02 Januari 2013

ENGKAULAH ANAK ELANG ITU !!!




Telur yang ditemukan petani kecil  itu ditetaskan bersama sama dengan  9 telur ayam kampung yang dipeliharanya.  Setelah menetas kesepuluh anak ayam itupun kesana kemari bersama sama. Sang induk berusaha melindungi ke sepuluh anaknya; menyuapinya dan mengajarinya berjalan dan mencari makan. Sang induk tidak menyadari bahwa ada satu anak yang bukan berasal dari telurnya sendiri. Semua diperlakukan sama tidak pilih kasih.

Menjelang remaja; mulailah kelihatan ada satu anak ayam yang tumbuh besar beda dengan saudara anak ayam lainnya.  Tubuhya lebih besar; paruhnya lebih panjang dan kakinya lebih kokoh.  Ketika di kepakkan sayapnya panjang dan lebar.

Melihat ciri cirinya; jelaslah bahwa satu ekor anak ayam ini sebetulnya bukan sekedar anak ayam; namun anak elang !!!   Tapi kalau anak elang mengapa kalau di halau hanya lari seperti anak ayam lainnya dan bukannya terbang; fikir sang petani kecil itu.

Dari hari ke hari diamatinya anak ayam itu. Dan sampai suatu saat; petani kecil inipun semakin yakin bahwa itu bukan anak ayam; itu adalah anak Elang. 

Disuatu siang dibawanya anak elang  naik ke sebatang  pohon yang sangat tinggi.  Dan dilemparkannya anak elang dari ketinggian; dan dengan refleknya dia buka sayapnya dan dikepakkannya sayapnya … Terbang !!!  Kejadian ini diulanginya berkali kali. Semakin lama anak elang tidak hanya bisa terbang untuk mencegah agar tidak mati jatuh; namun dia mampu terbang tinggi membumbung ke angkasa. Sekarang anak elang itu telah menemukan jati dirinya. Dia menyadari dia adalah anak elang bukan anak ayam.

Kita adalah mahluk cipataan Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa. Kita diciptakan dengan tingkat kesempurnaan yang sangat tinggi. Kita dibekali dengan bekal yang sangat memadai. Kita diberikan potensi untuk meraih kesuksesan dunia akherat. Kita diberikan fasilitas yang memungkinkan mengelola dunia dengan sebaik baiknya. Dengan kondisi yang demikian; mungkinkah manusia diciptakan untuk gagal ?

Ada beberapa hal yang menyebabkan manusia belum mampu memanfaatkan potensinya yang sangat tinggi itu.

Pertama; Pendidikan. Seperti cerita diatas. Meskipun dia seekor anak elang namun dia tidak menyadari dirinya mempunyai potensi yang jauh lebih besar dari anak ayam. Sehari hari dia dididik untuk berperilaku sebagai anak ayam.  Pendidikan lingkungan kita sering kali tidak mendukung. Lihatlah bagaimana kalau anak kecil jatuh dan menangis. Orang tua sering menyalahkan lantainya yang nakal ! Satu contoh manipulatif. Anak dididik untuk tidak jujur terhadap dirinya.
Pendidikan lingkungan kita cenderung permisif terhadap kesalahan dan kegagalan. Yang penting lulus adalah bukti bagaimana permisifnya kita. Kalau tidak lulus akan mengatakan banyak juga yang tidak lulus koq !

Kedua; Berdalih.  Memang berdalih adalah kecenderungan manusia. Berdalih tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Berdalih sebagai usaha pembenaran. Berdalih hanya akan menyalahkan lingkungan.  Kalah dalam pertandingan sepak bola berdalih karena lapangan becek.  Memang musuhnya bermain dilapangan yang berbeda yang tidak becek ?  Berdalih adalah ciri khan orang kalah; pecundang; the looser !!!

Ketiga; Kurang ambisi. Kata ambisi di Indonesia dikonotasikan negatif. Orang yang berambisi di cap orang yang rakus yang suka menghalalkan segala cara. Ambisi adalah bagus. Orang yang berambisi adalah orang yang berani menentukan standard tinggi.  Orang yang berani bermimpi tinggi. Orang yang berani bercita cita tinggi. Tuhan mengajarkan untuk itu. Tuhan mengajarkan masuk surga. Tuhan mengajarkan untuk berilmu, dan sebagainya. Itu semua adalah ambisi. Agar ambisi ini tidak nabrak norma; tidak nabrak nilai agama; maka perlu ada bimbingan; perlu ada koridor. Hanya mereka yang berambisi tinggilah yang akan menemukan jalan keluar. Hanya mereka yang berambisi tinggilah yang mempunyai motivasi tinggi.  Hanya mereka yang berambisilah yang mau; mau dan mau meraih impiannya. If you want to; you will find a way. If you do not want to; you will find excuse; katanya.

Keempat; penafsiran yang salah terhadap beberapa ajaran. Kita diajarkan hidup sederhana. Hidup sederhana adalah melakukan kehidupan yang sewajarnya; tidak berlebih lebihan.  Banyak yang menterjemahkan salah. Hidup sederhana diterjemahkan tidak perlu kaya; tidak perlu banyak uang. Penerjemahan dan penafsiran itu sangat keliru; mengingkari perintah Tuhan; menistakan ke Maha Kaya an Tuhan.  Orang yang banyak hartanya tetap bisa hidup sederhana.  Nabi dan sahabat sahabatnya contohnya.  Beliau beliau bukannya orang yang miskin; tapi banyak harta.  Namun harta dan kekayaannya bukan hanya untuk dirinya tapi untuk umatnya.  Hidup beliau tetaplah sangat sederhana !!

Itulah penghalang penghalang cemerlangnya potensi kita. Kita adalah mahluk yang sangat istimewa. Tuhan menciptakan dengan kesempurnaanya. Tinggal kita sendiri.  Mampukah kita mengasah kesempurnaan potensi itu; mampukah kita menghilangkan keempat penghalang diatas sehingga kita menjadi anak elang yang siap terbang tinggi ke angkasa dengan kedua sayapnya yang kokoh.

Semoga menginspirasi ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar