13 Januari 2013

EJEKANMU VITAMIN TAMBAH DARAH BAGIKU; PAK GURU



Dalam diskusi rutin Selasa pagi; mas Poedji menerangkan dalam salah satu slidenya bahwa orang  sukses itu bisa karena memang didesain dari awal yaitu memang telah dicita citakan; atau sukses karena balas dendam dari kegagalan sebelumnya atau sukses karena ingin mendapatkan kemuliaan.

Dari slide itu kemudian saya merenung sejenak.  Apakah saya termasuk orang yang sukses dan kalau jawabannya iya; sukses saya itu karena alasan yang mana ?

Kebetulan pada sesi akhir saya ditanya dan diminta cerita. Saya bercerita mengenai bagaimana saya membentuk dan mencapai salah satu cita cita dan impian saya.  Ternyata cita cita /impian saya ini bergerak. Ketika saya remaja saya punya cita cita; kemudian setelah cita cita itu tercapai; saya punya cita cita lanjutan dan sampai sekarangpun saya masih punya cita cita yang masih harus dikejar. Jadi cita cita saya ini kayak moving target; target yang selalu bergerak sesuai dengan kondisinya.

Dalam forum itu saya ceritakan cita cita saya ketika masih remaja.  Ketika saya kecil saya bercita cita menjadi pilot. Bisa terbang tinggi melihat hamparan bumi dari ketinggian; bisa pergi dari satu tempat ketempat lain yang sangat jauh. Sangat jauh ! Bisa mengetahui berbagai kota kota besar. Rasanya menyenangkan dan bergaya !!!

Cita cita saya ini hapus seketika saat saya lulus SMEP ( Sekolah Menengah Ekonomi Pertama ). SMEP adalah sekolah semacam SMP kejuruan. Lulusan SMEP hanya bisa melanjutkan ke SMEA ( Sekolah Menengah Ekonomi Atas ) – saat ini namanya berubah menjadi SMK. Setelah lulus SD saya memang masuk ke SMEP karena kakak sepupu saya banyak yang masuk ke SMEP. Hanya itu alasannya. Saya tidak tahu SMEP ini baik apa tidak; lulusannya nanti bisa melanjutkan kemana saja. Saya tidak tahu itu.

Karena saya sudah jelas tidak bisa masuk sekolah penerbang yang bisa mengantarkan menjadi pilot; maka sejak masuk SMEA saya merubah cita cita saya. Saya ingin kuliah di UNDIP ( Universitas Diponegoro ) Semarang. Mengapa di UNIDP karena sebagian besar teman yang saya kenal pada kuliah di Semarang; kota yang sangat dekat dengan Kudus tempat tinggal saya. Dan katanya universitas yang paling bagus di semarng adalah UNDIP.

Namun setelah saya  nonton film Cintaku Dikampus Biru yang setting lokasinya adalah kampus UGM ( Univesitas Gajah Mada ) Yogya; keinginan saya berubah lagi. Saya ingin kuliah di UGM !!! Saya lihat difilm itu bagaimana megahnya kampus UGM. Keinginan saya semakin kuat setelah saya berdiskusi dengan kakak kakak sepupu saya. Mereka menyarankan saya masuk UGM saja.

Sejak saya naik ke kelas dua; saya mulai mencari tahu mengenai bagaimana mendaftar dan masuk UGM. Dan sayapun akhirnya tahu bahwa lulusan SMEA hanya bisa masuk di dua fakultas di UGM. Ekonomi dan Filsafat. Saya tidak tahu mengenai Fakultas Filsafat.  Saya punya bayangan sedikit mengenai Fakultas Ekonomi. Dan saya meniatkan diri saya untuk bisa masuk ke Fakultas Ekonomi UGM.

Sejak saat itu saya mulai rajin mencari bahan/materi soal test masuk. Untuk masuk ke UGM harus melalui ujian SKALU. Saya lupa singkatannya; Skalu ini adalah ujian bersama untuk masuk di Lima Universitas; yaitu Universitas Indonesia; Universiatas Gajah Mada; Institute Teknologi Bandug; Institute Pertanian Bogor dan satu lagi ITS ( kalau tidak salah ).

Ternyata salah satu materi testnya adalah Matematika ! Di SMEA saat itu tidak diajari matematika. Yang diajarkan adalah aljabar ! Sayapun harus belajar matematika dari nol. Dan saat itu di Kudus tidak ada bimbingan test. Akhirnya saya pinjam buku matematika adek saya yang masih SMP. Saya belajar dari jenis jenis bilangan; dan seterusnya. Tidak jarang adik saya yang masih SMP menjadi guru matematika saya.

Saat itu saya harus  belajar double. Satu belajar untuk materi SMEA dan satu belajar untuk materi menghadapi SKALU dengan mata pelajaran yang berbeda. Saya harus belajar dua kali lipat dengan teman sepermainan saya. Saya bersyukur orang tua saya mendukung. Meskipun saya tetap harus membantu pekerjaan orang tua; namun beliau memberikan sedikit dispensasi. Saya belajar siang malam.

Saya diminta orang tua saya untuk sholat tahajud dan puasa senin kamis. Saya lakukan itu. Beliau juga sholat tahajut.

Satu hari; sekitar jam 11; saat mata pelajaran terakhir. Seorang Bapak Guru menanyakan kepada kami sedang belajar apa ? Dan kamipun menjawab sedang latihan mengerjakan soal SKALU. Dengan spontan Bapak Guru mengatakan tidak mungkinlah kalian masuk SKALU; karena materi pelajarannya berbeda. Dengan spontan pula saya berdiri dan mengatakan; Jangan Mengejek Pak !!! Paling kamu saja yang bisa masuk, respond Pak Guru.

Ejekan Pak Guru itu bukan membuat kami putus asa; namum membuat kami bertambah giat belajarnya. Kami ingin membuktikan kepada Pak Guru bahwa kami bisa masuk SKALU. Dan terbukti beberapa dari kami bisa lolos masuk SKASU, pengganti dari SKALU. SKASU karena pengikut ujian bersamanya saat itu menjadi Sepuluh Universitas. Saya masuk Faktultas Ekonomi UGM; teman saya ada yang masuk Universitas Diponegoro; ada yang masuk IKIP Semarang.

Terima kasih Pak Guru; Ejekan Bapak menjadi Vitamin tambah darah bagi kami.

Semoga menginspirasi …… ( 100113 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar