rupanya driver ini memonitor kondisi jalan dari salah satu radio yang memang punya program traffic report. Dia juga terbiasa saling berbagi info kemacetan dengan sesama driver. Jadi up date dengan kondisi jalanan di Surabaya. Saya manut saja dengan pendapatnya..

Dalam perjalanan, saya sibuk membaca dan menjawab email yang menumpuk sejak pagi. Memang hari itu, sejak pagi sampai sore nanti saya ada jadual rapat.  Praktis selama dalam perjalanan, saya tidak melihat kondisi jalan. Sampai pada suatu ketika driver bilang, rupanya macetnya sampai disini juga. Saya dongakan kepala dan melihat kondisi jalan didepan. Macet sekali. Banyak sepeda motor yang membawa bendera dan beberapa truk membawa bendera dan sound system besar. Betul, ada demo. Mereka jalan pelan pelan. Kita hanya akan terkena sedikit macet disini, namun setelah ini akan lancar, dia berusaha meyakinkan saya. Dan memang betul, kami hanya terkena macet tidak lebih dari 5 menit, setelah itu sangat lancar.

Saya membayangkan seandainya driver saya itu tidak memonitor kondisi jalanan, tentu dia akan memilih jalan didepan grahadi. Tentu akan sangat macet bahkan bisa bisa berhenti. Kalau sudah macet; saya akan terlambat mengikuti rapat siang hari. Kalau terlambat ikut rapat; berarti tidak bisa ikut memberikan pendapat dan solusi dari masalah yang terjadi di cabang cabang. Itu berarti ….  ( dampak dari kemacetan bisa di lanjutkan sangat jauh dan panjang ).  Ini karena dampak dari driver yang tidak bisa mengetahui kondisi jalanan.

Demikian juga dengan pemimpin. Memang driver adalah pemimpin diatas kendaraan. Dia dituntut untuk mencari jalan yang paling cepat; paling nyaman dan paling aman. Pemimpin juga begitu. Dia dituntut untuk mengetahui kondisi dilingkungannya maupun diluar lingkungannya. Dia harus tahu lebih dahulu apa yang terjadi. Kemudia membuat langkah antisipatif. Kalau salah mengantisipasi; tidak saja pemimpinnya yang terkena dampak, namun semua penumpangnya, semua karyawan yang dipimpinnya. Kalau pemimpin salah mengambil tindakan, perusahaan bisa rugi. Perusahaan rugi, gaji karyawan tidak naik, bonus tidak bisa dibayarkan. Ini semua hanya karena kesalahan satu orang. Yaitu pemimpin.

Dalam perjalanan, driver sama sekali tidak boleh mengantuk, apalagi tidur. Dalam satu kesempatan kami jalan ke luar kota, driver saya bilang, mas silakan tidur. Biar nanti ketika sampai di tujuan bisa lebih fresh dan tugasnya bisa diselesaikan dengan memuaskan. Nanti kalau sudah sampai di tujuan; mas kerja lagi gantian  saya yang tidur.  Siapa yang lagi tugas tidak boleh tidur, katanya sambil terkekeh.

Selama perjalanan, driver harus selalu waspada. Bila jalanan macet, harus mencari akal untuk bisa keluar dari kemacetan. Sedangkan penumpangnya bisa tidur seenaknya. Bahkan seringkali tidak tahu kalau kondisi macet.  Driver harus hafal jalan. Penumpang tidak perlu hafal jalan. Saya pernah kesasar atau salah jalan, padahal tidak hanya sekali dua kali saya ke tempat itu. Namun selama itu saya bertindak menjadi penumpang. Giliran saya harus menyetir sendiri, ternyata bingung. Itulah penumpang. Tidak dipaksa mengasah ingatan.

Driver harus faham betul dengan rambu rambu. Dia harus jeli membaca rambu dan petunjuk arah. Bila tidak jeli, kendaraan dan penumpangnya beresiko akan mengalami kecelakaan.  Bisa dibayangkan bagaimana kalau seorang pemimpin tidak tahu aturan, tentu unit organisasi yang dipimpinnya akan terkena resiko dan itu bisa menghancurkan unit organisasinya.

Jadi siapapun harus di ajari dan diasah driving spiritnya, bila ingin menjadi pemimpin yang baik.

Pertama, harus didorong untuk berani mengambil tanggung jawab. Orang yang merasa mempunyai tanggung jawab tentu akan bekerja sebaik mungkin. Ada seorang staff kami yang selama ini dikeluhkan oleh atasannya. Kami sepakat staff ini baik dan pintar namun tidak punya inisiatif dan kerja asal asalan.  Kemudian kami berikan project khusus kepada staff ini. Dia kami tunjuk sebagai penanggung jawab utamanya. Hasilnya sangat memuaskan. Tidak hanya proyeknya selesai dengan baik. Namun staff ini telah menunjukkan dia punya inisiatif dan semangat kerja yang luar biasa. Merasa bertanggung jawab adalah kuncinya.

Kedua, didorong berani mengambil keputusan. Tentu beserta konsekwensinya. Hanya orang yang berani mengambil resikolah yang berani memutuskan. Mereka yang berani mengambil resiko adalah mereka yang tahu persis besarnya resiko dan tahu persis kemampunya untuk menangani resiko itu. Ini akan mendorong orang untuk belajar, jeli dan lincah dalam bertindak. Bagi yang masih yunior diperlukan pendampingan dari seniornya. Semakin berpengalaman seseorang kemahiran menimbang resiko dan menanganinya semakin baik. Tingkat keyakinan didalam memutuskanpun akan semakin baik. Keyakinan memutuskan mempunyai multiplier efek yang baik bagi follower followernya.

Ketiga, Didorong untuk selalu belajar dan jeli atau waspada. Jaman selalu berubah. Setiap jaman mempunyai tantangannya masing masing. Dan setiap tantangan membutuhkan kompetensinya masing masing. Kejelian membaca perubahan sangatlah penting.  Setelah tahu dan sadar akan adanya perubahan dan tantangan yang akan dihadapinya maka langkah selanjutnya adalah membekali diri dengan pengetahuan dan infrastrukturnya.  Mereka yang mempunyai driving spirit yang baik tentu akan selalu up date kondisi lingkungannya, belajar agar tidak ketinggalan. Dia tidak boleh bermalas malasan.  Dia tidak boleh mengandalkan orang atau fihak lain. Dia harus mandiri.

Keempat, Ini yang paling penting. Harus punya tujuan.  Driver yang tidak punya tujuan tidak akan kemana mana. Dia hanya menghabiskan bensin mengukur jalan. Orang yang tidak punya tujuan hidup juga tidak akan kemana mana.  Mereka hanya menyia nyiakan sisa hidupnya. Orang yang tidak punya tujuan hidup tidak akan mempunyai gairah. Hidupnya akan sangat membosankan. Semakin tinggi dan mulia tujuan hidup seseorang semakin bergairah dia untuk mencapaiya.

Hari ini adalah hari Pahlawan. Para pahlawan berjuang bertaruh nyawa. Mereka punya satu tujuan. Jihat memerangi penjajah. Keluar dari penjajahan menuju ke kemerdekaan. Merdeka atau mati adalah semboyannya. Tekat bulat.  Seperti halnya driver; mereka dihadapkan dengan kesulitan dan tantangan. Mereka berusaha dan mencari jalan keluar. Sangat jeli dan mandiri. Tidak seperti penumpang.

Sekarang tugas kita mengasah dan menciptakan driver driver baru untuk menahkodai kapalnya masing masing; paling tidak kapal dirinya sendiri.

Semoga mengispirasi …. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar