16 Mei 2020

BERSELANCAR DIATAS GELOMBANG KRISIS


 

H
anya satu hal yang dapat dipastikan mengenai wabah Covid 19 ini.  Dan itu di amini oleh semua ahli. Pun oleh orang yang tidak ahli. Bahwa Wabah Covid 19 pasti akan berakhir. Wabah Covid 19 ini pasti akan berhenti penyebarannya. Kapan waktunya ? Ini yang setiap ahli mempunyai perhitungan sendiri sendiri.  Untuk kasus Indonesia ada yang memperkirakan akhir Mei, ada yang Juni bahkan ada yang September baru berakhir. Tergantung pada data yang dipunyai, methodology yang di pakai dan assumsi yang dibangun.

Kita mempunyai keyakinan yang tinggi. Bahwa wabah ini akan berakhir. Krisis ini akan berakhir. Kehidupan dan ekonomi akan pulih Kembali. Bahkan pengalaman dalam beberapa krisis, banyak perusahaan yang bisa bangkit dan berkembang jauh lebih pesat dibanding sebelumnya.  Dan tentu saja ada yang juga perusahaan yang bangkut dan akhirnya mati.

Hal ini sangat tergantung pada bagaimana perusahaan menyikapi krisis yang terjadi. Bagaimana perusahaan merespond kondisi yang diluar kekuasaannya. Diluar control dirinya.

Paling tidak ada dua hal besar yang harus dilakukan perusahaan untuk merespond krisis global ini.  Agar perusahaan tetap bisa bertahan hidup dimasa krisis. Kemudian tumbuh dan berkembang di masa pasca krisis. 

Yang pertama adalah bertahan ( survival )
Perusahaan ini harus tetap hidup dalam masa pandemi ini. Pengaturan cash   flow           akan sangat penting. Cash flow lebih penting daripada Rugi Laba dalam masa krisis. Pemotongan biaya ( cost cutting ) menjadi sesuatu yang urgent dilakukan.  Biaya biaya yang tidak penting. Yang masih bisa ditunda, tidak perlu dikeluarkan.

Full costing tidak relevan lagi. Yang lebih cocok adalah variable costing. Dibuat simulasinya. Bila perusahaan ditutup, berapa biaya tetap harus dibayar. Bila perusahaan ini tetap beroperasi, berapa produksi yang mampu di serap pasar, berapa minimal harga yang bisa diberikan. Dan berapa kerugian yang harus dibayar.  Kemudian bandingkan mana yang bayarnya lebih rendah antara tutup perusahaan atau tetap jalan pada skala produksi tertentu.

Kita menyadari perusahaan manapun terkena dampak. Tak terkecuali dengan business partner. Komunikasi dan renegosiasi menjadi sangat penting.  Agar semua fihak  merasa win win. Semua fihak bisa bertahan dalam masa krisis.  
Saling bergandengan tangan dan kolaborasi antar business partner harus terus dilakukan.  

Menjaga nasabah sangat penting. Kepedulian perusahaan terhadap nasabah dimasa krisis ini akan sangat berbeda artinya. Akan sangat menyentuh hati nasabah. Sentuhan pribadi seperti ini yang menjadikan nasabah  akan loyal. Tanamkan hutang budi disaat krisis.


Yang kedua adalah melakukan perbaikan dan transformasi perusahaan.
Disaat krisis, kegiatan perusahaan cenderung menurun. Aktifitas karyawan juga menurun. 

Bagaimana management bisa mengoptimalkan waktu luang karyawan untuk melakukan perbaikan internalnya.  Sehingga ready to take off saat pandemic berakhir. Dengan kemampuan baru. Dengan system baru yang lebih baik.

1.     Nasabah
Pandemi telah mengubah perilaku sosial. Managemen harus mampu  mendeteksi perubahan kebutuhan dan perilaku nasabah.  Apakah perubahan ini bersifat sementara atau menjadi kebiasaan baru nasabah.  Kemudian mereview apakah customer management system yang ada masih cocok atau harus diadakan penyesuaian.  Apakah perlu mengubah system pelayanan yang ada. Yang lebih customer friendly. Yang lebih memudahkan nasabah.

2.     Internal Business Process
Inilah saat yang paling tepat melakukan review terhadap proses internal. Memanfaatkan waktu luang karyawan. Management bisa menunjuk beberapa team  proses review. Satu team terdiri dari beberapa karyawan dari bagian yang berbeda. Satu team diberi tugas mereview proses tertentu. Satu proses business tertentu bisa dilihat, direview oleh beberapa orang dari bagian yang berbeda.  Dari sudut pandang yang berbeda.

Saya telah melakukan hal ini. Saat masa krisis yang lalu. Dan hasilnya cukup bagus. Akhirnya kami mempunyai internal business process yang baru. Yang lebih sederhana, lebih ringkas dengan tetap memperhatikan resiko yang memadai.  Tanpa mengubah IT core system yang ada.  Yang langsung dapat di implementasikan saat krisis berakhir.

Disamping itu.  Dalam business process yang baru itu sudah dilengkapi dengan standard time processing dan service level agreement. Dengan demikian produktifitas setiap karyawan dapat diukur dengan lebih baik.  Karyawan yang terampil akan mempunyai score berbeda  dengan yang kurang terampil.

Dan juga ada kepastian pelayanan kepada nasabah. Bahkan dalam kasus tertentu kita bisa memberikan jaminan waktu pelayanan  kepada nasabah. Melebihi waktu yang di jamin; nasabah akan mendapat ganti rugi.

3.     Penguatan kompentensi karyawan
Pada waktu low season, saat yang tepat untuk melakukan peningkatan kompetensi karyawan. Meningkatkan pengetahuan karyawan. Mengasah keterampilan karyawan. Maupun memperbaiki sikap dan perilaku karyawan. Knowledge, Skill dan Attitude karyawan di up grade. Disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan perilaku nasabah. Yang akan menjadi kebiasaan baru. Menjadi new normal.

Dengan melakukan itu semua; perusahaan akan siap untuk menghadapi masa cerah. Siap take off pada saatnya. Saat yang lain masih berbenah. Who can stopping you to grow.
Semoga menginspirasi …

#noor_aidlon
#solusi_banking_kompetensi
#DirumahAja_010520









Tidak ada komentar:

Posting Komentar