Oleh Noor Aidlon
T |
ukang yang terkenal
juara itu merasa kesedihan. Menyesal banget. Wajahnya yang biasanya ceria, kini kusut
tidak ada sinar gairah sama sekali. Dia duduk termenung di atas gragal yang
berserakan. Sambil menundukkan kepalanya. Lama sekali. Segelas kopi yang dibeli
dari starling tidak disentuhnya sama sekali. Dibiarkan mendingin, sampai tidak
berasap lagi.
Starling - starbucks keliling sebutan untuk kopi yang dijajakan keliling dengan
sepeda ontel atau sepeda motor dari lokasi proyek satu ke proyek lainnya. Hanya
berbekal air panas di dalam termos dan kopi sachetan. Merk kopinya bisa bermacam
macam. Pun jenisnya. Ada yang Coffee mix. Ada juga yang kopi hitam biasa.
Starling sangat ditunggu kehadirannya oleh para pekerja proyek. Terutama saat
istirahat siang.
Tukang sang juara itu menyesal, mengapa dia bisa salah pasang satu batu bata di
antara ratusan bata yang telah dipasangnya. Mengapa dia baru menyadari
kesalahan itu setelah ratusan bata dipasang diantara satu bata itu. Mengapa tidak
ada seorangpun yang memberitahu kesalahan itu sebelum ratusan bata lain menumpukinya.
Dan banyak pertanyaan mengapa mengapa lainnya yang tidak hanya tidak ada jawabannya, tetapi
juga bisa menimbulkan kekecewaan demi kekecewaan.
Untungnya Pak Mandor cukup peka dan perhatian kepada para tukangnya.
Disamperinnya tukang sang juara. Diajak berbicara. Ngobrol apa saja. Kesana
kemari. Dan akhirnya tahulah Pak Mandor apa yang sedang dirasakan oleh
anak buahnya itu.
Dimintanya tukang sang juara mengantarkan dan menunjukkan sebuah bata yang mengganggu
pikirannya. Yang katanya keliru pasang itu.
Bata yang mana yang
salah pasang, tanya Pak Mandor. Itu yang ditengah, kata tukang sang juara
sambil mengarahkan jari telunjuknya. Yang mana, tanya Pak Mandor lagi, karena
dia masih belum mengetahui letak bata yang katanya salah pasang. Akhirnya
tukang itu menyentuh bata yang dianggapnya salah pasang dengan telapak tangan
kanannya.
Pak Mandor geleng geleng kepala. Ini tidak kelihatan salahnya. Wajar saja, katanya.
Kemudian sambil menyentuh bahu Pak tukang, Pak Mandor memberi nasehat : saya
kasih tahu kamu ya. Dari ratusan batu bata yang kamu pasang menjadi hamparan
dinding besar ini, hanya satu yang salah. Itupun menurut anggapanmu saja. Dan satu bata
yang salah ini tidak merusak kekuatan dinding. Pun kerapihan susunannya, kata
Pak Mandor sambil memukul dinding sekitar bata yang salah pasang itu.
Jangan kau siksa dirimu dengan hal sepele yang kamu anggap salah itu. Cobalah lihat karyamu yang lain. Ratusan batu bata telah terpasang dengan sempurna. Mengapa itu yang tidak menjadi perhatianmu. Lanjut pak Mandor.
Situasi yang hampir mirip saya alami jumat malam beberapa waktu yang lalu. Gigi saya yang sedang dalam proses perawatan, yang sudah 4 kali bolak balik ke dokter gigi itu tiba tiba pecah. Tidak terasa sakit. Hanya sedikit mengganggu bila dipakai mengunyah. Rasa penyesalan dan kecewa muncul.
Kesal karena gigi yang mestinya bisa dipertahankan, kini terpaksa harus dicabut. Perawatan yang selama hampir dua bulan kami upayakan, hilang sinar begitu saja.
Pertanyaan dengan kata tanya mengapa banyak berseliweran dalam fikiran saya. Yang semua menyalahkan diri sendiri, mengapa tidak hati hati mengunyah. Mengapa tidak menggunakan gigi sebelah kanan saja. Dan banyak kata tanya mengapa lainnya yang menghujani fikiran.
Dan juga
menyalahkan dokter yang merawat. Mengapa
tidak mengingatkan pasiennya. Mengapa tidak menjelaskan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan. Dan banyak kata tanya mengapa yang lainnya. Yang kalau
dilanjutkan, bisa bisa menyalahkan takdir. Menyalahkan Tuhan.
Kemudian saya teringat kisah tukang batu itu. Saya ambil nafas dalam-dalam, dan
beristighfar. Saya sadarkan diri sendiri. Bukankah saya masih diberikan
anugerah yang banyak. Masih bisa berjalan, masih bisa melihat, masih bisa bernafas
dengan baik. Bahkan masih bisa menikmati lezatnya makanan, meskipun harus
dikunyah di gigi sebelah kanan saja.
Bukankah saya masih bisa menikmati bacaan dan menikmati video Gus Baha, Ustad Adi
Hidayat dan Simon sinek dengan sempurna. Bukankah saya masih diberikan
kemampuan untuk berobat. Dan banyak kata bukankah bukankah yang lainnya yang saya jejalkan dalam fikiran.
Secara akal logika semua itu benar dan mudah diterima. Namun betapa sulitnya meyakinkan hati ini. Bukankah rasa itu berasal dari dalam hati. Tapi fikiran juga bisa sebagai guide untuk mengajari hati. Fikiran perlu logika. Hati perlu renungan.
Saya gerojok fikiran saya dengan kalimat bukankah, bukankah. Dengan jumlah yang banyak sekali. Kata itu untuk mengusir dan menggantikan kata mengapa. Kata itu untuk mengusir rasa kufur nikmat dan menggantikan dengan rasa syukur nikmat. Kata itu untuk mengusir rasa penyesalan dan menggantikan dengan rasa penuh anugerah.
Agama mengajarkan,
setiap kejelekan harus dilawan dan ditukar dengan kebaikan. Air putih dalam
gelas akan menjadi hitam bila terkena tetetas tinta hitam. Namun akan menjadi putih lagi, bila digerojok
dengan air putih yang banyak.
Memang, sering kali satu kesalahan kecil memicu overthinking. Memicu kekecewaan
yang bisa menghambat Langkah maju kedepan. Padahal kalau difikir jernih,
kesalahan itu mempunyai hikmah. Paling tidak mengingatkan untuk selalu
berhati hati. Mengingatkan kita bahwa kita tidak sempurna. Agar tidak muncul kesombongan. Agar tetap merasa butuh pertolongan Nya. Lewat doa doa yang dipanjangkan.
Kalau dibalik, mengapa tidak focus saja pada kesuksesan, pada kenikmatan dan anugerah lain yang diterima. Yang bisa mendorong rasa syukur. Mengingatkan atas rahmat dan kasih sayang Nya yang banyak. Mengigatkan atas kemurahan Allah.
Bukankah kita manusia biasa, yang tidak luput dari salah. Bukankah untuk lulus ujian tidak harus berhasil mendapatkan nilai 100. Tidak harus berhasil mengerjakan semua soal dengan benar.
Setiap sekolah menerapkan passing grade. Dan tidak pernah ada
passing grade dengan nilai 100.
Hanya dibutuhkan nilai 70 untuk lulus. Bahkan ada yang memasang passing grade 60
atau bahkan 55 untuk bisa lulus. Artinya anda hanya dituntut mengerjakan 70% soal
dengan benar untuk bisa dinyatakan lulus. Dan berhak mendapatkan ijasah asli.
Entah kalau IP nya tidak sampai 2.
Dan itu pasti bukan panjenengan !!!
#NA
#270525
Ternyata bisa nulis juga...👍
BalasHapus