07 Januari 2013

SEEKOR KATAK TULI



Dikisahkan ada sekelompok katak yang terjebak dalam lubang yang sangat dalam. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk bisa naik menghirup udara bebas. Hidup di alam bebas dengan banyak pilihan. Bisa berenang di sungai; lari ke sawah ladang; dan tempat tempat yang mereka sukai.

Mereka berlomba lomba melompat lompat untuk mencapai tanah diatasnya dengan suara yang sangat gaduh.  Tidak terhitung sudah berapa kali mereka melompat lompat; dan tidak kunjung juga sampai diatas. Kemudian satu demi satu mereka merasa kelelahan dan putus asa.  Bila ada satu dua katak yang masih mencoba melompat; mereka yang putus asapun menasehati. Percuma saja, kita sudah berusaha berkali kali dan lihatlah hasilnya; tak satupun yang berhasil dan akhirnya kita kelelahan.   Dalam kondisi seperti itu; merasa tidak berdaya; merasa tidak punya harapan. Akhirnya merekapun satu demi satu mengalami kematian. Mati dalam ketidak berdayaan.

Namun; ternyata ada seekor katak yang masih tidak putus asa. Dia tetap berusaha melompat lompat.  Semakin lama semakin  tinggi lompatannya dan tinggal beberapa centimeter saja untuk bisa mencapai daratan diatasnya. Dia merasa ada harapan. Dengan tetap bersemangat dia kerahkan semua tenaganya untuk melompat. Dan jleb….  akhirnya katak inipun berhasil mendarat di tanah diatasnya. Dia kini bisa hidup bebas. Dia telah merdeka dari kungkungan lubang yang menyesakkan.

Katak ini sangat istimewa. Dia satu satunya yang berhasil keluar dari lubang yang sangat dalam itu.  Dan setelah diteliti apa kunci suksesnya ?  Ternyata kunci suksesnya adalah Tuli. Iya; katak ini tuli sehingga tidak bisa mendengar keluhan dari kawan kawannya. Dia tidak bisa mendengar nasehat negatif kawan kawannya. Dia tidak mendengar virus mematikan yang berupa kata kata yang dilontarkan dari teman temannya.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa memisahkan diri dari lingkunganya.  Kita punya teman, kita punya tetangga, kita punya kerabat dan keluarga. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kita harus berinteraksi dengan lingkungan.

Apalagi dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Kita betul betul tidak bisa terbebas dari interaksi lingkungan. Dengan social media seperti facebook dan  twitter kita bisa connect dengan banyak orang, bahkan dengan orang yang sebetulnya kita tidak kenal sekalipun.

Dengan connect ke banyak orang; silaturahmi dapat lebih gampang dilakukan. Banyak ilmu yang didapat; banyak pengalaman yang di sharing dan banyak motivasi yang diperolehnya.
Dampak buruk dari connect ke banyak orang adalah banyak informasi yang masuk yang sering membingungkan; karena informasi informasi itu saling berseberangan. Dampak buruk lainnya adalah banyaknya  kata kata yang datang kepada kita yang bisa meracuni kita. Banyak virus yang masuk ke diri kita yang dapat melemahkan kekuatan kita. Seperti cerita katak diatas. Banyak katak yang kehilangan motivasi karena nasehat teman temannya yang tidak menambah motivasi; malah membuat putus asa.

Lalu bagaimana agar virus dan dampak buruk connect ke lingkungan dapat di tangkal; dicegah dan dilumpuhkan ? Tentu kita tidak bisa menangkal virus itu. Kita hanya bisa melumpuhkan virus itu sehingga tidak sampai merusak diri kita.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan.

Pertama; Seperti halnya computer, virus itu bisa dilumpuhkan kalau computer itu di pasang anti virus. Punyakah kita anti virus itu ? Punyakah kita nilai nilai baik yang kita yakini ? Punyakah kita ajaran agama yang kita pegang teguh ? Mampukah nilai nilai dan ajaran agama itu menjadi prinsip hidup kita sehari hari ? Itulah anti virus yang dapat melumpuhkan setiap virus yang masuk. Banyak ajaran dan nilai nilai bagus yang kita tahu; namun pertanyaannya adalah apakah kita juga yakin dengan prinsip prinsip itu ?

Kedua; apakah anti virus yang terpasang itu selalu up date ? Kalau tidak selalu update maka virus dengan varian baru akan dapat masuk dan merusak sistem komputer  kita. Dengan perkembangan peradaban yang semakin maju; banyak sekali perubahan perubahan yang ditawarkan. Tidak jarang perubahan itu menyangkut nilai nilai. Bahkan saat ini sudah banyak hal jelek yang kelihatan bagus dan banyak hal bagus yang kelihatan jelek. Disini diperlukan anti virus yang mampu menangkap setiap ada perkembangan varian virus baru.

Agar anti virusnya selalu up date; maka pasanglah auto update. Punyakah kita auto update itu ? Seberapa sering anda datang ke pengajian atau kajian agama ? Seberapa sering anda membaca buku buku yang mengajarkan nilai nilai dan prinsip prinsip kebaikan ?

Ketiga; computer itu akan rawan terserang virus bila terconnect dengan media media yang banyak virusnya.  Wong kang sholeh kumpulono ( kumpullah bersama orang yang sholeh ) adalah petuah yang sangat bagus. Orang yang berkumpul dengan penjual minyak wangi akan ikut berbau wangi. Orang yang berkumpul dengan penjual tembakau akan ikut berbau tembakau.

Kumpul dengan orang orang yang sholeh tidak hanya tidak terserang virus namun bahkan bisa saling menguatkan; saling mensupport dan saling mendoakan. Orang yang baik adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Itulah prinsip mereka.



Keempat; focus dan memegang kerat cita cita/impian. Orang yang punya dan berkeinginan kuat untuk meraih impiannya mempunyai daya juang yang sangat tinggi. Keinginan menangnya mengalahkan rasa sakitnya. Keinginan untuk mencapai cita citanya mengalahkan rasa lelahnya. Bayangan keberhasilannya akan menulikan telinganya dari pengaruh pengaruh buruk lingkungannya.
 
Dalam era yang selalu terconnect ini. Bahkan teman saya mengatakan “isolated but connected” untuk menggambarkan bagaimana orang yang kelihatan tidak kemana mana namun sebetulnya dia terconnected melalui acara TV; koran; majalah maupun barang barang IT lainnya. Kita wajib membekali diri yang bisa menjadi anti virus bagi diri kita. Dengan demikian apapun yang dikatakan orang lain tidak serta merta mempengaruhi kita. Jangan pernah melakukan nasehat orang lain; kecuali yang kita setujui sesuai prinsip prinsip kita. Karena bukan yang memberi nasehat yang akan menanggung akibatnya; tapi diri kita sendiri; demikian sebuah petuah bagus.

Semoga menginspirasi …. ( 060213 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar